Langsung ke konten utama

Tentang Prinsip Kamu dan Aku



Saya tidak bingung mengapa saya ditempatkan di tempat itu, ketika berbagai gaya sudah saya jalani dan belum ada yang betul-betul klop, saya tidak merasa ini juga tempat yang tepat, karena tempat yang tepat adalah ketika kami semua berkumpul bersama.
Saya tidak terlalu bingung, apalagi kagum, dengan pemahaman dimana “Kalau kamu nggak peduli, kenapa saya harus peduli.” Juga tentang prinsip, “Kamu nggak mau bantu? Oke, saya bisa kerjakan sendiri.” Sama saja dengan konsep kami, bukan aku dan kamu, ada nggak adanya kamu, nggak masalah.
Mencapai suatu titik yang disebut kebenaran, katamu. Lalu kataku, apa kau sudah menemukan kebenaran itu? Sebab kalau ada banyak kebenaran, pastilah itu kebohongan. Kebenaran hanya satu, dan yang lainnya bohong. Kebohongan itu banyak, kalau semuanya bohong, berarti tidak ada kebenaran di sana.
Saya tidak bingung dengan konsep berpikir untuk mencapai suatu tujuan. Karena memang hidup itu harus ada tujuan yang ingin dicapai. Semisalnya saja tujuan untuk memperoleh keselamatan.
Mungkinkah ada banyak jalan menuju kepada kebenaran? Ada banyak jalan menuju neraka, tapi hanya ada satu jalan yang benar menuju surga. Karena jalan-jalan lain menyesatkan. Yang ada, hanya banyak cara bagaimana kembali menemukan jalan yang benar itu. Kamu lihat perbedaannya?
Kami sama-sama meiliki prinsip, pola pikir yang diasah sedemikian rupa, untuk mengubah kekerasan hati, tergantung, seberapa besar dan sering tekanan itu ada. Bagaimana seseorang membentuk logam yang begitu keras menjadi suatu bentuk yang bukan hanya indah, tapi fungsional, memiliki fungsi bagi penggunanya? Bukankah dengan menempa, memanaskannya dalam suhu yang sangat tinggi, kembali ditempa. Tapi ada masanya dicelupkan kedalam air yang dingin, air yang menyejukan. Semata-mata hanya untuk meredam setiap amarah yang menggebu, hanya untuk memulihkan kembali, hanya untuk memberi kekuatan bagi jiwa yang lesu.
Banyak hati yang akhirnya ditempa menjadi keras, tapi semakin keras suatu benda, semakin rapuh benda itu. Contohnya kaca. Bukan berarti dikatakan bahwa menjadi lembek itu baik, tapi menjadi kuat yang penting.
Setiap pengajaran yang mendatangkan kekuatan, setiap hal yang patut diperhatikan, setiap hal yang diamati untuk dipelajari, membuat seseorang beberapa langkah lebih maju, naik level. Tapi bagaimana seseorang melangkah maju yaitu dengan tidak lupa bagaimana menapakkan langkah pertamanya karena mereka yang berani melangkahkan kaki pertama kalinya adalah orang yang berani maju untuk mengambil resiko, ia tidak tahu di bagian mana ranjau diletakkan, hanya prediksi. Tapi mencoba memberi peluang 50%, ya atau tidak, daripada mereka yang tidak mencoba sama sekali, hanya ada kata tidak, 0%. Pikirkan, renungkan! Hanya mereka yang memiliki hikmat yang dapat mengerti setiap kata-kata yang mendatangkan keuntungan bagi dirinya.
ADIOS.





                

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and