Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Yang Jahat itu Waktu

Nggak tahu harus mulai darimana tapi memang banyak kisah yang akhirnya mendem di kepala dan jadi buah pikir yang tak jadi terlahir membentuk untaian kata membentuk kisah… Ahhh, bahasanya berat. Aku beneran bingung mau mulai dari mana. Aku senang, sekaligus sedih. Seperti biasa, karena ini blog yang bersifat personal, jadi nggak ada salahnya untuk cuap-cuap paw-paw disini sambil nangis Bombay kan… nggak, aku lagi nggak nangis sekarang. Sedih aja dengan sang waktu yang kejam. Waktu itu pernah ditanya, siapa yang paling kejam? WAKTU!!! Kenapa? Karena nggak bisa diputar ulang, entah terlepas dari adanya mesin waktu atau nggak, tapi apa yang terjadi yah sudah begitulah adanya. Tapi beneran deh, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jadi ceritanya kemarin itu pulang malam, memang karena miss communication sama beberapa pihak menyebabkan mama yang akhirnya menjemput di halte busway. Terus udah bête parah, tapi langsung terobati begitu ketemu dengan salah seorang sau

Kisah Refleksi Hari Ini

Sedang ingin mencoba mengetik post memakai hp adik. Nggak tahu hasilnya bakal rapi atau nggak kalau tampak komputer. Jadi ceritanya hari ini nggak kampus karena pas bangun udah merasa keganjalan yang terjadi di badan, tapi dipaksa harus bangun dari tempat tidur, karena kata mama, kalau sakit nggak boleh manja. Setelah antar kakak ke tempat penungguan bus, balik ke rumah buat gerus lemna terus diayak, aku udah berangkat ke rumah daddy buat jemput ibu. Tapi sebelum ke sana antar keponakan dulu. Ibu dan aku, mau refleksi. Gaya kan kita. Tiba di lokasi, ternyata enak juga tempatnya dan murah. Singkat cerita, direfleksi sama mbak2 yang ternyata masih 16 tahun. Bayangkan!!! Masih muda banget... dan aku merasa nggak bersyukur kalau aku ngeluh stress berat akut mengenai penelitian sementara ada orang yang nggak kalah pusing mengenai nasib dirinya. Errr... walau nasib itu jalan hidup yang katanya sih ditentukan Tuhan, tapi tetap merasa sedih aja sama mbak yang baru kerja 5 bulan di sa

Bosan Aku dengan Mainanku

Aku mencapai titik jenuh dan kebosanan, bosan pada mainan yang bahkan belum aku eksplorasi lebih lanjut. Bosan karena sebelum puas bermain aku sudah diwanti-wanti dengan kalimat, “Jangan main-main lagi.” Bosan karena melihat mainanku harus terdiam lebih dulu dibandingkan aku, karena dia terdiam lama setelah aku ajak bicara. Bosan karena tidak adanya tanggapan ketika aku ajak berkomunikasi. Bosan dengan semua yang dikatakan mainanku berulang kali, hal yang sama namun tak bisa melakukan hal yang senada dengan ucapannya. Bosan karena mainanku hanya monoton semata yang harus diperhatikan tanpa memperhatikan kembali, bosan karena tatapan mata hanya melulu aku yang menatap dirinya. Bosan karena setiap nafasnya hanya ketidaktahuan belaka bahwa mainanku itu disangka hidup padahal mati. Bosan karena ia tak menyadari waktunya yang singkat lalu habis binasa. Bosan karena keangkuhan mainanku yang tidak tahu diri. Bosan karena ia tak tahu menikmati bagaimana dimainkan. Bosan karena ia l

‘Manja’ is a Strong Word

‘Manja’ is a strong word. Sebenarnya judul ini diadaptasi dari kata-kata senior waktu dia berantem sama pacarnya (jadi ceritanya senior itu curhat) dan kata manjanya itu bukan manja, tapi sesuatu kata yang kasar. Jadi ceritanya hari Jumat itu ada ‘quality time’ antara aku, temanku, dan seseorang. Karena aku ini emang udah jarang banget jalan, nggak sering tahu jalan, kemana-mana emang kerjaannya diantar (kalau pergi jarak jauh), dan kebiasan tidur selama perjalanan entah itu di bus, kereta, mobil, pesawat, kapal laut, dan (kadang) motor sekalipun. Inilah yang menjadi penyebab aku ‘gagap jalan’, ‘peta buta’, dll. Dan ada satu percakapan kilat yang buat aku sedikit tersentak “Kamu nggak tahu jalan? Kamu manja yah, jalannya ke mall terus sih…” Gleg… aku sedikit kaget. Terus aku tanya ke saudara aku, “Emang aku ini manja yah?” “Siapa Le yang bilang?” “Ya adalah seseorang?” “Orang yang bilang kamu manja berarti nggak kenal kamu. Dia ngomong begitu karena dia nggak kena