Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Di-Reset

Setelah berimajinasi sejenak, aku memikirkan tentang waktu. Terkadang ketika manusia ingin mencoba sesuatu yang baru karena keingintahuannya dapat mengakibatkan dua hal. Pertama, keadaan akan membaik. Kedua, keadaan akan menjadi buruk. Kedua hal ini dapat bertukaran suatu saat nanti. Ketika sesuatu menjadi baik, kemudian manusia lupa akan kesulitan yang lalu, lupa bersyukur. Ketika keadaan menjadi buruk, manusia akan mengeluh dan mengatakan bahwa masa lalu lebih baik, lalu menyesal. Setelah menyesal, lalu apa yang akan dilakukannya? Manusia, tentu saja, tak dapat memutar ulang kembali waktu yang telah lalu. Mereka tak dapat mengulangi untuk memperbaiki tindakan dari permasalahan apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Tapi menurut pendapatku, manusia bisa saja memperbaikinya. Ada dua cara. Pertama, memperbaiki apa yang salah dalam dirinya, lalu hubungannya dengan sesama dan lingkungan, dan berubah menjadi lebih baik. Cara pertama ini memang sulit dilakukan. Butuh tenaga e

Sahabat itu...

Waktu itu aku sedang berkomunikasi dengan seorang teman melalui sms. Kita membicarakan mengenai tingkatan hubungan dalan kehidupan ini. mulai dari lumut, tahu, kenalan, teman, sampai sahabat. Saat temanku bertanya tentang siapa dia, apakah sudah sampai tahap sahabat, aku bingung mau menjawabnya apa. Masalahnya kalau menjawab tidak, tak enak nantinya, kalau menjawab iya, erggg... Gini, sahabat itu dalam konteks biasa memang teman deket, sering bareng-bareng, kemana-mana bareng, ikut acara bareng, nyusun jadwal bareng, pokoknya menempatkan waktu dan kegiatan bersama-sama. Bukan hanya itu saja, jadi tempat curhat, sharing masalah, berbagi cerita, suka dan duka. Tapi... Bagiku, bukan sekedar itu saja. Kalau konteksnya itu, sahabat bisa jadi siapa saja, dengan sogokan uang mungkin, mungkin loh, akan bisa mendapat ‘sahabat’ dalam definisi itu. Sahabat itu adalah orang yang selalu ada 24 jam/ 7 hari. Sahabat itu adalah orang yang selalu bisa dicurhatin, nggak akan ngeluh tentang

Perihal : Handphone

Mungkin bagi sebagian orang ini hanya sebuah kebetulan. Lagi-lagi sebuah kebetulan, keberuntungan orang menyebutnya. Kalau begitu, aku adalah orang yang beruntung yah. Sebuah kisah kecil, sebuah pengalaman yang hanya bisa aku ceritakan, entah percaya atau tidak. Sore itu, setelah berbincang sebentar dengan teman untuk mengurusi beberapa permasalahan yang syukurnya bisa terselesaikan sore itu juga, aku akhirnya pulang karena masih dalam masa-masa UAS dan besok masih ada mata kuliah yang diujikan dan aku harus mempersiapkannya. Setelah berjalan dari kantin menuju halte, dari halte naik bus, turun bus menuju tempat aku menetap selama aku berkuliah, akhirnya aku dapat mendaratkan pantatku di kursi belajar yang biasa aku duduki. ‘Ngadem’ sebentar lalu aku berganti pakaian. Aku merogoh-rogoh ke dalam tas bagian depan untuk mencari handphone-ku. Aku sering menggenggamnya dan bila tidak diperlukan, maka handphone itu akan aku masukan ke dalam tas bagian depan. Aneh, aku sudah menc

Pengalaman Sehari

Banyak permintaan untuk menambah tulisan baru di blog ini. aku juga sangat  menginginkan yang sama. Entahlah itu tugas tiada henti serta ujian yang harus dihadapi, semua seolah membuat aku harus rehat sejenak untuk menulis. Fiuh, disela waktu malam, selagi menunggu poster yang harus di save lama sekali, sudah kurang lebih dua jam aku menunggu, jadi aku memutuskan untuk menulis ala kadarnya, yang penting menulis. Banyak sekali kejadian yang seolah terlewat dan yang awalanya ingin diulas panjang lebar di sini malah tertunda yang hanya meninggalkan samar-samar ingatan tentang apa saja yang ingin diutarakan. Yang aku ingat, waktu itu tanggal 2 Mei 2012. Aku harus menghadiri suatu acara penting di Jakarta. Aku langsung menuju stasiun KRL dan menempuh jarak dan waktu yang cukup singkat untuk menuju Jakarta dari Depok. Setelah usai dengan acara yang sangat menarik dan berkesan itu, aku yang tadinya mau pagi-pagi kembali ke Depok karena keesokannya masih harus menjalani perkuliah

SeNaMPeTeeN

SeNaMPeTeeN disingkat menjadi SNMPTN. Kamu tahu apa artinya itu? Kamu pasti akan menjawab, “Itu loh tes masuk ke perguruan negeri seluruh Indonesia yang dilaksanakan secara serempak.” Oke, nggak salah. Ada juga yang bilang, “SNMPTN singkatan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.” Nggak salah juga. Tapi menurut versi saya, SNMPTN adalah SeNam otak saMpai Pegal Tiada ampuN. (singkatan alay dan dibuat sendiri). Kalau kamu keburu males karena merasa tulisannya alay, silahkan tutup blog ini atau baca artikel lain. Hehe. Maksud saya di sini bukan mau mengalay, tapi ingin memberitahukan pada kamu yang stress berat karena mikirin, “Ya ampun, tes masuk ini nentuin hidup mati gue! Nentuin masa depan gue!” Oke, kamu lebay dan kamu adalah mereka-mereka calon depresi tingkat akut, calon bunuh diri masal setelah lihat pengumuman (ekstrim). Kenyataannya, SNMPTN memang menyeramkan! Ya, tapi kalau kamu membayangkan hal itu menyeramkan. Bagi pemula, itu biasa. Saya bu