Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

You Know by Do It

Aku mau share sedikit. Aku kepikiran tentang membuat kue beberapa hari yang lalu. Awalnya, aku tahu aku nggak bisa bikin kue, sampai akhirnya, aku mencoba untuk buat kue sendiri. Dari kue kukus sampai akhirnya kue panggang karena dapat hibah-an oven, beberapa kali sering gagal, entah itu bantet, nggak ngembang, gosong, atau bagian tengah masih basah sementara pinggirnya sudah terlalu kering. Aku mencari apa-apa saja kesalahan yang membuat kue ini nggak sempurna. Dari info yang aku dapat, entahkah membaca, bertanya, sampai melihat prakteknya langsung pada pakarnya, akhirnya aku mendapati beberapa hal sepele yang ternyata penting. Telur tidak boleh langsung digunakan ketika keluar dari kulkas, rendam dalam air biasa dahulu, kalau nggak, kuenya nggak ngembang. Wadah tidak boleh basah dengan air, terutama putih telur yang mau dikocok, jika wadahnya basah, putih telur tidak akan mengembang. Alat panggang harus dipanaskan hingga mencapai suhu yang diinginkan baru adonan d

Idealis Penyelaras

Tipe Idealis Penyelaras  dikenali dari kepribadiannya yang kompleks dan memiliki begitu banyak pemikiran dan perasaan. Mereka orang-orang yang pada dasarnya bersifat hangat dan penuh pengertian. Tipe Idealis Penyelaras berharap banyak pada diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka memiliki pemahaman yang kuat tentang sifat-sifat manusia dan seringnya menilai karakter dengan sangat baik. Namun mereka lebih sering menyimpan perasaan dan hanya mencurahkan pemikiran serta perasaan mereka kepada sedikit orang yang mereka percaya. Mereka sangat terluka jika ditolak atau dikritik. Tipe Idealis Penyelaras menganggap konflik sebagai situasi yang tidak menyenangkan dan lebih menyukai hubungan harmonis. Namun demikian, jika pencapaian sebuah target tertentu sangat penting bagi mereka, mereka dapat dengan berani mengerahkan seluruh tekad mereka hingga cenderung keras kepala.  Tipe Idealis Penyelaras memiliki fantasi yang hidup, intuisi yang nyaris seperti mampu membaca masa depan, dan seringkali

Karena Melo di Awal

Di saat melankolis kaya begini, biasa ide jadi lebih banyak mengalir. Tadi sore aku coba tes psikologi online yang gratis dan cukup terkejut (lebay) karena mendapatkan hasil aku ini melankolis, padahal beberapa kali sebelumnya tes, kalau nggak sanguine yah koleris. Ceriwis begini, terus suka mendominasi, sangat jauh dari plegmatis yang lebih pendiam. Dulu aku sempat berpikir aku ini melankolis karena suka dengar music POP yang slow dan membahas mengenai cinta. Gile yeh, anak SD kelakuan udah kaya ABG aja, sepertinya memang aku gede sebelum waktunya, haha. Bukan jadi kebawa melo sih sekarang. Dari hasil itu cukup kaget aja ternyata efeknya langsung dirasakan, bahwa hari ini aku mewek jelek. Aku teringat beberapa diskusi unik akhir-akhir ini. Waktu itu adik aku nanya, apakah aku dulu juga seperti mereka, nangis-nangis gitu? Aku jawab, ya dong, ga mungkin dari lahir aku udah kaya gini. Kemudian yang terekam di memori aku adalah bahwa adik aku nanya apa aku lahir dalam kea

Kalau keputusan Tuhan mutlak, mengapa harus dipertanyakan?

Banyak orang suka berkomentar ini dan itu mengenai orang lain. “Pemimpin apaan, begitu kok nggak bisa!” “Ah, managerku gitu, nggak ada apa-apanya!” Lantas, pertanyaan saya, kenapa bukan kamu yang jadi manager kalau kamu lebih baik dari dia? Apa benar unsur politik? Atau memang kamu harus akui bahwa ia memang sebenarnya layak di posisi itu dan bukan kamu? Tapi kamu malu mengakuinya. Atau, mengapa hanya ada satu manager untuk memimpin 100 pekerja, bukan 100 manager memimpin 1 pekerja? Pasti ada hal yang dilihat oleh pemilik perusahaan dalam diri manager (ini di perusahaan yang benar) yang kamu nggak punya dan itulah yang menjadi nilai jual si manager itu. Nggak semua orang mau lelah-lelah membentuk pola pikir dan kebiasaan hidup yang tepat dan benar. Rasanya saya sudah hebat dan sempurna! Semakin saya tahu banyak, semakin saya tahu bahwa saya belum tahu banyak. Seandainya saya tahu banyak bahwa scoop hidup luas dan saya baru hanya memenuhinya seperseratus dari ‘kot

Random Aja

Hari ini bisa jadi hari kemarin, karena esok bisa jadi hari ini … Lucu, dari sebegitu banyaknya aku berinteraksi dengan orang lain, entah mengapa belum banyak juga yang bisa kupahami sebagai suatu pola. Sebenarnya apa yang ingin dilakukan? Entahkah setiap pribadi ingin dimengerti karena kadang pun diriku sendiri ingin bisa dimengerti tapi nggak punya kesempatan lagi di akhir ini, dan aku bersyukur karena itu. Sampai saat ini, ketika blog ini sepi, aku sadar bahwa waktu tak banyak lagi untuk mengetik bagi diriku sendiri, untuk sedikit merenungkan bagaimana kebaikan BAPA, karena terlalu sibuk mengurusi pribadi lepas pribadi yang sebenarnya tidak pernah minta dan tidak mau aku urusin. Terlepas dari soal jabatan atau tidak, aku peduli karena mereka berharga di mata DIA. Lalu apakah ada salahnya?  Aku pernah bilang pada diriku sendiri untuk berhenti peduli, tapi nggak bisa. Seolah berhenti peduli artinya merelakan orang itu untuk berjalan sendiri, seolah meninggalkan mereka dan