Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Dunia kerja itu jahat banget! Mulutmu!

Dunia kerja itu jahat banget! Mulutmu! Dan aku males banget dengernya, bagaimana bawahan mencibir atasannya. Okelah kalau keterlaluan dan salah atasannya, terus segen buat ngomong, buat curahan hati jadi demikian. Tapi nggak perlu diiringi dengan melakukan kesalahan yang disengaja, ditambah lagi dengan omelan yang datang dari kelalaian diri sendiri, sadar diri aja dong! Seandainya saya mata-mata, habis sudah semua anak-anak ini, yang entah mengapa, oknumnya adalah laki-laki. Ilfeel banget! Mana kelelakianmu? Kenapa harus bicara di belakang pemimpinmu? Lantas, mungkin saja suatu saat nanti akan ada masa giliranku yang diomongin. Duh, duh, duh. Budaya bangsaku, berubahlah oleh pembaharuan budi, namun oleh siapa? Itu yang tak terpahami. Kalau sibuk karena kerja, sibuk dengan kewajaran, wajar nggak sih? enakan gabut atau dibayar karena qualified ? Oke, ada yang protes nih, aku seenaknya ngomong gini padahal belum tahu apa-apa. Iya, aku idealis, sampai nanti juga tetap idealis kok,

Setelah Seminggu Lagi Baru Nulis

Udah seminggu lagi aja yah, berlalu dengan cepat. Setelah direnungkan, mau dibawa kemana hidup ini? Aku mau curhat, nggak curhat juga sih, cuma komentar nggak penting karena toh ini juga nggak dibaca, kan? Sedikit sedih melihat umur, sebenarnya biasa aja sih. Cuma desakan dari orang sekitar. Aku sebel banget kalau ada yang bahas soal pernikahan mengenai aku. Padahal, please banget, nikah itu sesuatu yang pasti, nggak tahu kapan, calonnya siapa, itu nanti. Yang pasti aku akan inget untuk nikah. Nikah kan bukan mainan yang hari ini happy , besok bosen bisa ninggalin, kaya mainan. Nikah itu bukan asal ambil calon karena tampilan luarnya oke, karena packaging nya kelihatan mewah, nikah bukanlah sesederhana itu…juga bukan seruwet yang dibayangkan. Slow aja, ikutin dulu kondisi yang ada sekarang. Aku masih muda, masih pingin lanjutin sekolah sampai entah es berapa, es teler kali yah…pikiran tentang membangun rumah tangga sekarang? Nggak dulu, aku ngomong ini dengan sungguh. Soal

The New Mr. Mochi

Berhubung lagi WA-an sama orang yang bersangkutan, membangkitkan kembali ingatan dan semangat aku buat nulis review ini yang sebenarnya udah mau aku tulis dari beberapa hari yang lalu, tapi nggak tahu gimana memulainya. Well , yah, jadi temen aku ini baru kenal di SMA pas semester berapa entah. Katakan Mr. Mochi. Mr. Mochi ini ternyata udah tahu aku itu orangnya yang mana karena aku temenan sama temennya dia, walaupun kita semua satu kelas. Tapi emang aku susah banget hafal nama orang, baru bisa hafal dua bulan, pas kuliah baru bisa hafal satu semester. Semester pertama adalah semester ansos dimana sehari itu aku bisa sempet-sempetin balik kosan buat mandi, bahkan rekor mandi sehari 5 kali. Hebat kan? Waktu MPKT ditanya hobi apa, aku jawab aja, mandi. Mana ini pengalaman pertama nge-kost, jauh dari ortu, nggak bisa masak, nggak bisa nyuci, nggak bisa nyetrika, sapu-ngepel ngasal, nggak pernah kerja di rumah, nggak pernah keluar malam sendiri, makan selalu ada yang masakin dan

Gawe (?)

Yep, setiap kali ada info yang aku tahu tentang temen yang udah dapet kerja, rasanya gimana gitu. Minder (?) Mungkin aku pernah bilang kalau senior aku yang lama dapat kerjaan karena terlalu picky . Well, I am that ‘picky one’, too. Setelah menjalani interview yang nggak tahu berapa banyak, ada beberapa pertimbangan yang bikin aku nggak jadi di job itu. 1.     Nggak sesuai background pendidikan, melenceng ke akutansi dan marketing. Walau gaji ditawarkan cukup besar, sesuai dengan apa yang aku ajukan, tapi berhubung orangtua nggak setuju, malah dimarahin karena lamar kerjaan yang aneh-aneh, jadi fix , nggak jadi. 2.     Kejauhan, seperti di pedalaman Bogor sana. Interview gagal lantaran lamar jadi QC, ditempatin di international marketing, aku tolak. Sip. Pulang setelah nyari alamat jauh dan jalan rusak selama 2,5 jam hasilnya nihil. 3.     Kejauhan di Serpong dengan salary kecil. Sebenarnya ngajar jadi guru itu nggak terlalu disetujui karena mungkin ter mind set oleh