Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Dua Status

Kalau kata salah satu temen aku, “Kalau punya pacar, nggak usah di publish lah, jadi kalau putus ga rempong.” Terus kata temen aku yang lain, “Akan sulit mengalami pertumbuhan rohani yang sehat ketika menjalani HTS, Backstreet , dsb even dengan alasan yang terlihat sangat rohani , that’s truth !” Berdasarkan dua pernyataan yang sangat bertolak belakang ini, dari dua orang yang dulunya selek, sekarang udah baikan, meskipun salah satunya tidak merasa berantem *tepok jidat*, nah ini dia komentar aku sebagai…korban. Mereka ini kan pasang status, terus muncul gitu di recent updates . Statusnya ditulis saat insiden itu . Masalahnya adalah, emang iya sih enak kalau HTS, putus, nggak usah rempong deklarasi ke temen-temen atau menjelaskan ke orangtua kalau udah nggak sama dia lagi. Tapi…masa sih pacaran tujuannya buat putus diem-diem, yang ada juga harapannya langgeng adem ayem sentosa sampai naik pelaminan. Jadi kalau disuruh backstreet, BIG NO NO PAKE BANGET! Aku juga lagian ng

Si Merah

Mungkin ini aneh, tapi aku beberapa kali menamakan barang yang aku punya, contohnya Lepy, laptop pertama yang sekarang sudah mati. Kemudian sempat memilik waktu bersama Hepy, laptop pinjaman selama satu semester. Ketika uang sudah cukup terkumpul, barulah Iony hadir menemani hari-hari menulis menjadi cerah kembali. Benda berikutnya yaitu mengenai si Merah, motor yang sudah menemaniku sejak umur 17 tahun hingga sekarang. Kalau temenku menamakan motor mereka ‘Gerard’ dan ‘Pervita’, aku menamakan ‘Merah’, karena warnanya yang merah dan gantungan kuncinya berwarna merah. Panggilannya juga sudah akrab di telinga karena mama yang mencetuskan ide tersebut lahir. Lebih banyaknya, walau motor ini dipakai secara massal, tapi yang paling sering yah aku. Merah ini sudah menemani sejak SMA, seperti yang aku katakan sebelumnya. Jadi aku punya KTP dan SIM dulu, baru aku beranikan diri mengendarai Merah menuju SMAN JUPAN tercinta. Banyak kenangan yang dialami. Contohnya, aku pernah kecelakaan sa

GENG BURJO

Karena ada salah satu mata kuliah yang awalnya terasa rempong banget, tapi berakhir mulus, berakhir dengan maaf dan memaafkan sampai aku juga sudah lupa(kan) kesalahan dan kekesalan yang terjadi. Toh semua juga sudah berlalu, walau bersikap apatis tingkat akut, well , masih ada satu hal yang aku sukai dari perjalanan kisah mata kuliah ini. Jadi pertama kali itu, dibentuk kelompok yang random . Awalnya, aku sendiri sama kelompok cowok-cowok itu. Pas lihat anggotanya, emang sih niat awalnya mau sama kelompok ini, eh kesampe-an. Terus ditambah dua cewek lainnya sehingga kelompok ini nggak suram-suram amet. Pas pertama diskusi kelompok, tentu aja canggung gitu kan, masih pada kaku. Terus pas sesi diskusi selesai, tibalah giliran sesi perform yang menguras ide, waktu, dan tenaga. Yang jadi masalah di sini, banyak kepala berarti banyak ide dan kelompok kami ini memang unik banget. Di saat yang lain menyajikan sesuatu yang serius, mengharukan, dan penuh cinta, kelompok kita lebih ba

BINGUNG dan TERSERAH

Kata itu lagi. Sebal juga kalau denger kata ‘Bingung’ dan ‘Terserah’. Seolah nggak punya kepastian, nggak punya ketegasan, nggak bisa mengambil keputusan, dan tidak punya tujuan hidup. Kalau kata dosen yang pernah mengajar, bingung itu adalah bagian dari proses belajar. Oke, bisa ditolerir kalau itu di bangku akademik, bagaimana memikirkan suatu rumus atau mekanisme suatu reaksi kimia (dimanapun berada, baik di luar maupun di dalam tubuh). Tapi kalau mengenai apa yang akan dipakai, apa yang akan dimakan, kenapa harus bingung? Kenapa nggak jawab, “Sedang dipikirkan” atau “Mari temukan cara lain”. Sebenarnya, sayapun belum mengetahui bagaimana penempatan kata bingung dan terserah boleh diucapkan. Tapi, please deh, kalau kamu sebagai lelaki, sebagai orang yang seharusnya dapat mengambil keputusan sesuai tugas dan tanggung jawabmu, lakukan dong. Kebayang kalau seorang presiden ditanya, “Pak, daerah ini membutuhkan bantuan ini, dengan biaya sebesar ini. Bagaimana keputusan bapak?”

Disleksia

Seringkali aku disebut-sebut disleksia oleh beberapa teman karena suka kebolak-baliik kalau ngomong. Tapi karena itu terdengar bercandaan, jadi aku abaikan begitu saja. Namun, beberapa kali ini aku perhatikan mama, kok dia mirip aku yah, suka kebolak-balik dan mengucapkan kata nggak lengkap gitu. Apa iya mama disleksia juga? Kalau iya, apa penyakit itu menurun? Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- ("kesulitan untuk") dan λέξις lexis ("huruf" atau "leksikal"). Ada dua tipe disleksia, yaitu   developmental dyslexsia   (bawaan sejak lahir) dan   aquired dyslexsia   (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia   diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa   penelitian   menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada   otak . Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda aw

Just Another Birthday

Sixteen finds me Blowing out candles and making wishes And all around me Is everyone but the one I'm wishing for And he sent me flowers And gift-wrapped excuses From a daddy whose daughter Wants to see him again And I know, I know It's just another birthday But I guess I thought This would be the one When he would call me, see me Hold me and free me But it's just another birthday And I'll be fine I'll be fine Nineteen finds me And I'm wild-eyed and wide open I gave myself away to love But backseat promises fade like a mist I'm screaming at the midnight air Everyone hears me but I don't care My heart's clenched just like a fist 'Cause, people, I didn't ask for any of this And I know, I know It's just another birthday But I guess I thought This would be the one When he would call me, see me Hold me and free me But it's just another birthday And I'm not fine I'm not fine In the company of strangers In a cold and sterile room All

Asal Mula Makan Saat Pelajaran di Kelas

Kalau post sebelumnya tentang masa SMA, ini tentang masa SMP. Nggak, aku nggak nakal kok pas SMP, anak baik, anak teladan, dan anak teladan yang baik itu selalu mendapat dukungan dan keuntungan dari berbagai pihak yang berkuasa seperti guru, kepala sekolah, dan orangtua murid yang lain. ( Ugh, lebay ). Intinya di sini sih , lebih ke guru. Ceritanya itu, kan aku suka banget kelaperan pas di kelas. Pas SMP kan masa Puber, jadi hormon bekerja ekstra buat masa pertumbuhan, jadi banyak makan, tapi  nggak gendut, karena aktivitas di SMP itu banyak, salah duanya seni (teater) dan olahraga (basket), dan aku suka banget keduanya! Karena mama tahu aku ini dalam masa pertumbuhan, aku selalu dibawain dua bekal. Satu berupa roti atau biskuit, tapi seringnya roti yang dibeli pas abangnya lewat, roti merk Indah Bakery . Biasanya rasa coklat keju dalam, soalnya enak banget dan makannya gampang, nggak belepotan. Kalau di luar, ditaburin di atasnya gitu, suka berceceran dan nempel di plastiknya

Tentang Pak Mah

Kalau ngomongin tentang SMA tercinta karena cuma pernah bersekolah di satu SMA yang sama dan nggak pindah-pindah, makanya nggak ada pilihan lain buat menyukai SMA selain SMAN Jupan Yahud . Jadi kali ini mau berkisah tentang salah satu guru yang paling ajaib, errr, unik… Waktu itu semester 5, udah kelas 3 SMA, kelas XII, bentar lagi lulus. Bagaimana membuat masa-masa SMA berkesan? Silahkan buat kesan itu sendiri , kan ?! Pas pelajaran fisika, gurunya itu, sebutlah Pak Mah. Dia ini guru yang pinter, tapi sayangnya suka malu kalau berada di kerumunan siswa yang melihat dia mengajar dengan muka polos, karena kalaupun ilmu yang diajarkan salah, toh nggak ada siswa yang protes. Karena waktu itu duduk paling belakang lantaran udah tahu kebiasaan Pak Mah yang suka lihat bukunya atau ngobrol sama papan tulis, alhasil niat belajar turun drastis. Jadi apa yang dilakukan oleh siswa yang duduk paling belakang? Sudah tentu tidak memperhatikan guru. Nah, aku itu punya kebiasaan sejak SMP

DAMAI ITU INDAH

Jadi ceritanya itu habis berdamai dengan seseorang, walaupun sebenarnya nggak ada pernyataan tentang perang terbuka, damai yang dimaksud di sini, baikan. Ngomong-ngomong soal damai, ada sedikit harapan aku buat bangsa Indonesia ini. Melihat dari carut-marutnya kancah kampanye politik yang kian kusut, membuat aku sedikit gerah. Ini apaan sih, berita nggak ada kejelasan faktanya, nggak ada video rekaman atau suara yang menguatkan isu-isu politik yang ada, mulai dari calon pemimpin yang katanya cuma boneka, dan yang satunya lagi si ‘Penghilang Jejak’, tapi isu-isu diadopsi sebagai sebuah fakta yang diyakini kebenarannya, aneh! Well , mari kita lihat ke masyarakatnya. Apakah masyarakat Indonesia sudah layak jadi masyarakat? Sudah layak hidup sebagai manusia? Atau masih seperti hewan?! Contoh konkrit. Masih ada tuh korupsi, pembunuhan karena masalah sepele kaya ditolak cintanya, ada juga pemerkosaan ayah kepada anak (kan gila!), pencurian dan perampokan demi uang untuk membeli nar

10 Physical Signs That Someone Is Lying To You

How do you spot a liar if their pants are not on fire? No one likes being lied to. Wouldn’t it be excellent to be able to just smell a lie as it comes out of someone’s lying mouth? Yes, if you’re kind of paranoid and think everyone is lying to you. Lie detection is not at perfect art. Experts have managed to pin down some signals of dishonestly, but even the most technologically up to date polygraph can be deceived by skilled fibbers. Since you’re likely not a forensic specialist dealing with a sociopath and just want to know if your friends and family are pulling fast ones on you, here are 10 physical clues that indicate someone is lying to you: It’s all in the eyes.  Either too much or too little eye contact. Liars  typically avoid eye contact,  but if you feel like they’re creepily staring you down, “they may be working hard at lying” and are checking to see if you bought their lie. Smiling Faces tell lies and I’ve got proof .  Liars employ fake smiles,  learning to tell th