Langsung ke konten utama

GENG BURJO

Karena ada salah satu mata kuliah yang awalnya terasa rempong banget, tapi berakhir mulus, berakhir dengan maaf dan memaafkan sampai aku juga sudah lupa(kan) kesalahan dan kekesalan yang terjadi. Toh semua juga sudah berlalu, walau bersikap apatis tingkat akut, well, masih ada satu hal yang aku sukai dari perjalanan kisah mata kuliah ini.
Jadi pertama kali itu, dibentuk kelompok yang random. Awalnya, aku sendiri sama kelompok cowok-cowok itu. Pas lihat anggotanya, emang sih niat awalnya mau sama kelompok ini, eh kesampe-an. Terus ditambah dua cewek lainnya sehingga kelompok ini nggak suram-suram amet.
Pas pertama diskusi kelompok, tentu aja canggung gitu kan, masih pada kaku. Terus pas sesi diskusi selesai, tibalah giliran sesi perform yang menguras ide, waktu, dan tenaga.
Yang jadi masalah di sini, banyak kepala berarti banyak ide dan kelompok kami ini memang unik banget. Di saat yang lain menyajikan sesuatu yang serius, mengharukan, dan penuh cinta, kelompok kita lebih banyak guyonnya, dan aku suka itu. Dibawa santai aja.
Awalnya kaget, orang-orang di kelompok ini tergolong pintar-pintar, berwajah serius, kaya kutu buku. Yang lainnya malah terlihat galak. Tapi aku sudah salah besar di awal penilaian.
Kalau nggak ada kesempatan ini, aku nggak akan kenal sama kelompok gokil yang kita kasih nama, “GENG BURJO” dengan slogan, “Geng Burjo, tak lekang oleh waktu.” Slogannya sih salah satu temanku yang bukan anggota kelompok yang buat, tapi ini oke juga.
Geng burjo itu dari kata bubur kacang ijo, jadi kita sering nongkrong di warung burjo baru di deket kosan, jadinya nama yang terlintas yah itu aja. Terus ada gerakannya, yaitu kumis Hitler. Tahu kan kumis Hitler itu unik secuil di bawah hidung di atas bibir? Nah, tempelkan kedua jari yang terdiri dari telunjuk dan jari tengah, terus bilang, “Salam Burjo!” sambil angkat tangan tinggi-tinggi.
Kalau nggak ada kesempatan ini, aku nggak akan tahu kalau ketua Geng Burjo bakalan punya ide yang luar biasa dan bisa mengatur kami, anggotanya, dengan baik. Dia punya pemikiran dua langkah di depan kami, disaat kami masih berpikir di tempat. Juga ternyata orangnya asik banget diajak ngobrol dan nggak sekaku yang dikira. Dia mau aja pose aneh-aneh.
Juga ada cowok tinggi berkacamata, dia ini tampangnya aja serius, tapi kata-katanya lucu juga. Terus jago banget ekspresi orang jahat. Ya ampun, ngakak banget kalau lihat muka dia berakting. Satu lagi kesalahan menganggap dia ini orang yang kaku di awal perkenalan. Benar-benar menyenangkan.
Ada juga cowok tinggi tanpa kacamata yang sering berjaket. Kalau terlihat dia itu agamais banget, walau emang iya, tapi dia memiliki toleransi yang tinggi juga, siap sedia membantu, dan serius. Dia ini yang sering ingetin untuk latihan dan selalu semangat kalau latihannya diulang soalnya dia dapet peran nge-bully­ temen kita, jadi dia seneng banget (kayanya itu alasannya). J
Ada juga cowok pendek yang berkacamata bukan batak. Dia ini sempet marah karena disuruh aneh-aneh, tapi akhirnya dia tetap mau melakukan sesuai script yang sudah dibuat ketua. Dia ini juga yang ternyata kepo dan mau diajak ngobrol banyak, nggak seperti kebanyakan cowok yang cuek, setidaknya dia ini peka akan berita baru yang fresh dan kita cocok kalau ngomong soal daerah Cengkareng. Dia ini icon favorit sebagai ‘Salam Burjo of The Year’.
Cowok terakhir itu berkacamata, pendek (sori) dan batak. Dia ini emang nyebelin, sering selek gara-gara suka kasar (logatnya sih sebenarnya, tapi aku nggak bisa dibentak-bentak walau menurut dia sih itu sudah suara dan nada standar kalau ngomong). Masa dia sekelompok aku terus, di praktikum SKO, metabol, terus sekelas Termal, tapi tetep aja kita nggak akur. Dia ini paling sering aku godain parah, dulu, dulu loh. Sekarang sudah tobat, soalnya orangnya bakalan menjauh pergi kabur gitu kalau digodain, jadi aku angkat tangan dan mundur tiga langkah kebelakang. Sori. Tapi no hard feeling, seperti dosen pembimbingku bilang. Semoga kita bisa temenan yah. Soalnya kalau ditanya, jawabnya, biasa aja, terserah, nggak tahu. Kan, nyebelin. Oh yah, aku baru ngerti kenapa kokoku marah kalau aku jawab “biasa aja” terus kalau ditanya, ternyata aku bakalan sama nyebelinnya kaya orang ini. Well, aku ngurangin intensitas untuk care dan kepo tentang orang ini, tapi setidaknya hubungan orang ini dan temenku sudah membaik, walaupun dia sama sekali tidak peka dan tidak merasa.
Cewek pertama ini juga batak, suaranya bagus, pemilihan backsound-nya juga bagus. Dia ini baru fashion. Ngomong-ngomong soal fashion, kan dosen aku itu pernah bilang aku ini fashion, menurut aku itu kurang tepat. Secara, rambut aku aja sering acak-acakan ke kampus (karena faktor sisir di kosan dan rambut aku sedikit gelombang, jadi yah keluar-keluar gitu), terus pake baju seadanya (yang ada di kosan, seringnya kaos oblong aja, tapi berhubung kelas ini special, jadinya aku lebih sering pakai kemeja rapi akhir-akhir ini), tas yang udah mau robek, jam tangan plastik sejak SMA (soalnya kalau yang logam, gatel dan alergi), nggak pakai make-up (bahkan pelembab atau bedak sekalipun), wajah sering minyakan, jerawat pula. Emang sih itu pilihan aku kalau tampil ke kampus, sekali lagi karena nggak ada yang jadi gebetan (kecuali ketemu dosen-dosen tertentu, khususnya dosen pembimbing, tampil dengan cantik dan berusaha nggak malu-malu-in).
Lanjut ke cewek terakhir, dia ini temen aku, temen se-geng dalam kehidupan sehari-hari juga. Sebenarnya dia ini orang yang agak absurd. Absurd karena sering nggak jelas sama hubungan asmaranya, sempet negur aku karena sering jodohin dia (aku emang punya kebiasaan nyomblangin orang walau belum pernah ada yang berhasil). Yang aku senang karena dia ini mau terbuka dan cerita beberapa hal yang cukup private, dan aku senang karena dia mau berbagi cerita. Pernah aku kentutin pas tidur siang bareng di kosan, terus dia kaget pas bangun karena lihat muka aku yang lebar. Paling nggak emosional, walau suka moody juga. Yah, biasalah, cewek.
Yah, pokoknya aku senang dengan GENG BURJO yang unik ini, akhirnya kita bisa tampil kompak dan bagus. Bukan karena dipuji dosen itu aku senang, tapi aku senang karena punya kesempatan untuk mengenal mereka walau nggak dalem-dalem amet, yang jelas aku sudah bisa menyebarkan virus ‘Salam Burjo’ dan mereka menerima dengan senang hati.


SALAM BURJO, TAK LEKANG OLEH WAKTU.
-GENG BURJO-

ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and