Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

The words to say

Memang pertanyaannya jadi melankolis dan berlanjut pada sarkasme. Cinta adalah kata yang paling mudah diucapkan dan hal paling sulit untuk dilakukan. Aku melihat banyak orang mengatakan, “Ya, aku cinta kamu.” Tapi pada kenyataannya orang tersebutlah yang paling banyak memberi luka. Aku jadi bertanya, “Benarkah?” Beranjak dari pengalaman, baik diri sendiri maupun fakta yang pernah aku ketahui, bahwa satu cinta yang murni adalah… MELAKUKAN YANG TERBAIK SEBELUM HAL TERBURUK TERJADI. Suatu ketika, Seseorang tahu bahwa akan terjadi hal terburuk, bukan hanya sepanjang hidupnya, tapi selama sejarah manusia, Dialah yang menanggung mimpi paling buruk yang bisa dibayangkan untuk dirasakan secara nyata. Dia memberikan yang terbaik tapi keluhan sedikit pun, tanpa mengelak, tanpa berbantah. Kita tidak sedang mencegah. Kita mempersiapkan diri. Aku berani saat aku siap. Dan itu benar. Aku tidak siap untuk mengotori gaunku saat pesta, tapi aku siap untuk main pajat tebing denga

Aku rindu TUHAN

Aku rindu Tuhan, bahwa setiap hati bisa dimenangkan Bahwa setiap jiwa bisa diselamatkan Dari nyala api yang menyeramkan Aku rindu Tuhan, bahwa setiap hati mencintaiMU Bahwa setiap jiwa merindukanMU Hingga tak ada lagi yang diingin selain diriMU Aku rindu Tuhan, bahwa setiap hati mengerti Bahwa setiap jiwa mengetahui JalanMU tak terselami dan terselidiki Namun kau tetap menyertai Hingga tiba saatnya nanti Semua lutut bertelut dan setiap lidah mengakui Tuhanlah TUHAN yang kami puji Yang kami sembah dengan seluruh hidup kami ADIOS

Hidup adalah HIDUP

Kamu mau berlelah-lelah dengan berpikir kompleks? Itu bagus. Tapi menurutku, kesederhanaan itulah yang jadi kelebihan seseorang. Tahu kenapa? Karena akhir-akhir ini untuk hidup sederhana, hidup dalam kesederhaan itu sendiri, tidaklah mudah. Memikirkan ini itu untuk memberikan yang terbaik itu bagus. Tapi terlalu takut untuk berbuat salah dan mau melakukan segala sesuatu sempurna hanya untuk mendapat pujian dan tidak direndahkan itulah yang salah. Kemana kakimu melangkah, kesitulah kamu berada. Sama seperti buah pekerjaan tangan seseorang, bagaimana hasilnya disitulah diketahui niatan yang tulus atau hanya sekedar kedok busuk belaka. Bagiku, bukan hadiahnya, tapi siapa yang memberi hadiah. Sebuah mobil diberikan oleh seseorang yang bengis dibandingkan oleh ayahmu, pasti yang lebih sukacita kamu terima adalah yang diberikan oleh ayahmu karena dialah orang yang memberikan kasih sayang padamu, walaupun hadiahnya sama. Seperti apa kesederhaan berpikir? Bertindak? B