Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Iony

Setelah sekian lama nggak nulis karena masalah internet modem yang nggak bisa konek ke laptop, akhirnya masalah untuk sementara ini sudah teratasi. Yah seperti biasa, semua ilham yang okeh-okeh sudah tumpah ruah entah berceceran di mana. Akhirnya tema kali ini tentang Iony. Haha. Ini temen ngetik aku yang baru setelah Leppy mati, Happy dibalikin ke pemiliknya, kini giliran si macho Iony yang menemani aku. Sebenarnya mau dinamain Vany, cuma ih, kok sama kaya nama seseorang yah, jadi gimana gitu. Iony ini awalnya aja udah bikin rempong. Masalah baterai yang cuma 80% aja bisa ke-cas-nya sampai heboh ke mana-mana, ditambah modem yang nggak compatible sama ‘penjalan’ program di dalamnya, udah buat beberapa orang kelimpungan. Makasih yang udah bantuin. J Kita berkawan karib mulai dari sekarang loh, Iony. Dia yang bakalan sampai ke depan dan akhir hayat hidupnya yang menerima segala bentuk kelemahlembutan plus kekasaran dari pemakainya, bukan cuma aku, walau sebagian besar bakalan ak

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi

Doa minta tolong

Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud. Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku." Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat. Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku: "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti. Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap. Lepask

Punya Saudara #1

Punya saudara-saudari super membuat aku merasa special. Kehadiran mereka mengajariku banyak hal. Tapi sepertinya, kalau kamu belum menentukan posisi sebagai kakak atau adikku, lebih baik pilihlah menjadi adikku karena posisi kakak akan sering disusahkan oleh aku yang kerap kali minta tolong ini itu, sementara sebagai adik, justru aku yang berusaha untuk lebih banyak membantu, walaupun intinya adalah saling bantu –membantu. Pertama adikku David, seorang remaja laki-laki yang cukup punya banyak kesibukan dan aku suka. Dia suka olahraga, masuk tim futsal sekolahnya, ikut teater, bisa bermain gitar, dan aktif di gerejanya. Ada kemauan. Mungkin agak sedikit risih hidup di balik bayang-bayang aku sebagai kakaknya yang juga alumni di SMP di mana dia bersekolah sekarang karena kerap kali menjadi bahan perbandingan oleh guru-guru (dan aku sangat tidak menyukai hal ini, aku ya aku, David ya David), tapi pintarnya, dia bisa menonjolkan dirinya dengan sisi lain yang bisa membuatnya mengukir se

Dan Semua

Dan semua yang tidak sesuai sama idealism kita masing-masing akan kita katakan, “Aneh.” Dan semua orang tertawa seturut standar lucu mereka Dan semua orang punya hak memilih warna yang mereka suka, satu, dua, tiga, tak jadi masalah Dan semua hal tidak boleh diketahui, hanya segelintir hal saja yang boleh diketahui Dan semua hal tidak perlu dikasihani, hanya hal yang perlu mendapat belas kasihan Dan semua mimpi tidak harus menjadi nyata, hanya kenyataan yang terbentuk dari mimpi Dan semua harapan tidak berakhir putus, hanya yang putus harapan yang berakhir Dan semua kegilaan akan berubah menjadi tawa, tawa kemenangan ataupun kekalahan Dan semua kemarahan meluap, hingga membuat lupa Dan semua kejahatan diberi pengampunan, hanya pengampunan bagi mereka yang bertobat Dan semua kepalsuan akan terungkap, hanya mengungkap semua kepalsuan Dan semua tanda tanya tidak harus mendapat jawab, hanya jawaban untuk sebuah pertanyaan Dan semua kegerahan menjadi kesegaran, hany

Sibuk

Sibuk… Jari-jari kekar sedang sibuk menekan Tut-tuts paku dengan martil yang bertalu Sekadar sambung membentuk kubu Sibuk… Tangan-tangan kekar sibuk mengangkut Setiap harapan untuk jadi kerajaan Bongkahan kayu dirasa adalah emas Sibuk… Kaki-kaki kekar yang siap melompat Mencapai mimpi yang terlalu tinggi Mungkin hanya sebuah cibir atau iri Sibuk… Badan-badan kekar yang kini kelelahan Memanggul derita yang terlampau berat Dan keringat hanyalah tanda semata ADIOS

Abstrak 5 Jam

Sebenarnya bingung banget mau ngapain. Tadi juga lupa persiapan kalau nunggu lama. Dikiranya wi-fi bakalan terhubung dengan baik, nyatanya bapuk banget. Jadi nunggu lama, sendirian pula. Biasanya memang butuh waktu sendiri dan ada yang harus dilakukan, tapi berada di gedung A saat ini dengan pasangan yang asik pacaran di sebelah kiri, bikin krik-krik sampai garing. Mana mau download driver aja nggak bisa, padahal butuh printer. Itu mungkin salah satu alasan malas ganti device, apapun, entah itu laptop, printer, hp, kamera. Semuanya yang terpenting dari gadget itu, bukannya tentang kecanggihannya saja, tapi juga dari memori yang tersimpan di dalamnya. Harusnya aku melakukan hal yang lebih penting seperti mencatat data, tapi rasanya ngantuk, tertunda dan berkata nanti aja pas di kosan baru kerjain. Walaupun sendiri dan sepi, tetap aja ada orang lain di sana, keberadaan yang tidak bisa diabaikan. Soalnya males banget ketika orang ngeliatin aku kaya apa aja. Pakaian? Apa yang aku

Banci

  Jujur, untuk seorang waria tulen, yang penampilan cowok berubah jadi cewek, aku nggak terlalu bermasalah. Yang bermasalah adalah ketika seorang pria yang memiliki jiwa perempuan, memiliki keegoisan seorang perempuan, dan menuntut hak seorang perempuan tapi tidak mau diabaikan hak kelaki-lakiannya juga tapi pura-pura berlindung dibalik fisik seorang pria. Baru saja aku diajak oleh seorang teman untuk menghadiri suatu acara. Dimulai dari persiapan saja, aku melihat, untuk yang angkat barang, susun kursi, angkat ini dan itu, kebanyakan perempuan. Laki-laki hanya diam saja atau pura-pura sibuk dengan hal yang lain atau pura-pura tidak tahu. Hal itu baru sebagian saja, ketika perempuan bekerja mengambil sampah di kaki laki-laki, pria itu hanya diam saja tanpa membantu apapun, padahal dia bagian dari panitia itu. Aku hanya heran, acara itu baru saja dilaksanakan, mengusung tema mengenai kenegaraan dan segala macam omong kosong tentang cinta tanah air yang membawa nama Indonesia,