Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Hati-hati 'Tercebur'

Seorang pengajar pernah memberitahu begini,”Hati-hati dalam memilih pekerjaan. Pilih yang sesuai minat. Lebih baik lambat memilih tapi cocok, daripada bekerja dimana kita tidak suka, akhirnya menjadi terpaksa. Sebab jika sudah terpaksa, itu akan terus berlanjut. Mikirin kalau berhenti nanti gaji lebih kecil, kalau berhenti nggak ada kerjaan lagi gimana. Mikirin ini, mikirin itu.” Tanpa aku sadari, ternyata hal itu terjadi padaku saat ini. Memang sih bukan kerjaan yang menghasilkan uang, malahan keluarin uang. Masalahnya adalah jika aku keluar maka akan merugikan nama baikku dan orang lain, banyak orang malah. Jika aku tetap bertahan seperti saat ini, membuat diriku sendiri stress, tertekan, dan emosi. Alhasil, seperti yang pengajar itu bilang, aku telah tercebur terlalu dalam hingga susah kembali untuk keluar darinya, kecuali aku berenang dan terus berenang hingga mencapai tepi, dalam artian aku menyelesaikan ini semua. Bicara soal kesulitan yang dialami, dulu aku juga berada di

Perbandingan

Pasti paling nggak suka kalau dibanding-bandingin, apalagi sama saudara sendiri, entah itu sama yang lebih tua maupun yang lebih muda. Pasti juga bakalan bilang, “Kan kondisinya beda. Coba kamu diposisi aku dan aku diposisi kamu.” Atau “Ih nggak ngertiin aku banget sih! Ngapain pake dibanding-bandingin.” Dsb. Setelah merenungkannya, ternyata tanpa perbandingan, kita nggak akan tahu seberapa kita sudah lebih baik atau buruk, seberapa kita sudah benar dan yang lainnya adalah bohong, seberapa besar kepintaran atau kebodohan seseorang, seberapa sayang orang itu ke kita atau kita ke dia. Tanpa perbandingan, semua itu tak akan menemukan jawaban. Bagaimana kamu mengatakan bahwa lampu itu terang kalau ia tidak berada di kegelapan? Bagaimana kamu bisa bilang lampu itu terang kalau ada matahari di siang hari? Atau bagaimana kamu tahu benda itu warna putih kalau tidak ada warna yang lebih gelap darinya? Dan apakah seekor semut dapat dikatakan besar atau kecil, kalau ada kutu dan gajah, semu

Memegang Buah Dada

Mungkin ini agak tabu untuk dibicarakan dan akan ditindak pidana bila dilakukan oleh seorang pria kepada seorang perempuan, tapi bagaimana bila yang melakukan hal ini justru malah sebaliknya? Seorang perempuan memegang buah dada seorang pria? Jadi ceritanya, aku dalam perjalanan pulang dari Depok menuju Jakarta dengan menggunakan commuter line . Di dalam gerbong khusus perempuan, dalam satu gerbong itu hanya aku dan kakak perempuanku yang terus berceloteh, tertawa, dan tiada habis bahan obrolan sementara perempuan-perempuan lain terdiam atau sesekali memarahi anak mereka yang nakal, aku dan ceceku itu malah tak habis mengomentari tentang ketidak-tertiban di Jakarta, Jakarta yang kotor, Jakarta yang begini, begitu, yang seolah tak habis untuk dikomentari. Bagaimana tidak, menerobos lampu merah, egois tidak mau berdiri memberi tempat duduk, atau egois mau maksa duduk, penduduknya yang nyerobot begitu saja, buang sampah sembarangan, bagaimana itu tidak membuat gerah sehingga membuat J

Wisata Kuliner #2

Siang ini sedikit terik, tapi karena perjalanan lancar dan santai (bersyukur banget!) akhirnya tibalah juga di stasiun Juanda. Di dekat Stasiun Juanda ada tempat es krim yang katanya enak banget, namanya Ragusa, es krim Italia, yang awalnya aku kira es krim Belanda. Sewaktu masuk dan melihat harga yang cukup mahal karena porsinya yang sedikit, akhirnya di pesan yang termahal, es krim spagety dan banana split. Rasanya... Es krim spagety cuma es krim yang bentuknya spagety, udah, nggak ada yang special. Ditaburin beberapa topping yang seadanya banget. Banana split , standard pake banget. It’s not as good as people say. Standard and nothing special. Untuk yang satu ini nggak direkomendasiin, cuma buat yang penasaran aja. Aku juga heran, kenapa bisa seterkenal itu dan cukup ramai dikunjungi. Dibanding es krim A&W atau McD, atau KFC, nggak jauh beda kok. Tempatnya sih lumayan, adem-adem bikin ngantuk. But overall, akhirnya memuaskan rasa ingin tahu (saja). Karena tadin

Anak Kimia Rempong

Inget nggak cerita aku tentang aku jaga warung quality time berdua sama adikku, Sarah? Sebenarnya, ada adikku yang lain, Peter. Waktu itu mereka berdua gemar jajan. Namanya juga masih remaja (kalau nggak mau dibilang anak-anak), jadi rasa ingin tahunya besar buat nyicip ini itu, kaya jajanan abang-abang yang cuma tepung goreng kasih MSG, mie instan dikasih bumbu dihancurin dalam plastik, sampai es krim seribuan yang gampang banget meleleh. Semuanya dicoba sama dua adikku ini (tiga sama Jojo). Waktu aku lihat dan ditawarin, seneng sih. Seneng karena ditawarin sama adik-adikku yang baik hati ini. Cuma jawaban aku hampir selalu bilang, “ No, thanks .” Sampai akhirnya muncul suatu pernyataan dari adikku, Peter. “Jadi orang kimia ribet yah, apa-apa nggak boleh.” Jawabku, “Aku ngelarang makan begituan buat diriku sendiri. Kalau kalian mau makan, itu pilihan kalian yang jelas itu nggak sehat.” Aku mewanti-wanti. Aku tahu, anak-anak ABG seperti ini nggak bisa dikerasin, nggak bisa

Kerinduan kepada Tuhan

Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Tuhan, Engkaulah Tuhanku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji. Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, -- sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang palin

My New (Hair) Look

Mungkin ini lambang dari stress atau lambang ‘kebebasan’? Bebas sejenak, hanya sejenak mata sih dari ujian dan kesibukan belajar tiap hari, yang jujur, malah buat aku kangen masa-masa ‘gila’ belajar. Phew! Setidaknya waktu pertama kali aku kirim foto rambut aku yang di cutting abis, orang itu bilang, “Masih cantik kok.” Ihiy! Sebenernya, sayang banget rambut panjang itu dipotong. Rambutnya bagus, nggak rewel, rontok normal, no dandruff ,  keep shinny , nggak kering, nggak bercabang, walau sering lepek, tapi overall , rambutku sehat. Sebenarnya yang sedikit jadi masalah rambut panjang karena temen-temen yang sering bilang, “Mule, rambut lo kena gue.” “Mule, rambut lo ngalangin.” “Mule, rambut lo ganggu.” Setelah melalui pertimbangan panjang namun pengambilan keputusan singkat, akhirnya... Dan sekarang, ini rambut yang dulu sempet aku pinginin, rambut model rata, sepundak dari sepinggang. Kelihatan lebih hitam, lebih tebal;, lebih ringan, lebih fresh . Mungkin karena eman

Roaming (pake) Parah

Roaming parah emang sering terjadi ketika anak Padang ngumpul sama anak Padang, anak Jawa ketemu temennya, dan anak Sunda asyik ngomong dengan kumpulannya, dan orang Batak sibuk bertukar cerita dengan sesama sukunya. Aku-nya diem aja. Ngomong bahasa Indonesia aja kek , kan kita orang Indonesia, warga negara Indonesia, punya bahasa nasional Indonesia. Kalau mau gaya dikit, yah udah bahasa Inggris, tapi please jangan ngomong bahasa daerah! Ada plus dan minusnya juga sih nggak bisa dan nggak ngerti bahasa daerah. Minus-nya, jadi nggak ngerti apa yang diomongin, kalau ngomongin kita gimana? Plus-nya, kalau diomongin jadi nggak ngerti dan nggak peduli, nggak marah, dan nggak berantem. Aku sendiri sering diledek, “Ayo dong Le, ngomong bahasa Cina.” Iya sih mataku sipit, rambut hitam agak gelombang, kulit kuning atau putih, atau lebih cerahan dikit-lah, terus disangka orang yang turun dari gunung Cina dan fasih bicara Mandarin dan sebagainya. Timpuk bata nih. Aku nggak bisa ngomon

Serasa SNMPTN (lagi)

Pertama, thanks to my Almighty GOD, JESUS CHRIST, yang keren luar biasa karena aku masih hidup sampai saat ini dan kuat... Sejak UAS semester empat yang tiba-tiba diubah track -nya jadi Marathon tak berperi-kemahasiswaan, yang sehari bisa sampai dua, dengan materi seabrek dan belajar SKS (Sistem Kebut Semalam), yang tidurnya cuma 3-5 jam terus bangun buat ujian, belajar lagi, terus begitu sampai satu minggu penuh tanpa henti, lebih deh, soalnya tiba-tiba MK pas semester empat bulky (meminjam kosakata dari Kimia Organik), perjalanan yang cukup membuat adrenalin terpacu. Tapi ternyata semua itu bukan berhenti sampai di sana. Selesai ujian langsung dilanjutkan SP yang super singkat, hanya satu setengah bulan, harus mengalami UTS dan UAS yang hanya berjeda satu minggu dan kembali lagi, ujian marathon yang kali ini setidaknya sedikit menilik nilai kemahasiswaan, masih bisa tidur. Well , itu semua menjadi kisah Juni-Juli yang cukup membuat terharu karena berhasil melewatinya, walau