Langsung ke konten utama

Roaming (pake) Parah

Roaming parah emang sering terjadi ketika anak Padang ngumpul sama anak Padang, anak Jawa ketemu temennya, dan anak Sunda asyik ngomong dengan kumpulannya, dan orang Batak sibuk bertukar cerita dengan sesama sukunya. Aku-nya diem aja. Ngomong bahasa Indonesia aja kek, kan kita orang Indonesia, warga negara Indonesia, punya bahasa nasional Indonesia. Kalau mau gaya dikit, yah udah bahasa Inggris, tapi please jangan ngomong bahasa daerah!
Ada plus dan minusnya juga sih nggak bisa dan nggak ngerti bahasa daerah. Minus-nya, jadi nggak ngerti apa yang diomongin, kalau ngomongin kita gimana? Plus-nya, kalau diomongin jadi nggak ngerti dan nggak peduli, nggak marah, dan nggak berantem.
Aku sendiri sering diledek, “Ayo dong Le, ngomong bahasa Cina.”
Iya sih mataku sipit, rambut hitam agak gelombang, kulit kuning atau putih, atau lebih cerahan dikit-lah, terus disangka orang yang turun dari gunung Cina dan fasih bicara Mandarin dan sebagainya. Timpuk bata nih.
Aku nggak bisa ngomongnya, cuma ngerti. Bahasa Cina itu sulit, ada nadanya, kalau bahasa Jawa bilang ada ‘cengkokannya’, kira-kira begitu. Salah nada walau kata-katanya sama, artinya bisa berbeda.
May an-ngong, tiam-tiam lah! May bo si tiam!
Hayo, apa artinya? Aku nggak mau kasih tahu ah... Biar roaming...
Masalahnya, aku nggak punya lawan bicara! Iya kali aku ngomong sendiri pakai bahasa Cina sementara temen aku balesnya pakai bahasa Jawa. Nggak akan nyambung, kecuali kita sama-sama ngerti tapi nggak bisa ngomongnya makanya bales pakai bahasa masing-masing. Dan kayanya aku udah kaya ‘anak Cina’ gadungan karena nggak bisa ngomongnya.
Oh yah, sedikit cerita. Waktu SMA pernah lomba bahasa Mandarin. Terus ketua panitianya nyamperin aku, karena mata sipit-ku itu, terus tiba-tiba dia ngomong bahasa Mandarin dengan lancar dan bagus. Terus aku diem dan jawab, “Sorry, but what do you say Madam? I can’t speak Chinese.” Terus dia diem, awkward banget, kaya kaget gitu aku nggak bisa ngomong Mandarin, padahal dia udah ngomong panjang banget kaya nanya pendapat aku gimana mengenai lomba ini, soalnya baru pertama kali lomba ini diadakan. Gimana aku tahu artinya kaya gitu? Penasarankan?
Soalnya ibu itu akhirnya ngomong pakai bahasa Indonesia, “Oh, sori. Jadi saya tanya, bagaimana pendapat kamu mengenai lomba Mandarin ini? Soalnya baru pertama kali diadakan dalam rangka pembukaan jurusan baru di Universitas Nasional ini. Ada pagelaran seni dari Cina juga. Silahkan dinikmati.”
Nah, begitulah ceritanya. Jadi pelajaran kali ini adalah kalau menemukan seorang dengan kulit kuning atau cerah dengan mata sipit dan rambut hitam, jangan keburu nge-judge kalau dia bisa bahasa Cina.
ADIOS.



Komentar

  1. Belajar bahasa daerah aja, hehehhe..padang bahasanya g jauh beda sama indonesia kok

    :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and