Langsung ke konten utama

Kisah Pengalaman Kerja Di-ambek-in

Ini cerita lagi saat pengalaman aku kerja dulu, tapi udah berhenti dari perusahaan itu.
Jujur, aku awalnya bingung, bengong, mau ngapain yah. Akhirnya, dengan segala macam teknik kepo, dan kebetulan aku lagi mood buat sosialisasi (beda saat magang di PT. XXX yang aku diem dan nggak ngomong kalau nggak diajak ngomong), alhasil di tempat kerja yang dominan cowok, aku tetap bisa survive. (Thanks JESUS J )
Walau baru lulus, dan aku tahu, sebagai seorang yang baru masuk dunia kerja dan dianggap newbie, alias nggak bisa apa-apa, ada atasan aku, err, sekarang sih mantan, yang perhatian banget dengan gaya cueknya.
Bayangin, doi mau jelasin mengenai company profile di hari keempat aku masuk kerja, (karena dua harinya ISO Training dan bikin aku ngantuk berat itu), sampai keliling pabrik dan jelasin detail, menjawab semua pertanyaan sepele dari aku yang bener-bener blank banget mengenai perusahaan yang sama sekali nggak pernah kepikir ada perusahaan semacam itu, di situ, dengan orang-orang yang, baik…
Sebut saja Pak AT, nama atasan aku itu. Pernah, waktu itu aku disuruh hal yang bukan job desc aku, okelah kalau buat sekedar aku tahu, bukan jadi tanggung jawab yang dibebankan ke aku, aku nggak mau. Bukan karena aku malas, bukan karena nggak mau bantuin, tapi orang yang seharusnya punya tanggung jawab di sana, jadi petantang-petenteng, nganggur aja, dan kalau kerjaan aku kurang teliti (namanya juga baru), orang itu langsung bisa angkat tangan dan nyalahin aku.
Jadilah aku ngambek ke doi, dan doi sepertinya merasakan hal itu karena pas kita ketemu di tengah jalan (karena pabriknya cukup luas), aku diem aja, lenggang kangkung. Err, memang nggak sopan sih, tapi aku lagi BETE berat. Masa doi nggak mau dengerin aku sih, bahkan nggak nanya alasan kenapa aku tolak kerjaan itu.
Terus, beberapa hari doi masuk ruangan, biasa sering banget iseng, deketin meja aku dan nanya, “Lagi apa kamu Mule?” walau aku sering main hp, bengong, ngetik-ngetik nggak jelas (karena nggak ada kerjaannya), tapi doi tetap nanya, lagi apa. Pas sesi ngambek, datang pun tak sapa sama sekali, pura-pura cuek, padahal dibelakang aku lagi ngintai isi layar computer apa. Walau aku nggak lihat, karena ada di belakang aku, sinar lampu yang seharusnya menerangi aku, jadi terhalang dong karena badan Pak AT ini. Yah, ketahuan lah. Lagian kan, sensor panas tubuh bisa dirasakan kalau ada keberadaan orang di dekat kita.
Terus, sesi ngambek selesai pas kejadian trial lem. Waktu pertama kali trial lem, aku protes, karena Pak AT nggak ikutan, terus tanya-tanya hasilnya gimana, udah dikasih tahu kaya nggak nerima hasil kerjanya. Yah udah, aku bilang aja kalau lain kali trial, bapaknya ikut dong. Pas trial kedua ini, bapaknya sih nggak totally ikut, tapi doi masih sempet liatin gimana kita trial, karena sambil setting mesin cetak yang lokasinya sebelahan sama lokasi trial. Dan di situ awkward banget, karena bapaknya sama sekali nggak mau ngomong sama aku, dan nanya ke rekan kerja aku yang lebih senior (padahal ide kerjanya dominan dari aku). Biasanya, Pak AT suka iseng tanya, tapi berhubung ngambekan, jadi gini nih. Nah, karena aku udah reda, nggak ngambek lagi, jadilah aku malah ketawa geli. Kok lucu sih, nggak Efumi, nggak Pak AT, aku bertemu sama sejenis om-om yang udah tua, eh maksudnya yang lebih tua dari aku, dan kerjanya suka ngambekan, saking stress-nya banyak kerjaan.
Oke, fine. Aku harus bisa mengambil kembali alih untuk mengatur keadaan. Setelah trial selesai, Pak AT masih sibuk setting mesin, terus aku samperin.
“Pak, saya udah nemu solusi untuk pekerjaan yang bapak berikan waktu ini.” (yang bikin kita ngambekan kaya gini itu loh pak).
Terus doi langsung apa tebak?
Buang muka? Diem? Pergi?
Salah!
Pak AT langsung senyum, “Bagus, nanti kamu lapor ke saya hasil analisis kamu.”
Terus aku balik ke ruangan di mana HP-ku, aku tinggal di atas meja, yang pas aku lihat, ada satu sms, dari Pak AT, yang sms tepat beberapa menit yang lalu sesaat setelah aku ajak ngomong tadi.
“Le, nanti kirim laporannya ke email saya yah.”
Oke, nice job Le. Kerendahan hati buat menyapa, memperbaiki banyak kondisi dan keadaan.
Berarti Pak AT ini sayang aku, karena sebenarnya doi nggak bisa lama-lama nggak ngomong sama aku, buktinya langsung bersambut sapaan itu. Asik yah disayang. Buktinya lagi, setelah insiden itu, Pak AT lebih toleransi, mau diajak diskusi, walau dengan gaya sok cuek, biar wibawa berlabel atasan, tetap melekat untuk dihormati sama bawahannya. Well, bagi aku, pekerjaan ini aku nikmati walau di bagian awal aku harus berlelah-lelah untuk nanjak dulu, but aku senang bisa kenal Pak AT.
Masih ada kisah lainnya di perusahaan ini. I like you Pak AT!

ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and