Langsung ke konten utama

Hari Raya


Setiap orang tampaknya sibuk dengan aktivitas mereka. Ketika detik-detik jam menyatakan pergantian hari, tombol-tombol handphone diketik untuk menulis sebuah pesan,
“Selamat berkurang umurnya di Bumi.”
Dan ketika aku terjaga pada pukul 3 dini hari, well, it’s too late.
Tidak akan berlabel orang pertama.
Aduh, maaf. Bukannya aku lupa, aku tidak lupa. Seminggu sebelumnya, aku sudah merencanakan suatu hal, seminggu sebelumnya, tiap malam aku berangan-angan, berimajinasi, menyusun strategi. Tapi, tak satu-pun akhirnya terwujud tepat waktu. Entahlah, apa akan terjadi atau tidak.
Aku juga ingin seperti yang lain. Berebut mengirimkan ucapan itu, menjadi yang pertama dan sekaligus yang terakhir.
Aku ingin memberikan sesuatu hal seperti yang orang lain bisa berikan.
Tapi aku tak dapat.
Sedih sekali, ketika tiba waktunya, hanya satu kali dalam satu tahun dan blarrr, tak seindah seperti yang diinginkan.
Tahun ini tak sama dengan tahun kemarin, ketika aku bisa mondar-mandir dengan lebih cepat untuk melihat wajahmu, kehadiranmu, memastikan kau di sana, tahu keadaanmu, menyentuhmu sebagai sesuatu benda 3 dimensi.
Sekarang, ada ruang, ada jarak, ada perbedaan hal-hal kecil yang tak bisa kuatasi. Payah sekali.
Ah yah sudah, percuma juga mau berkata apa lagi, toh semua sudah berlalu. Hanya akan ada kata-kata yang terdengar,
“KAMU TELAT!”
Terus harus bagaimana aku?
Kalau bisa kuputar waktu, ahhh, aku tak bisa.
Kalau bisa kubagi diri, aku juga tak bisa.
Atau harus kutemukan mesin teleport itu? Pintu ke mana saja? Lorong waktu? Apapun untuk bisa melakukan hal yang tidak bisa aku lakukan.
Lalu ketika segala hal yang kusebutkan tadi tak bisa kulakukan, selanjutnya apa? Aku menangis. Haha. Itu kan yang bisa dilakukan manusia kalau mereka bingung. Salahkah?
Hem, apa pedulimu? Kupikir ini tidak menjadi masalah dimatamu, tapi aku tidak.
Ugh, harus seperti apa aku untuk melawan keterbatasan yang ada?
Aku tak bisa. Daripada aku makin emosional yah sudah, aku relakan saja.
Yah akhirnya, aku hanya bisa berkata,
“Selamat, masa kontrak anda sudah terlewati satu tahun.”



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and