Langsung ke konten utama

Last Day



Jadi ini hari terakhir aku dan Mrs. Night, my friends sekaligus my sister, fight! Buat masuk PTN kami harus belajar keras, seperti besi yang ditempa, mesti dibakar, terus dipukul-pukul biar padet berisi. Terus ada juga Mr.Tegar. Dia juga teman dan saudara kami. Nah, kami bertiga berusaha keras di ujian SNMPTN ini. Huff, satu bulan loh kita belajar, satu bulan setelah UAN dan setengah bulan sejak ditolak di SNMPTN undangan.
Pertama, ditata kembali semangat dan mental. Yah, kita loh yang nata sendiri. Awalnya aku pikir akan ada motivasi dari Penguin, but, nothing happened.
So, kita bener-bener berjuang. Bukan tentang otak doang, tapi hati. Yup, HATI!
Galau iya, kalut iya. Materi belum semua dikuasai. Duh, kita emang dodol banget deh. Masa udah diajarin berkali-kali masih nggak mudeng yah.
AHA!
Ternyata permasalahannya karena kita terlalu mengandalkan Penguin. Ihwaw, itulah yang salah...!
And then, sampai juga di hari terakhir perang setelah hari pertama ngosh-ngosh-san, gara-gara merasa down dengan soal-soal seabrek yang bikin GREGETAN!
Pagi, setelah mengendari motor dan berboncengan berdua dengan Mrs. Night, Mr. Tegar di lokasi Jakarta Timur sementara kami lokasinya sebelahan di Jakarta Pusat-Budut, merasakan ketegangan mengendarai motor dengan angin sepoi, oke, terpaan anginnya kenceng loh, habisan aku ngebut karena takut telat. Duh, super tegang deh, nggak ada tuh namanya leha-leha, menikmati semilir angin, yang ada badai angin gugup.
Cuma dua puluh menit sampe. Huah... leganya... ban yang menggesek aspal berhenti sejenak sambil ban motornya bilang, “Aku makin terkikis deh.” Makasih ban motor sudah berkorban nganterin kami ke sekolah ini.(loh?)
Terus kita berdua ngadem ngayem di sekolah si Mrs. Night. Seneng loh kita udah tenang. Udah deh nggak mikir lagi stoikiometri plus jajaran gas mulia yang sok keren itu, rumus Einstein, teori si Darwin atau pergeseran Wien. Pokoknya, kita ngobrolin ‘makanan’ kita plus Penguin dan Panda.
Ih seneng banget deh, rasanya mereka emang pantes diomongin. Terus BAPA kita yang kita kasih applause lantaran udah mempertemukan aku dan Mrs. Night. Mrs. Night dengan aku, kami dengan mereka, mereka dengan kami. Wooo, panjang hubungannya.
Setelah melewati berbagai ketegangan gara-gara soal plus penjaganya anak UI, cowok, ganteeeeng buanget deh(karena dia liatin aku pas lagi ngerjain, serius deh, aku grogi banget, tangan keringatan dan nggak bisa gerak sampe kakak ganteng yang aku nggak tau namanya pergi, yaiks, nama, fb, twitter, nomor hp, semua aku nggak tahu), kita pulang. Eh, Mr. U C 1000 dateng ke sekolah loh, tadinya kita janjian eh tapi buru-buru nih akunya jadi kita nggak jadi deh, batal deh janjiannya.
Terus aku pulang, balik lagi ke rumah Om 123. Di sana bahas soal dikit, yang ternyata matnya gampang, pasti karena tegang jadi nganggep, duh susah banget!(ini gara-gara kegantengan kakaknya yang udah buat aku grogi dua kali lipat!)
Eh, ternyata, mama nyamperin ke rumah Penguin, aku kan bilangnya ke sana. Terpaksa deh bohong bilang dari rumah Mrs. Night. Woe, bohong-bohong itu dosa. Kenapa aku mesti bohong juga?
Pas di rumah Om 123, ada Penguin di sana. Dia nerima telepon dari murid les privatnya dan bilang, “Kamu pasti tembus deh tuh. Soalnya sama dengan yang aku ajarin kemarin.”
And, what? Kita nggak diajarin tuh soal macam itu. Oh yeah, kapasitas deh kita yang kurang. Rasanya gondok 700kg deh. Dimarahin iyah, di support, no way!
Hiks, buset, mau nangis nih. Sekali kedip pasti ngalir tuh air mata, Cuma yah aku tahan lah. Aku nggak enak, ini kan rumah Om 123, masa aku bakalan histeris di sini sih?
Setelah itu, topik beralih pada Mrs. Round-trip. Sebelumnya, kemarin itu Mrs. Round-trip sms aku dan aku telepon dia. Ternyata dia sakit. Aku kasih tau Penguin tentang hal itu dan dia langsung khawatir buangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet!
(Kemarinnya) Jadi, tiba-tiba Penguin dateng ke rumah cuma buat ngambil soal dan ngomongin Mrs. Round-trip plus sedikit berantem ga jelas sama mama. Please deh! Nggak penting banget saat itu menurut aku.
Balik lagi pas di rumah Om 123. Aku sebel banget deh, bukan ke Mrs. Round-trip tapi respon Penguin lebay banget sih! Aku tau, aku juga mau yang namanya Mrs. Round-trip ngerti plus selamat tapi pelan-pelan aja dong. Ih, nafsu banget! Pokoknya aku emosi banget deh tuh saat itu. Jadi aku telepon aja deh tuh si Mrs. Round-trip terus aku sengaja bilang kalau Mrs. Round-trip mau ngomong sama Penguin. Alhasil, mereka ngobrol deh tuh berdua. Rasanya terlihat seneeeeeeeeeeeeng banget deh tuh. I hope I had same feeling too, but why this heart was very sad?
Jadi setelah perbincangan mereka yang aku mau tau tapi pura-pura nggak mau tahu, yah udah deh berakhir juga setelah aku diomelin sama Penguin. Padahal, aku tahu dia seneng, secara ‘kedagingan’. Nggak nyalahin juga sih. Siapa sih yang bisa memilih untuk dicintai siapa dan mencintai siapa, memiliki siapa, hidup dengan siapa sampe tua bahkan sampe mati kembali ke tanah?
Aku tahu kok gimana rasanya menyukai seseorang lalu dia pergi. Menyukai seseorang lalu teman dekatmu sendiri menyukainya. Menyukai seseorang yang terlalu famous. Menyukai seseorang yang cuma menganggap kamu teman biasa. Bahkan sampai mencintai seseorang yang hampir-hampir mustahil kamu miliki.
Aku tahu kok apa artinya menyukai, menyayangi, mengasihi dan mencintai. Aku tahu rasanya memiliki lalu kehilangan. Aku tahu arti tetesan air mata. Aku mencoba memahami dan mengerti itu semua sebagai bagian dari pembelajaran hidupku untuk aku bertumbuh makin dewasa.
TAPI INI KADANG TERLALU SULIT, TERLALU BERAT, KADANG!
Lebih enak mana yah, nggak pernah memiliki lalu memiliki semuanya, atau memiliki lalu menghilang semuanya? Nah loh? Kan, hidup penuh pilihan. Kanan kiri, atas bawah, depan belakang, maju mundur, silang lurus? Mana yang kau pilih? Mana yang tepat?
Setelah semua emosi itu, akhirnya aku milih buat senyum-senyum sambil ketawa. Oke, aku ngaku. Setengah dari semua tawa saat itu adalah kepalsuan. Aku mendesak supaya air mataku nggak tumpah saat itu, menutupinya dengan tawa, dan menguburnya sendiri. Ih, hiperbola banget yah.
Jadi, aku ambil sikap. Aku pergi ke rumah Penguin seolah-olah dari rumah Mrs. Night. Lalu Penguin datang menjemput anaknya, seolah kita belum bertemu. Begitulah hidup, panggung sandiwara dan aku Drama Queen. Haha...(gila!)
Pokoknya, hari itu hari yang membuat aku rasanya ditempeleng deh.
Tegang, nggak ada tuh yang meredakannya, lagi-lagi aku sendiri lagi, lagi dan lagi.
Sampai Mrs. Night yang juga merasakan hal itu juga. Weew, dia tuh cuek, tumben banget diambil hati sekarang.
Jadi, aku kembali dalam perenunganku.
AHA!
Kita salah loh fokus ke Penguin. Lagipula, yah udahlah, setiap orang punya porsinya kan?
Setiap orang udah di tetapkan menjadi apa dalam naskah drama SANG SUTRADARA. DIA nggak akan salah. DIA tahu potensi yang ada dalam diri aktor dan aktrisnya. So, kenapa mesti cemburu? Kenapa mesti sebel lalu menyalahkan orang lain? Mengapa menggerutu, mengeluh dan ngedumel?
Aku sms Mrs. Night dan katakan itu padanya.
Itukan gunanya sahabat? Saling berbagi.
Itukan gunanya saudara? Saling mengingatkan.
Jadi, aku hapus semua masalah itu, aku tuang ke tulisan ini aja. Suatu waktu ketika siapapun membacanya termasuk aku, jadi ingat yah memang begitu adanya hidup. Kadang sedih kadang senang. Kadang memang kita nggak dapet apa yang kita inginkan dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Suatu saat, waktu aku baca ini, aku harap, aku akan tersenyum dan bilang, “Dulu Mule bodoh, mudah-mudahan dia tidak mengulang kesalahan yang lalu lagi.”


ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and