Langsung ke konten utama

Berjuang part 1

Aduh, udah lama banget rasanya belom nulis di blog kesayangan. Super sibuk banget! Tapi jiwa penulis Mule nggak akan pernah padam, buktinya setiap ada waktu senggang dikit aja nih, dimanfaatkan buat nulis blig kesayangan.

Mule punya banyak cerita.

Mulai dari 28-29 Juni 2011 ini, Mule ada acara ret-ret sama gereja. Seneng sekali karena pergi bareng adik yang Mule sayangi banget, namanya Decu=Dede lucu. Mukanya bulet lucu, selalu tertawa riang dengan suara dan gaya yang khas. Nggak akan ada tandingannya dan nggak akan ada duanya deh si Decu itu(suatu saat dia akan baca blog ini).

Selama ret-ret itu kita berdua-an terus kaya orang nge-date. Tapi yang ini lebih seru. Di sana kita muji BAPA terus, senengnya itu. Sayangnya, kita agak kurang srek kalau disuruh banyak gerak.

Semua kegiatan syukurnya bisa kita ikuti dan lalui dengan baik, mulai dari pindahin chocolatoes dari mulut ke mulut sampai nyusun puzzle yang disembunyiin di rerumputan.

Tempat Ret-ret di daerah Puncak sana, wisma Hosana.

BRRRRR

Dingin banget deh rasanya. Tapi tetap enjoy dan akhirnya kita pulang. Pasti nih, kita berdua yang paling pengen pulang deh, paling semangat pas packing, sampe tas udah dibawa ke aula sementara panitia aja masih rapat diruangan itu.

Seneng bisa nginep bareng Decu, main ayunan bareng dan kita klop banget. Kita sama-sama mikirin kalau saudara-saudara yang lain juga bisa bareng kaya gini. Aduh, seru deh kalau semua pada ngumpul. Makanya, kita pada kangen pulang soalnya kita keinget sama sodara-sodara yang lain.

Waktu diperjalanan macet banget, terus kebelet pipis dan ngiler liat orang-orang makan pop mie. Ya udah, turun bentar karena bener-bener diam, nggak jalan.

Setelah ke WC dan beli pop mie, aku bilang, "Decu, kita ditinggal nggak nih?"

Terus si Decu jawab, "Nggak mungkin Le, BAPA suruh bus nya nunggu."

Aku ngangguk-ngangguk setuju.

Bener bus-nya masih diem di tempat. Saat pantat kita baru aja mendarat di sofa bus yang keras, bus-nya jalan lancar, jauh lagi. Kita berdua ketawa-ketawa.

"Tuh kan," kata si Decu.

"Makasih BAPA!" ujar kita kompak.

Fiuh, macet banget jalannya, padahal pingin banget pulang. Pingin tahu hasil SNMPTN TULIS. Banyak banget sms masuk ke HP bilang 'Gue keterima' atau 'Gue nggak dapet' ada juga yang nanya 'Le, gimana? Dapet nggak?'

Karena berhubung nggak ada pulsa(irit pulsa karena malem nggak gratis) jadi nggak bales.

Duh, makin dag dig dug, padahal udah nggak mau mikirin.

Tiba-tiba ada telepon dari Mr.Right(kanan) dia tanya gimana hasilnya, aku bilang nggak tahu karena mesti liat di internet dan butuh password juga tapi passwordnya ada di rumah, ya iyalah, masa mau ret-ret masih inget bawa passwordnya. Terus sodara aku si Nande belom keterima, bang Afgan juga belum beruntung.

Makin panas dingin keringetan. Setelah perjalanan dan sms terus ke Kocen memberi instruksi melihat pengumuman karena aku nggak bisa saat itu melihat hasilnya, akhirnya malem jam sembilan lewat 20 menit, aku udah tiba di rumah Mr.Right dulu buat cerita dan melepas lelah bentar, aku udah lama nggak ketemu orang-orang di rumah itu dan emang udah janji mau kesana.

Kita duduk bareng nunggu infi dari Kocen.

Telepon berdering dan aku angkat.

Mr.Right pingin jadi orang pertama yang tahu beritanya, jadi aku mengalihkan gagang telepon pada dia.

"Jadi gimana?" tanya Mr.Right, suasana tegang. Aku merasa tidak bernafas.

"Okelah, terimakasih Yesus!" katanya menutup sambungan.

Wah, kabar baik nih.

"Selamat Nak!" katanya mencium kepalaku.

"Kamu lulus masuk UI jurusan Kimia!"

"YA AMPUN! TERIMAKASIH BAPA!" rasanya pingin jerit kaya gitu, cuma seluruh badan langsung kaku terus lemes. Semua yang ada di ruangan itu langsung memberi selamat.

Aduh yang paling bikin terharu itu karena Mrs.Right(Mr.Right's wife) memeluk aku lama banget dan bilang selamat.

Aduh, aku mau nangis, aku gigit bibir bawah kenceng-kenceng biar air matanya nggak ngalir.

"Kamu mau nangis kan?" ledek Mrs.Right.

"Nggak kok," elakku sok kuat. Padahal bener tapi nggak di sini, nggak saat ini.

"Mrs juga mau nangis tuh," serangku balik. Mrs.Right hanya bisa senyum menahan harunya juga.

"Aduh, ini sebuah berita yang menggembirakan sekali. KoCool, sms sodara-sodara yang lain tentang ini!" Mr.Right memberi perintah.

Sepuluh menit kemudian sudah beberapa belas sms mengucapkan selamat.

Aduh, betapa aku berterimakasihnya. Aku ini bukan apa-apa. Tadinya kan aku milih ITB jurusan FTTM tapi jadi di UI Kimia. Dua-duanya sama-sama aku suka cuma pada maunya aku ke ITB. Tapi diluar dugaan, aku masuk UI. Begitu aja semua sodara-sodara aku udah seneng dan bangga.

Betapa aku bersyukur banget, masih diperhatiin dan didukung sama sodara-sodara aku sebegitunya sampe akhirnya aku goal!

Aduh, sedih sekali mengetahui dua saudaraku belom masuk. Tapi tak mengapa, mereka akan segera menyusul, aku yakini aja deh.

Aku senang sekali sampai nggak bisa bilang apa-apa. Akhirnya, aku dianter pulang ke rumah. Fiuh, it was a long...long journey.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and