Langsung ke konten utama

Berjuang part 2

Ternyata perjuangannya nggak sampai sana aja.
Pas pulang, lampu ruangan udah gelap semua, masuk pager juga buka sendiri. Cuma pintu kayu aja yang dibukain. Beres-beres kaya orang bisu soalnya pada udah setengah tidur. Padahal baru setengah sebelas loh.
Terus aku mandi yang bersih karena lengket sama keringet. Aku masuk kamar pelan-pelan.
“Kok pulangnya malem?” tanya mama.
“Iya ma,” gitu aja jawab aku. Terus aku mencoba tidur tapi matanya nggak bisa terpejam. Aduh, dag dig dug. Jam 3 gimana nih nasib nya?
Ternyata beres deh, jam 3 terlewati dengan aman, syukurlah...
Keesokan paginya, bener-bener pagi, aku buka internet buat kaya daftar ulang gitu deh. Cici aku yang masuk kamar bilang, “Cie, selamat yah masuk UI.”
Mama aku masuk, “Mama tahu kamu buka internet buat liat pengumuman kan? Udah masuk tuh, seneng kan?” nada mama jutek banget. Jep!
Aku nangis tapi cepet-cepet aku apus. Soalnya aku ngarepnya kan mama bakalan bilang, “Selamat yah Nak, kamu lulus, sudah buat orangtua bangga!”
Nope!
Nggak ada tuh ucapan selamat sekalipun dari mama sampai detik ini. Aduh, nohok banget. Ya udah gpp, toh aku berjuang bukan buat aku tapi buat kemuliaan BAPA ku di sorga.
Mama nyuruh aku anterin cici aku yang berantem sama pacarnya gara-gara telat jemput. Aku anterin sampai rumah sodara kau terus aku nggak langsung pulang. Aku belokin dulu arahnya ke rumah Mr.Right. aku mau curhat. Aduh, sedih sekali, gimana ini?
Ternyata yang dicari belum bangun, ya sudah aku curhat sama Mrs.Right. Dia menasihati aku untuk bicara baik-baik dengan mama dan memberitahukan kepada papa.
Aku pulang dengan menangis lagi, aduh cengeng banget! Ah, untung nggak ada yang liat. Terus aku pura-pura aja senyum waktu pulang padahal nih hati udah rontok, remuk banget.
Terus aku telepon papa dan papa langsung seneng banget dengernya, katanya, “Puji TUHAN. Aduh, papa seneng sekali.”
Terus diskusi bentar tentang cara pembayaran. Akhirnya diputuskan dengan membayar cicilan tiga kali. Sebenarnya biaya kuliah di UI 25% dari kuliah di ITB, udah lumayan berkurang banyak kan?
Oke, sampailah pada sesi berbicara baik-baik dengan mama.
Doeng...!
Mama marah-marah dan memaparkan masalah yang ada.
Papa baru aja diberhentikan dari pekerjaannya dan bentar lagi jadi pengangguran.
Cici aku yg kerja punya kebutuhan sendiri.
Adik aku masih kelas 6 SD sekarang dan tahun depan masuk SMP, butuh biaya.
Dan kita mau hengkang dari rumah sekarang karena bulan 11 yang punya rumah pulang dan mesti bayar kontrakan.
Butuh modal buat usaha.
Nah, loh, banyak banget kebutuhan dan semuanya nggak Cuma biaya kecil, apalagi ditambah aku kuliah. Tuing, rambut jadi keriting.
Terus mama bilang ke aku, “Kamu pikirin aja masak-masak sama papa kamu. Asal jangan sampe berenti di tengah jalan. Uang abis kamu juga ga lulus.”
Aku diem. Buset, nih air mata mau aku tadahin ke mana. Aku telen aja lagi.
“Jadi kamu mau gimana? Mending kamu kerja deh!”
Kalau aku bisa jerit aku bakalan bilang, “AKU LULUSAN SMA, MAU JADI APA? KULI? ADMIN AJA NGGAK BISA! ARGH!”
Tapi aku milih diem.
“Jadi gimana kamu?” tanya mama ngulang.
“Aku tetep mau kuliah ma. Aku nggak tahu uangnya dari mana. Tapi aku yakin banget kalau kita percaya sama Tuhan Yesus, DIA yang bakal cukupin. Aku bener-bener nggak tahu dari mana. Bisa aja uangnya dateng sendiri. Om 123 yang meninggal aja, anaknya masih kuliah satu, kerja satu, sekolah satu tapi mereka nggak takut. Kemarin aja waktu aku tanya, gimana dengan biayanya, KoCool selaku anak Om 123 bilang kemarin mereka ditawarin kerjaan. Tuh, kan. Pasti ada jalan asal kita percaya sama YESUS ma, aku bener-bener nggak tahu dari mana biayanya. Yang pasti aku akan tetap kuliah.”
Aku ngomong sambil nangis. Hello... aku udah berumur 18 tahun dan baru kali itu aku nangis di depan mamaku langsung. Aduh, mamaku juga nangis loh! Aku makin nangis tapi aku gigit bibir bawahku kuat-kuat supaya airmatanya berenti.
Mama terdiam.
“Ya udahlah, kalau mau nekat yah nekat aja,” kata mama akhirnya.
“Ya udah, kamu kuliah,” kata mama.
Terus aku bilang kalau pengumumannya sampe di koran juga, mama nyuruh aku beli korannya dan aku beli. Hihi, ada nama aku loh. Aku tunjukin ke mama. Mama senyum. Mama bangga tapi nggak ada ucapan selamat ke aku. Gpp, bagiku persetujuannya udah menjawab semuanya.
Sebenarnya kalau bukan karena BAPA yang melembutkan hati mama, pasti juga nggak gitu. Pasti kejadiannya lain. Emang, kalau BAPA udah berkehendak semua jadi.
Aku sms Mrs.Right mengabarkan mama sudah setuju. Dan mulai tanggal 1 Juli aku kerja, magang, sebagai pencari biaya tambahan daripada sebulan sebelum kuliah menganggur di rumah.
Puji TUHAN. Syukur kepada YESUS. Makasih BAPA.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and