Langsung ke konten utama

Jogging

Hari libur setelah ujian memang terasa asyik. Setelah menempuh berbagai hari-hari penuh dengan ketegangan, akhirnya ada pula waktu untuk melepas lelah. Yang lelah bukan cuma fisik tapi juga otak. Walaupun libur telah tiba, sepertinya tidak ada kata libur untuk jantung yang dak dik duk der menunggu pengumuman kelulusan Ujian Akhir Nasional ditambuh dengan SNMPTN Undangan.


Fiuh, nggak ada waktu untuk benar-benar santai, sepertinya. Soalnya hidup terus berjalan.


Waktu itu kejam.


Dia bisa berjalan maju tapi nggak pernah mundur. Dia tidak bisa diperintah manusia, tidak bisa berhenti. Tapi aku tahu, di suatu masa dulu, waktu bisa diperlambat.


Bek tu topik, jadi selama libur ini nggak ada istilah santai.
Tiap pagi bangun jam 5 buat jogging, jam 8-nan siap-siap les. Siang di rumah, ngojek. Sore jam setengah 7 les lagi. Malam, belajar, ngerjain soal-soal, kadang utak-atik di internet.


Jadi, yang mau dibahas sesuai judul nya adalah jogging.




Awalnya males banget. Bayangin, tiap malem tidur jam setengah 1, ngurusin ini itu yang tertunda karena nggak bisa dikerjain waktu siang. Terus aku dipaksa, baca bener-bener, DIPAKSA MAMA buat bangun dan jogging. Duh, males banget sebenarnya. Tapi di lain sisi, mau juga membakar lemak-lemak nakal yang bersarang di bawah perut. Dih, amit-amit deh liatnya. Jangankan cowok, aku aja liatnya uda ilfil duluan.


Jadi dengan kemauan yang keras untuk hidup sehat(baca:cantik), rasa malasku terkalahkan. Masih dengan seperempat mata yang terbuka, aku cuci muka, iket rambut ngasal, ambil saputangan dan kaos kaki, pake sepatu, keluar rumah terus lari di komplek perumahan(kalau masih layak disebut komplek). Oh yah, kalian mungkin bertanya(kalau kalian cermat) baju apa yang aku pakai.


Aku pakai PIYAMA. Iya, masa aku perlu ganti baju sih cuma buat jogging. Nggak kaya di novel-novel atau sinetron, di komplek sini nggak ada cowok cakepnya. Yang ada ibu-ibu, bapak-bapak.


Nah, tentang ibu-ibu nih aku mau cerita.


Kan pagi-pagi buta(maksudnya masih gelap) kaya gini, udara yang berhembus dingin-dingin asyik, kadang membuat bulu kuduk sendiri. Kalau di pelem-pelem kan di pojokkan atau di antara pohon-pohon gitu ada putih-putih ngumpet, perfilm-an horror Indonesia yang nggak mutu dan nggak mendidik, kadang buat aku parno. Tapi karena aku uda tahu ada jurus-jurusnya melawan Kunti, Mr. Pocy dan kawan-kawan, aku sih cuek aja. Setelah berjalan keliling sekali, aku mulai berlari.


Aku ketemu sama seorang ibu hamil. Dia lagi jalan sendiri. Aku langsung mikir, duh, nanti kalau aku punya suami, dia bakal biarin aku sendiri hamil-hamil gitu jalan sendiri pagi-pagi kaya gini? Ih, tega banget yah. Anak keberapa yah tuh? Duh, tuh ibu ada suaminya nggak yah?
Langsung deh berbagai pertanyaan menyerbu.
Aku malah jadi kepikiran suami mulu deh.


Selain perenungan pagi itu, aku juga merenung.


Hidup ini terus berjalan yah. Sekalipun orang mengakhirinya tapi yang lain tetap berjalan. Kenapa manusia begitu khawatir dengan hidupnya?, Ketika pagi itu burung lebih dulu mengeluarkan suaranya, lebih cepat dari mentari pagi memancarkan sinarnya, aku berpikir lagi. Adakah yang diperhitungkan sang burung tentang menu makan apa yang akan dia makan atau pakaian model apa yang akan digunakan?


Yah, mungkin sedikit konyol tapi menurutku, dari sesuatu yang kecil kita bisa belajar.


Jadi aku terus berlari dengan beberapa pasang mata selalu memperhatikan karena aku dapat yakin betul, kalau aku yang termuda diantara yang tua. Lebih baik yang paling tua diantara yang muda. Bayangin, yang termuda diantara yang tua itu misalnya, yang tua-tua umurnya 60-70, yang paling mudanya 60, tetap aja tua.
Kalau yang tertua diantara yang muda misalnya, umurnya antara 15-20, paling tua 20, tetap aja masih muda, masih setrong itungannya.


Itu baru hari pertama.


Lanjut di hari kedua. Keadaan makin parah. Ngantuk banget! Tidurnya jam 1 tapi berhubung cece mau ikutan jogging aku bangun juga akhirnya. Eh, ternyata dia nggak jadi. Karena udah terlanjur bangun, yah udahlah jogging aja.


Aku ketemu sama ibu hamil itu lagi. Beberapa pertanyaan aku udah kejawab. Ibu itu punya suami dan sekarang SUAMINYA NEMENIN. Cihuy! Asyik yah kalau aku nanti udah nikah punya suami yang nemenin jalan-jalan pagi waktu hamil. Hehe. Jauh banget yah pikirannya.


Sebenarnya banyak banget yang aku pikirin, cuma udah keburu lupa. Pokokya intinya itu, bersyukur, bersyukur dan bersyukur tiap waktu.


Coba bayangin...
Kalau pas pagi mau bangun ternyata mata kita nggak kebuka-buka(baca:mati), gimana kita mau bersyukur lagi? Kalau pas bangun pagi ternyata mata kita nggak bisa liat, mulut jadi bisu, telinga nggak bisa denger, sesak nafas, kaki atau tangan nggak bisa gerak, nah loh! Kan gawat!


Makanya selagi masih bisa bersyukur, bersyukurlah. Soalnya masih banyak tuh orang-orang yang sehari bisa makan sekali aja uda bersyukur, belum tentu bisa tamatin SMA, bisa tamat SD aja udah pinter banget. Jangankan bisa baca tulisan ini, bisa telepon saudara di kampung semenit di telepon umum recehan, udah bersyukur. Jangankan ngarep dapet duit jajan, bisa dapet seribu dari ngamen aja uda syukur.






Nah, banyak banget yang bisa kita syukurin. Kalau mau ngeluh, inget aja dulu, masih ada yang lebih susah dari kita. Well, bukan membandingkan, cuma hargai DIA yang udah memberi hidup. Bukan nasehat, hanya nasihat.
Karena sebenarnya, aku pun nulis ini karena sedang BELAJAR tidak mengeluh dan mengucap syukur.






Hehe...


Akhir kata, saya Mule, senang berbagi pikiran-pikiran yang nggak semua bisa ditampung dalam ,



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and