Langsung ke konten utama

PR Pemerintah


Bukan bermaksud untuk menjatuhkan pihak manapun...
Ketika negara kita adalah negara demokrasi dan setiap warganya berhak mengutarakan pendapatnya...
Kali ini saya membawa bukti otentik yang berhasil saya liput sepanjang perjalanan saya menggunakan alat transportasi umum dan saya perlu membayar untuk mempergunakannya...

Masih layakkah armada TransJakarta ini dipergunakan? Tentu saja jawabannya, “Masih.” Dalam tanda kutip dengan arti, masih bisa jika dipaksakan.
Bukankah anda membayar ketika menggunakan TransJakarta dengan membeli karcis di loket? Jadi sudah puas dengan harga demikian dan fasilitas yang anda nikmati seperti ini? bukankah pemerintah DKI Jakarta merancangkan alat transportasi ini untuk kenyamanan penggunanya?


Beralih dari TransJakarta, kita menuju stasiun. Ada spanduk besar tentang larangan merokok di peron 1 tapi sebuah plang di peron 2 menyatakan area merokok. Apa maksudnya ini? Apakah pihak PT. KAI yang plin-plan atau saya yang buta huruf salah mengartikan maksud dari tulisan-tulisan tersebut?
Atau maksudnya, bila akan merokok, silahkan ke peron 2 karena di peron 1 adalah kawasan bebas merokok. Selamat, asap rokok tentu saja bisa berdifusi atau bahasa awamnya, ‘Nyebrang’ dari peron 2 ke peron 1. Jadi, maksudnya ini apa?


Tidak hanya mengkritik hal negatif dari kinerja pemerintah yang memang belum maksimal, tampak pada foto keadaan stasiun yang bersih dari sampah (walau tidak dari debu) dan tidak ada yang berjualan di sepanjang peron 1 dan 2. Beri apresiasi pada petugas yang ada di stasiun ini.
*prok-prok*

Jadi, maksud saya memamerkan foto-foto ini adalah menjadi pekerjaan rumah bagi Menteri Perhubungan pada umumnya dan pemerintah DKI Jakarta pada khususnya untuk lebih memperhatikan kenyamanan warganya dalam berkendara, apalagi pengguna ini membayar, tidak dengan gratis dalam penggunaan fasilitas umum ini.

Memang, warga Jakarta membludak, terlalu banyak sudut kota untuk ditata setiap incinya, yah maka itu hal yang saya sebutkan tadi adalah menjadi pekerjaan rumah, perlu kerja ekstra. No pain no gain.

ADIOS.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and