Langsung ke konten utama

Sayang Kalian




Aku bingung harus mulai darimana. Terlalu banyak yang ditampung sampai lupa harus cerita pada bagian apa.
Kamu-kamu, kalian, selalu manggil aku dengan “cici”.
Aku senang mengetahui aku sudah tua sekarang, punya banyak adik yang lucu-lucu yang dulu nggak pernah aku punya. Seakan-akan aku baru menemukan ‘saudara-saudaraku yang terhilang’.
Banyak orang menganggap kita aneh. Istilahnya, darahmu dan darahku berbeda. Kami berbeda, kami tak serupa, tapi kami sama.
Untuk saudara-saudara perempuanku yang terdekat denganku yang belum pernah aku bahas di blog aku ini, entah kalian membacanya sekarang, sebulan lagi, setahun lagi, atau bahkan tidak akan sama sekali. Aku tidak memperdulikannya. Yang jelas ini, bahwa aku sayang banget sama kalian.
Anas
Ani
Arci
Laora
Magda
Maria
Olivia
Ombun
Sarah
Sari
Shella
Vina
Yohana
(disusun berdasarkan abjad)
Kangen sudah pasti.
Aku ingin mengingat kembali waktu-waktu yang dulu.
Saat pertama kali bertemu dan kita bingung, kita dipersatukan oleh tali yang tak terlihat yang dinamakan kasih. Kita canggung. Kita saling iri saat itu, siapa lebih dekat sama siapa seakan ada genk, kroni ini dan itu. Syukurlah, sekarang semua itu tidak ada lagi, kita melebur menjadi satu (cie).
Aku ingat...
Saat kita jalan bersama ke Central Park. Aku merasa bukan berjalan dengan anak-anak kecil yang menyebalkan dan rewel, tapi aku benar-benar merasa, ini loh kalau jalan bareng adik-adik. Melakukan jeprat-jepret foto yang ceria, nggak peduli semua mata memandang dan seolah berkata, “Norak!”
Aku ingat...
Ketika kita pergi bersama rame-rame dan alay banget, mendominasi busway sampe penumpang lainnya ikut tertawa mendengar celotehan kita atau bahkan ada yang mencibir juga. Aku merasa saat itu nggak perlu malu diliat dan dinilai orang toh yang penting bagiku adalah bisa bersama-sama kalian.


Aku ingat...
Kita memang hanya sekedar berkumpul, bercanda ini dan itu, curhat sana sini tentang apa aja. Foto-foto alay di tempat les. Sekedar kongkow di suatu pojokan warung kopi. Saat berboncengan dengan kalian, saat foto-foto nggak jelas di kamar Vina, saat kalian semua datang sebelum aku ke Depok. Aku ingat salah seorang dari kalian menangis. Haha. Aku memelukmu... apa kamu ingat?(yang merasa pasti senyum-senyum)








Aku bersyukur banget pada BAPA kita buat kenalin kita. Kalian yang semangatin aku, yang selalu senyum-senyum ketemu aku.
Aku ingin lihat senyum kalian.
Aku ingin kalian bahagia.
Waktu kalian curhat tentang susahnya belajar, ulangan yang belum bisa dikerjakan maksimal...rasanya aku ingin ada di sana, bersama-sama membantu kalian memahami apa yang bisa aku bagi.
Aku ingin punya waktu lebih lama dengan kalian. Aku ingin bisa bersama kalian, denger curhat kalian.
Aku selalu nunggu sms, kok nggak ada yang sms. Kadang sedih. Aku sms nggak dibales. Aku-nya takut ganggu apa ini lagi pada ujian?
Atau mungkin sebaliknya, kalian yang takut ganggu aku juga? Kalian kira aku sibuk, jadi ga sms.
Atau mungkin nggak ada pulsa? Atau mungkin kalian lupa sama aku?
Kalian bilang mau main ke sini kalau selesai ujian, tapi nggak ada kabarnya lagi.
Sedih banget, aku nungguin tahu di sini. Sendiri secara fisik di kamar.
Mikirin, kalian sedang apa? Apa kalian baik-baik aja, apa kalian lagi sedih atau senang?
Aku pingin lihat kalian tertawa, cerita-cerita lagi sama aku. Cerita-cerita dong kalau kalian lagi merasakan apapun, senang, sedih, bingung. Bukankah kita keluarga? Kalau kalian memang merasa aku cici kalian, saudara kalian, jangan sungkan...please... L oke, oke J
Tapi sepertinya, aku kehilangan beberapa momen itu, suatu kenangan yang harusnya ada di memori kita selama kita hidup di bumi.
Belum puas rasanya waktu sama-sama kalian.
Ada dua hal; kalian harus masuk ke kampus ini, atau aku-nya yang cepet-cepet lulus dan kita semua bisa mewujudkan negri impian kita bersama.
Masih banyak yang pingin aku tulis, tapi rasanya halaman ini nggak akan cukup, nanti meledak. Haha.
Akhir kata, aku sayang banget sama kalian...

Love Mule,


ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and