Langsung ke konten utama

Menulis Lagi

Aku merasa, this is my ‘real’ life. Bagian yang menjadi kesenanganku, tempat aku bisa mencurahkan segala perasaan dan menumpahkan segala imajinasi yang terkadang tidak bisa terbendung dalam kepalaku, tulisan. Aku bisa berkisah tanpa batas, tidak ada yang berkata ini salah dan benar karena tidak ada sesuatu hal yang pasti dan mutlak, tidak ada aturan yang mengikat, soal tata krama atau peraturan yang melarang ini dan itu. Dunia yang tidak tersentuh dan ternoda oleh orang-orang yang ingin menghancurkan, dunikau sendiri dalam fantasiku. Munculnya begitu saja, mengamati bagaimana gejolak serta pasang-surut yang terjadi dalam hidup ini.

Memang aneh, aku mungkin bisa saja menjadi aktivis, sosialita, atau kumpulan peneliti dan akademisi, pejuang revolusi atau public speaker yang handal. Sejujurnya, itu semua memang bisa dicapai. Setiap orang bisa belajar mengenainya, tapi ini bukan soal mampu atau tidak, ini soal hati. Mau ke mana hati melangkah dan mengarah? Sebenarnya aku sudah menemukan dan jatuh cinta dalam dunia menulisku, tapi sepertinya aku belum bisa menjatuhkan pilihan hidup kepadanya. Dalam duniaku, menulis adalah sesuatu yang harus menunggu, di daftar panjang pencapaian yang sudah ditetapkan bagiku. Kegagalan dan pertentangan acap kali terjadi, tapi tak mengapa. Berkarya harus tanpa batas, berkarya tak harus seterkenal itu, tidak sepenting itu untuk dikenal, tapi bagaimana menyampaikan pesan dan meneruskan buah pikir yang tertanam pada otakku, sehingga dapat disebar sebagai bibit yang kemudian akan bertumbuh, entahkah di tanah subur atau gersang, suatu saat bibit akan bertumbuh kalau dirawat dengan baik, dengan benar, dengan perjuangan dan kerja keras yang tiada menyerah.

Yah, suatu saat pasti ada buah yang akan dipetik, kalau kita benar-benar bisa mengusahakannya. Aku tidak terkekang dengan apa yang aku jalani sekarang, sebab pencapaian suatu tujuan tidak mesti dari satu jalur saja, terkadang kita harus berbelok, walaupun phytagoras adalah jalur terpendek, tapi ujungnya akan sama seperti Hukum Hess dalam kimia. Upss!


ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and