Langsung ke konten utama

Kehilangan KTP #1


Aku lupa sejak kapan KTP aku hilang. Yang jelas, KTP itu penting buat ngurus surat ini dan itu dan buat by pass masuk ke suatu tempat. Ketika dicari, KTP itu hilang!
Okay, jadi aku harus ngurus surat kehilangan KTP ke kantor polisi. Masalahnya, aku nggak mau keluarin duit. Jadi, beginilah scenario yang aku buat.
Berhubung kantor polisi nya di pinggir jalan, dan sesudah tugas dinas aku masih mengendarai mobil, jadilah aku parkir di Indomaret yang jaraknya beberapa ruko sebelum kantor polisi itu.
Aku jalan, dengan muka datar dan masuk ke kantor polisi dengan PD.
“Misi pak, kalau mau lapor kehilangan di mana yah?” tanyaku langsung masuk ke ruangan bermeja dengan computer.
“Oke, silahkan duduk mbak.”
Jadilah aku duduk sambil dengerin bapak-bapak yang curhat soal motornya yang hilang dan ditendang hingga motornya jatuh (kalau nggak salah ingat begitulah ceritanya).
Tibalah giliran aku buat diwawancarai…
“Masalahnya apa mbak?” tanya polisi yang namanya aku lupa, sebut saja Burhan.
“Dompet saya hilang pak.”
“Isi nya apa saja mbak?”
“Cuma uang dan KTP sih pak.”
“Uang itu Cuma yah mbak?” tanya Pak Burhan kaget. “Berapa nominalnya mbak?”
“Dua ratus ribu Pak.” Sambil dalam hati mikir, ia juga yah, hilang duit bilangnya ‘Cuma’. Buset, aku ini tajir banget kali yah…amin. “KTP nya pak nih yang penting.”
“Kejadiannya gimana?”
“Jadi saya lagi makan, saya taruh dompet di kiri, HP di kanan. Pas selesai, kayanya jatuh ke lantai soalnya dompet kecil. Terus saya lupa ambil. Waktu balik, udah nggak ada Pak.” Oke, tet tot banget ceritanya karena yang sebenarnya adalah…KTP aku hilang. Titik.
“Di mana dan kapan mbak?”
“Kira-kira 30 menit yang lalu di mal deket sini Pak.”
“Oke. Namanya siapa mbak? Tanggal lahir? Inget nomor KTP nya?”
“Nggak Pak. Saya nggak inget.”
Setelah sesi tanya jawab de el el, ternyata Pak Burhan pernah tugas dinas di komplek rumah aku. Kebetulan, tetangga aku banyakan TNI.
“Wah, daerah ini mbak. Kenal Pak …?”
“Kenal Pak. Tapi sekarang beliau sudah bukan ketua RW lagi. Pak…. Rumahnya yang besar itu kan Pak?”
“Iya, bener yang itu. Kalau keluarga Silitonga?”
“Nah, itu saudara saya Pak.”
“Ah, masa. Mukanya mbak oriental. Nggak ada batak-bataknya.” Pak Burhan dari Medan, walau bukan orang batak.
“Bener Pak. Bapak saya marga Purba. Ibu saya boru Silalahi. Saya dimangadati Pak.”
“Apa itu Mbak?”
“Acara adat gitulah Pak, makanya muka saya nggak ada batak-batak-nya.”
“Oh. Kalau Pak TNI?”
“Ah, itu tetangga saya. Anaknya jadi dokter, teman saya itu.”
Jadilah kita malah gossip tetangga komplek. Syukurnya, aku cukup gaul dan bisa update masalah yang terjadi di lingkungan sekitar. Catat! Ini penting! At least nggak perlu aktif banget tapi harus aware juga mengenai info-info yang barangkali pada akhirnya bisa memberikan suatu faedah.
“Oke, coba cek suratnya nih.”
“Nama saya salah Pak.”
“Oke, saya print lagi… tapi yah komputernya eror.”
“Yah, saya bantu ketikan lagi deh pak kalau repotin.”
Pak Burhan diam…tapi akhirnya Pak Burhan tetap ketikin ulang.
TARA! Surat kehilangan selesai dibuat dan langsung ditandatangan kedua belah pihak.
Surat sudah aku pegang tapi aku masih duduk.
“Pak, saya mau ngomong ini tapi saya nggak enak.”
“Apa?” Mungkin di sini Pak Burhan pikir saya bakal nego bayarannya berapa. Mungkin di sini Pak Burhan deg-deg kan bagaikan cowok yang mau ditembak. Mungkin di sini Pak Burhan mikir saya bakalan mau ngomong kalau selama tadi kita ngobrol mulutnya bau. Mungkin…ah sudahlah.
“Pak, saya minta uang lima ribu aja pak. Buat bayar parkir.” Oke, aku udah pasang muka nggak tau malu yang jadinya beneran malu-malu-in. Tapi totalitas itu perlu!
“Memang kamu parkir di mana?”
“Di mal Pak.”
Pak Burhan buka laci. Ada uang sepuluh ribu. Aku curiga itu uang hasil… ah sudahlah. Yang penting aku dapat uang.
“Tapi saya butuh lima ribu aja Pak.”
“Ah, sudahlah, buat kamu aja.”
“Eh, serius Pak?” tanpa nunggu jawaban karena itu pertanyaan basa-basi dan sebelum Pak Burhan berubah pikiran… “Makasih Pak.” Ngacir sambil senyum dan bawa uang plus tujuan utama…surat kehilangan dari kepolisian.
Pak Burhan yang jauh di sana, makasih yah Pak. Hehe. Semoga, kebaikan bapak dibalaskan Tuhan. J
Begitulah pengalamanku di kantor polisi.
Belajar ini semua dari Bapa saya nih. DIA pinter banget menyamar. Aku sih, ikutin jejakNYA aja.

ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and