Langsung ke konten utama

(Jangan) Bicara Soal Umur

Bicara soal umur memang jadi sesuatu yang sensitif yah bagi perempuan, nggak semua memang, tapi kebanyakan begitu. Entah itu dipuji, entah itu beneran dibilang yang sebenarnya, tetap aja, bagi aku pribadi sih, itu adalah suatu bentuk sindiran. Jadi please, kalau mau jadi licker dan aku adalah sasarannya, jauhkan topik yang berbau pujian, karena anda salah besar. Bagi saya pujian itu adalah sindiran dan sama sekali tidak membantu saya bertumbuh.
Case ini terjadi di Gramedia Central Park Mall.
Bermula rasa kesal karena suatu masalah, terus diajak ketemuan di depan mall TA, tapi ternyata yang ditunggu lama datangnya, akhirnya janjian di Mall CP itu tepatnya di Gramedia. Ternyata Gramedia-nya lagi di renovasi. Langsung aja ke mas-mas penjaga, "Mas, saya mau cari buku persiapan UN anak SMA." Terus mas yang diajak ngomong malah ngelempar tanggung jawab ke temen yang lain, pakai seragam hitam, nggak tahu tuh lagi training apa emang dia lebih handal. Terus diajak ikut masuk ke ruang belakang, agak messy, tapi it looks good kalau udah beres nanti. Lantainya dari panel kayu warna coklat terang dengan rak dinding warna putih, di bagian kiddy ada mainan mobil-mobilan dan poster-poster lucu dengan warna terang. Lampunya juga warna putih tapi nggak menyilaukan mata. Ada berdus-dus yang berisi buku (kayaknya) masih disegel dengan lakban, bertumpuk-tumpuk di berbagai sisi yang diletakkaan asal. Aku terus ikutin mas-mas-nya.
"Sebenarnya di bagian ini masih belum boleh dimasukin mbak."
Aku melihat sekeliling dan benar saja, semuanya petugas-petugas yang sedang menyusun buku, berseragam kemeja putih dan hitam, semuanya masih muda dan sambil bersenda-gurau. Wuih, rasanya seru yah berada diantara buku-buku dengan aroma yang khas. Dan kenapa begitu terlihat menyenangkan, karena memang saya pecinta buku...
"Eh, nggak apa-apa nih mas saya di sini?" Perasaan yang tadinya dongkol karena mood jelek, jadi membaik karena buku-buku ini terutama aku seperti pengunjung yang 'spesial' means asing, soalnya pada ngeliatin aku. Mungkin dikira aku anak magang baru kali yah?
"Iya nggak apa-apa."
Nggak apa-apa tapi sambil aku lihat-lihat buku, dijagain mas-mas-nya.
"Cari buku apa mbak?"
"Buku soal-soal UN mas. Kimia."
"Oh, buat mbak UN nanti yah?"
"Eh?" Aku langsung mengalihkan perhatian dari rak-rak buku ke mas penjaganya.
"Bukan mas."
"Oh, buat adiknya yah?"
(Duh kok nebak-nebak nggak jelas? Mungkin mas-nya lagi berusaha ramah mencari topik)
"Bukan Mas. Buat les mas."
"Oh mbak murid les?"
"Bukan Mas, saya gurunya Mas," kataku akhirnya sambil nyengir kuda. Berasa gagal punya tampang guru.
"Eh, saya kira mbak masih SMA."
HELLO!!! Ini nyindir apa gimana yah? Tersanjung tapi segera sadar, nih mas cuma TP-TP aja.
"Saya udah kuliah Mas."
Aku merogoh-rogoh tas-ku yang isinya acak-acakan karena tas ransel yang aku bawa jarang aku tata ulang, biar nggak ada barang yang ketinggalan. Udah itu, yah itu aja. Aku mencari ponsel sarung biru merk NOKIA. Ada satu pesan yang menyatakan saudara aku udah di Mall CP. Oke, kesempatan buat teleponan.
"Mas, ada saudara saya yang mau ke sini juga. Nanti tolong diantar ke sini yah." Sambil bergaya telepon saudara aku yang imut itu, beneran telepon, bukan pengalih perhatian, eh, ketolong juga sih jadi aku nggak mati gaya. Terus mas-nya pergi keluar, dan semenjak ditinggal mas-nya aku jadi langsung nemu buku yang aku perlukan. Please, jadi selama tadi aku ngapain?
Pas saudara aku dateng, mas-nya langsunjg pergi. Sebenarnya mas-nya baik, ganteng pula, masih muda, eh, ya ampun salah fokus, aku nggak maksud ngelirik cowok lain, cuma mendeskripsikan aja biar makin hiperbola ceritanya.
Dan ketika mau bayar, mas-nya muncul lagi, nawarin buku kimia.
"Udah nemu mas (udah bayar pulak, telat mas)." Sambil senyum terus keluar dari Gramedia.
Kalimat dalam kurung diucapkan dalam hati.
Mas-nya masih senyum sambil bilang, "Makasih mbak. Hati-hati. Nanti datang lagi."
Itulah kisah yang akhirnya membuat mood sedikit baik, sedikit aja, karena aku langsung jutek lagi ke saudara aku ini yang sebenarnya aku marahnya ke kokonya cuma berhubung dia mirip banget sama kokonya bikin aku gregetan, pingin cubit, pukul, gigit, dstststst. Tapi yah, nggak aku lakukan dong. Udah yah, udah mau tidur, lagi di ranjang tingkat dua dimana ranjangnya diangkat batu sampai aku bisa nyentuh langit-langit kamar, nggak bisa banyak gerak nanti jatuh dan ranjangnya roboh. Habis banjir-banjiran, badan pegel ngepel serumah pegang lumpur geli banget, terus bersihin bak penampungan air yang kerendem air banjir, airnya yang kotor bikin pantat gatel. Encok deh punggung, makin berotot lengan. Semoga cowok itu masih demen sama cewek yang lengannya (sedikit) berotot.
ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and