Langsung ke konten utama

Punya Saudara #1

Punya saudara-saudari super membuat aku merasa special. Kehadiran mereka mengajariku banyak hal. Tapi sepertinya, kalau kamu belum menentukan posisi sebagai kakak atau adikku, lebih baik pilihlah menjadi adikku karena posisi kakak akan sering disusahkan oleh aku yang kerap kali minta tolong ini itu, sementara sebagai adik, justru aku yang berusaha untuk lebih banyak membantu, walaupun intinya adalah saling bantu –membantu.
Pertama adikku David, seorang remaja laki-laki yang cukup punya banyak kesibukan dan aku suka. Dia suka olahraga, masuk tim futsal sekolahnya, ikut teater, bisa bermain gitar, dan aktif di gerejanya. Ada kemauan. Mungkin agak sedikit risih hidup di balik bayang-bayang aku sebagai kakaknya yang juga alumni di SMP di mana dia bersekolah sekarang karena kerap kali menjadi bahan perbandingan oleh guru-guru (dan aku sangat tidak menyukai hal ini, aku ya aku, David ya David), tapi pintarnya, dia bisa menonjolkan dirinya dengan sisi lain yang bisa membuatnya mengukir sejarah seorang David Hansen Gouwin. Sering banget melakukan olahraga bareng seperti jogging, bulutangkis, bowling. Bersikap lebih santun dan sering cerita bareng. Sedikit hedonisme dan boros. Be a man! I love you.
Kedua, adikku yang satu ini. Dulu dia adik kelas di SMP-ku yang suka bikin onar, kempesin ban sepedaku tapi ternyata salah sasaran malah ban sepeda temanku. Suka buat masalah sama guru, nggak pinter, sering kena omel. Tapi siapa sangka dibalik semua kesembronoan itu, malah dia satu-satunya yang diterima di universitas negeri terbaik di Jakarta, UNJ dengan jurusan yang sama denganku. Namanya Cynthia Arsyani. Dia juga yang paling sering cerita bareng aku, suka banget denger guyonanku yang garing tapi tetap tertawa dengan muka polosnya, dan aku sangat suka sikap menghargainya. Menurutku dia lebih dewasa sekarang dibanding dulu yang suka ngambek nggak jelas. Suka warna ungu bareng dan aku mau bilang, “Aku sayang kamu, I love you.”
Ketiga, adikku yang lucu, walau kadang merasa nggak enakan sama dia karena sering banget aku repotin, pinjam netbook-nya sampai berbulan-bulan. Adik paling suka buat acara (EO yang handal) dan paling mau belajar keras, walau suka males-malesan. Pernah tidur bareng, yang gampang tidur, gampang bangun. Kalau dimarahin mukanya malah buat orang jadi nggak marah (kaya ko Ato), haha, dia Yuvina. Calon dokter masa depan. Yang selalu nyapa orang yang datang dengan suara keras-keras, selalu digodain sama daddy dan selalu berusaha di deket dia. Gembul dan suka makan. Haha, adikku sayang, decu! I love you.
Ini bukan yang terakhir, tapi yang keempat ini agak berbeda. Tidak pintar, tidak cantik, selalu minder. Padahal di dalam dirinya yang bersikap malu-malu itu tersimpan rasa ingin tahu yang sering dipendam. Dan ada yang bilang ke diakah bahwa sebenarnya dia cantik dan juga pintar? Seharusnya dia menyadari hal ini. Sering banget dimarahin daddy dan menjadi dewasa lebih cepat dari beberapa bulan yang dulu aku kenal. Aku sayang dia, tanpa dia tahu bahwa aku sering pikirin dia. Stellani Chandra. Mungkin pertama kali orang akan memikirkan dirinya adalah sosok yang sombong. Dia hanya tidak memiliki kecepatan beradaptasi dengan orang baru seperti kecepatan singa berlari, hanya saja dia berusaha untuk bisa bergaul dan harus dihargai usahanya itu. Sering pingin peluk tubuh mungilnya dan denger ketawanya yang khas. Selalu bilang, “Cici lucu.” Walau jarang cerita ke aku tentang dirinya sendiri, tapi dia paling senang denger semua jenis kosmetik dan kecantikan, atau inovasi baru di luar sana yang aku ceritakan seolah dia sedang berada di dunia lain yang terisolasi dari dunia luar, karena baginya info-info itu menarik dan terdengar baru, dan itu yang aku suka dari dia. Ani, I love you, dan kamu harus menyadari kamu berharga, dimata-NYA, dan di mata kami saudara-saudari kamu. J
Sekian dulu seulas kata buat adik-adikku sayang. Tulisan bukan dibuat hanya memenuhi blog, aku nggak tahu kapan mereka-mereka ini akan membaca, setidaknya aku sudah pernah mengatakannya walau hanya lewat blog ini.

ADIOS.









Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and