Langsung ke konten utama

Level


Entah kenapa kebayang alat Doraemon yang dipakai Nobita untuk membuat dirinya pintar, ganteng, ataupun kuat. Dan tiga hal ini masing-masing mempunyai kelemahannya sendiri dan kelebihannya sendiri pada tahap level tertentu.
Misalnya, saat Nobita pingin jadi pria paling tampan



Dia menaikkan level kegantengan sampai maksimal, tapi apa yang terjadi? Dia menjadi amat bodoh dan amat lemah. Ketika Shizuka ingin menanyakan tugas padanya, dia tidak dapat menjawab karena hanya mengandalkan ketampanannya saja.
Lalu dia mengubah levelnya menjadi ‘Si Jenius’
Oke, Shizuka mungkin tertarik dan kini mereka dapat mengerjakan tugas bersama. Tapi masalah lain timbul. Ketika Giant dan Suneo mengajaknya bermain baseball, Nobita mengubah kembali menjadi level ‘Si Kuat’
Apa masalah lantas selesai? Tidak.
Dan pasti kita berpikir, Nobita hanya pembuat onar, di tangannya tidak ada alat Doraemon yang dapat berfungsi baik. Bukan begitu sebenarnya. Alat Doraemon berfungsi dengan baik hanya saja dalam penggunaan alat tersebut tidak dipergunakan dengan baik dan sesuai prosedur yang ada. Nobita menggunakannya hanya untuk ajang pamer atau memuaskan keinginannya untuk dipuji oleh teman-temannya.
Sebenarnya yang saya mau ulas di sini, setelah pengamatan saya melalui sekeliling di mana saya hidup saat ini, kebanyakan orang itu mementingkan satu hal yang ingin ditonjolkan dari dirinya dan celakanya hal itu hanya untuk ajang pamer dan mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya, persis seperti Nobita. Dan seperti alat Doraemon itu, banyak orang menyalahgunakan fasilitas yang mereka miliki.
Saya mengamati, seseorang yang mengagungkan kecantikannya atau ketampanannya tapi mengabaikan pendidikannya. Mungkin, mungkin nih yah, mereka menganggap kecantikan atau ketampanan yang mereka miliki merupakan aset berharga untuk memiliki ‘modus’. Semakin banyak modus, semakin banyak fans, semakin baik karena mengartikan, “Saya cantik/saya tampan berarti saya laku.”
Lalu, orang yang mengandalkan kekuatan. Karena proporsi tubuhnya yang kekar dan besar, tenaganya yang besar, seseorang bisa dengan seenaknya mem-bully kaum yang lebih lemah. Katakanlah seperti Giant yang suka berlaku seenaknya pada Nobita karena dia lemah. Akibatnya, setiap ada kesempatan, Nobita akan membalas perbuatan Giant. Mungkin bagi anda si ‘Kaum Kuat’ bisa menghentikan aksi anda karena siapa tahu si ‘Kaum Lemah’ akan melakukan aksi balik menyerang anda dengan cara yang tidak anda duga.
Yang terakhir, mengenai otak. Seorang yang sangat pintar belum tentu cerdik. Seorang yang cerdik tentulah pintar. Setuju?
Banyak orang pintar yang sering dimanfaatkan sekelilingnya seperti sebagai sumber jawaban saat ulangan, ‘Si pengerja tugas utama’, bahkan sampai dijadikan sandera sebagai pembuat bom pembantu teroris. Tapi orang cerdik, tahu, kapan dia harus menggunakan kepintarannya, nalarnya, pengetahuannya, dan pengalamannya dalam menghadapi situasi yang kurang menguntungkan. Pintar saja tidak cukup, tapi perlu strategi bagaimana menghadapi musuh tanpa perlu menimbulkan hal yang merugikan seperti bertengkar dengan teman bila tidak memberi jawaban.
Ketiga hal ini memanglah bukan hal utama yang harus dipermasalahkan tapi perlu untuk diperhatikan bagaimana menjadikan level 10 itu terbagi menjadi
Atau variasi lain. Yang jelas, memang akan ada satu hal dalam diri anda yang menonjol tapi yang lain tidak terabaikan.
Dari sebuah kartun sederhana, ternyata kita dapat belajar banyak dan memaknai hidup ini lebih bervariasi.

ADIOS.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and