Langsung ke konten utama

Tentang Jendela


Jendela. Akhirnya aku tahu alasan dia push up, sit up seperti yang sering diumbar sama Koala. Jadi, Jendela sendiri yang cerita ke aku kalau dia itu pingin bales dendam lantaran waktu SMP, dia tuh disuruh ambil bola basket yang nge-gelinding ke deket dia. Tapi karena berasa nggak mau diperintah, Jendela akhirnya menolak. Karena kakak kelas itu emosi, Jendela dipukulin. Sejak saat itu, Jendela berniat buat membentuk tubuhnya untuk siap bertarung sama tuh kakak kelas. Tapi beberapa bulan kemudian, tuh kakak kelas udah pindah.

Ternyata Jendela juga bisa main gitar, keren sekali!!!

Waktu itu, dia hampir, dikit lagi, sedikit lagi, ceritain siapa yang dia suka dan siapa cewek yang dia anggap cantik. Duh, tiba-tiba Koala dateng. Zzzzz. Kenapa sih dia dateng disaat Jendela udah buka hati?
Alhasil, sampe sekarang, aku nggak tahu lagi dan Jendela nggak pernah cerita lagi.

Satu rahasia singkat, dia pernah nemenin aku ke wc(sampe depan doang). Duh, mana ada sih cowok yang segitu baiknya nemenin aku ke wc dan nyari guru fisika bareng. Buset, jantung rasanya dag dig dug waktu jalan berdua di lorong yang sepi. Kan pada lagi belajar di kelas. Terus deg-deg kan takut ketawan Koala, bisa direbus kali tuh tukang bakso.

Terus pernah juga di BK, lagi mati lampu tapi mesti ngurus surat buat SNMPTN Undangan. Aku lagi duduk sendiri nunggu gurunya. Tiba-tiba si Jendela dateng bareng temen-temennya. Dia duduk di samping aku persis sementara temen-temen lainnya di seberang sana. Terus dia tanya, "Lagi nunggu juga?"
Aku jawab, "Iya," sambil senyum, TP dikit, cuma sebenarnya itu grogi.
Terus tak disangka-sangka, tak dinyana-nyana dia bilang gini, "Gue grogi duduk samping cewek cakep."
"APA?" tanya aku kuat, soalnya suara temen-temennya berisik banget.
"Eh, nggak kok, nggak, udah lupain aja."
Duh, Jendela, nggak tahu apa, pingin banget kata-katanya diulang dengan jelas, please...sekali lagi. Biar aku ga GR dan bukan salah denger.
Tiba-tiba Koala masuk. Aku kaget, refleks langsung berdiri dan ngipas-ngipas.
"Duh, ibunya lama banget. Duluan balik ke kelas deh, dah."
Aku bukannya takut tapi males cari ribut. Kayanya Koala sudah mencium dan curiga kalau aku ada apa-apanya. Kalau dia tau Jendela ngomong apa barusan dan pernah nganterin ke wc, beuhh. Ban motorku bisa robek kali tuh.

Sebenarnya aku bingung banget, aku suka nggak sih sama Jendela? Soalnya kadang kangen kadang biasa aja. Kadang sebel kalau lihat dia deket Koala, kadang pingin dia jadi pacar Koala aja. Kadang pingin ngobrol, kadang pingin cuek.

Aku seneng, semester ini aku diajarin terus mat-nya sama dia. Sebenarnya, aku udah ngerti tapi sama dia tambah ngerti. Udah gitu, lumayan bisa bareng. Paling males, disinisin boooo sama Koala. Buset.

Eh, pernah loh. Waktu di kantin lagi belajar bareng. Terus Jendela dateng ke kumpulan meja aku dan ambil kursi duduk di samping aku persis. Kebayang nggak sih salting dan deg-deg kan nya kaya gimana? Dia ngajak ngobrol tentang guru yang baru married, tumben banget, kan biasanya dia cuek. Ketawan banget saat itu nyari topik ngobrol(semoga bukan sekedar harapan apalagi GR sendiri, haha) Terus, aku kan lagi belajar buat ulangan mat, biasanya dia mau ngajarin tapi aku nggak minta diajarin pagi itu. Tepat dikumpulan meja belakang aku, ada Koala di sana. Yup, dia lagi. Dan serius, aku grogi banget. Tuh buku cuma dibolak-balik doang. Aku tatep-tatepan sama Miss Twins di depan aku.
Jendela masih ngajak ngobrol, aku jawab seadanya aja. Tatapan Koala sanggup nembus badan aku nih. Aku ngerasa banget.
Akhirnya, temen samping dia(Jendela), Miss Smart nanya ke dia tentang kimia. Karena Jendela kan jago tuh kimianya(pinter deh dia, apa aja kalau tentang ilmu pasti), jadi perhatiannya beralih ke samping kirinya(aku duduk di sebelah kanannya).
Tiga menit kemudian, Miss Glasses dateng ke meja aku, dia dari kumpulan meja Koala(di belakang aku itu loh).
"Le, lo gile yah bikin Koala cemburu?! Mending lo pindah deh!" saran si Miss Glasses.
"Emang kenapa?"
"Dia daritadi ngomong, 'Gue sebel banget, panas!' berulang kali. Terus si Miss Skin tanya ke Koala kenapa dan lo mesti tau jawabannya apa! Koala bilang dia sebel dan BT banget liat cewek di samping kanan Jendela. Bukan si Miss Smart, Le. Tapi lo! Gara-gara lo minta ajarin dia! Bener deh, mending lo pindah aja."
"Tapi aku kaga minta diajarin. Dia yang daritadi ngajak ngomong. Kalau nggak percaya, tanya aja Miss Twins," kata aku sebal. Miss Twins mengangguk mendukung pernyataan aku. Memang bener itu adanya. Padahal, Jendela ada disampingku, mendengarkan aku berbicara seperti itu dan akhirnya, aku angkat kaki, pindah.
Jendela natap aku, aku natap dia bentar, pingin banget bilang, "Sori. Keadaan yang memaksa." Siapa suruh Koala suka-suka sama kamu, Jendela?! Ugh! Aku kehilangan satu lagi momen deket-deket Jendela.
Tatapan Jendela seolah bilang, "Gue ngerti. Dan gue jadi sebel banget!"
Habis aku pergi, nggak lama aku lihat Jendela beranjak dari kursinya, ngajak temen cowok di kumpulan meja itu, pergi juga. See?! Ah...sebel banget. Emang aku ga jodoh sama dia nih.
Koala, ambil tuh Jendela. Aku relain, teriak batin aku kesel banget.
"Sabar Le," kata Miss Twins menenangkan.
Aku cuma bisa senyum dan bilang, "Dia bukan jodohku."
Hiks, padahal dalam hati, sedih sih. Untungnya, ulangan berjalan lancar. Sejak saat itu, aku dan Jendela kaya sadar, kita langsung jaga jarak, ambil langkah. Nggak ada lagi ngajar-ngajarin. Bye, bye my best teacher in our class in this semester.
Kalau ada yang nggak tahu, bakal tanya temen lain tapi ujung-ujungnya disarankan tanya pada Jendela. Dan Jendela akan ngajarin cepat dan ringkas, berusaha seminimal mungkin berinteraksi dengan aku. Hiks, serius. Aku nggak mau kaya gini. Aku sedih. Tapi mungkin saat ini, aku harus!harus belajar untuk tidak bergantung padamu dan ngerelain kamu Jendela. Selamat tinggal Jendela. Semoga kamu bahagia...
Itulah sedikit cerita love story Mule yang menjadi korban perasaan(lebay)untuk kesekian kalinya. Kebanyakan, hampir semua kali tuh, cowok yang aku suka selalu disukain cewek lain dan keadaan kadang memaksa aku buat ngalah. But, someday, ketika aku nemuin cowok yang bener-bener aku cintain, aku nggak mau ngalah sama cewek-cewek lain, aku akan perjuangkan cinta aku, sampai si cowok yang bilang, “Berhenti!” baru deh aku berhenti.
Akhir kata...
ADIOS.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa

Email from Eric Charles : How To Make That Guy Commit

Hi Mule, Eric Charles here. Women ask me this question over and over again: How do I get him to call me his girlfriend? - or - How do I get him to become official or exclusive with me? - or - How do I get him to say he's in a relationship with me on Facebook? Maybe you're already in an "official" relationship,  but I would still urge you to keep reading because the  trick  I'm about to reveal applies to all relationships at any stage. In many cases, a woman asks me one of those "how do I  get a title / relationship status" question after  weeks or months of waiting for the guy to commit to  her in some way. Things started out fine and progressed into seeing  each other steadily and regularly. But for whatever  reason, despite the frequent visits, sleepovers,  dates, texts, etc.  he says he doesn't want a relationship. (Or for some, he says he's not ready for some next  step... moving in, marriage, etc.) There's a truth about people - men and