Hari
ini aku jogging pagi. Niatnya biar sehat, kurusin badan, akhirnya malah bikin
badan sakit dan makin gemuk karena makan tambah banyak, tapi topic malam ini bukan
itu. Eh, udah subuh deh, bukan malam lagi.
Jadi
karena tempat olahraganya asik, pemandangannya bagus, dan ini putaran ke-11
sehingga aku jalan dengan langkah lambat, aku menikmati pemandangannya dulu.
Pohon
yang hijau, tanah yang coklat-setengah kering setengah berlumpur-, langit yang
biru dan berganti kelabu, awan yang putih bergumpal di satu sisi dan menyisakan
kecerahan di sisi lainnya, angin yang semilir membawa bau rumput yang disiram
embun pagi, udara yang sejuk namun juga hangat di saat yang bersamaan dengan
sinar matahari pagi yang menerpa, sejauh mata memandang ada gunung yang seolah
menembus kelangit karena puncaknya disembunyikan awan, dan beberapa gedung
tinggi. Wajah-wajah para pelari lain yang riang walau dipenuhi peluh, derap
langkah kaki berlari yang berirama –cepat dan lambat-, atau sekedar obrolan
ringan mengundang tawa. Tangan-tangan berotot yang mengangkat diri naik-turun
di tiang palang, atau orang-orang yang melakukan pemanasan di ujung lapangan. Rumput
yang hijau-coklat karena sebagian rumput yang botak berada di tengah lintasan
sebagai lapangan futsal, lengkap dengan gawang-gawangnya yang berdiri kokoh. Di
sisi sebelah sana, ada lapangan basket dengan pemainnya yang semangat mengoper
bola, dribble, dan shooting. Aku kangen main basket.
Tiba-tiba,
aku punya harapan kecil. Siapapun yang mendapat mataku nanti, aku harap dia
bisa melihat seindah, bahkan lebih indah daripada apa yang aku lihat. Mensyukuri
dan menikmati segala keindahan yang diciptakan Tuhan ini.
Aku
pernah bilang kan, aku akan menjaga kesehatan, menjaga diriku sendiri karena
menjaga diriku sama dengan menjaga saudara-saudaraku. Kenapa?
Karena
dengan memiliki tubuh yang sehat, organ tubuh yang sehat, aku bisa
menyumbangkan ginjalku buat saudaraku kelak.
Aku
kembali melihat sekeliling dan sekali lagi memandang bumi dan langit
bergantian. Apa lagi yang perlu aku pertahankan dari tubuhku sendiri kalau ternyata
itu bisa berguna buat orang lain selama kami masih berada di jalur yang sama,
visi yang sama, keyakinan yang sama. Aku rela. Mungkin ini hal bodoh, tapi aku
menyadari bahwa diriku sudah terlanjur jatuh cinta padaNYA, pada mereka.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar