Langsung ke konten utama

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan.
Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh)
Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby, pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis.
Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bisa tiba-tiba sakit, demam, kecapean, muntah-muntah.
Jadi anak kecil itu enak, bisa manja-manja-an.
Seharusnya, semua anak bisa merasakan keenakan itu dari minimal orangtua mereka, harusnya.
Ngenes banget buat beberapa anak kurang beruntung yang nggak bisa sepenuhnya merasakan kasih sayang orangtua, yang nggak tahu mama di mana, papa di mana, kok ada mama tiri, kok papanya galak, kok mamanya ringan tangan, kok tiba-tiba ada saudara baru yang harus saling berbagi jatah bahkan sampai nggak dapet jatah. Ya ampun, nasib macam apa seperti itu? Kaya sinetron?!
Nggak tahu ini nulis apa, absurd. Keinget aja sama seseorang yang jauh di sana, yang mengalami hal yang nggak mengenakan padahal baru usia 5 atau 6 tahun.
So, kalau someone, kamu ini, yang lagi baca, jika hidup masa kecilmu baik, bersyukurlah, jika masa kecilmu kurang berbahagia, tetap bersyukur, karena kamu masih bisa baca tulisan ini, mungkin dan semoga, hidupmu saat ini lebih baik. Atau kalau juga nggak baik, tetap bersyukur, setidaknya kamu masih hidup dan ada orang-orang di luar sana yang juga mengalami dan merasakan apa yang kamu rasakan, bahkan lebih parah.
Akhir kata,

ADIOS.

Komentar

  1. tapi masa ini, tentunya lebih baik. kita bisa menyatakan mimpi kita lebih real dibandingkan waktu kita kecil
    freedom have price. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...