Sebut
saja Mas. Walau banyak Mas di sini, katakan lah mas ini kita kasih inisial MM.
Jadi
mas MM ini orang yang unik…
Hari
ini aku WA dia. Beginilah percakapan kami dan perlu dicatat, ini sepenangkapan
aku versi aku sendiri. Aslinya kata-katanya yah nggak sama persis kaya gini
yah. (Imajinasi-kan).
Aku:
Mas nggak suka yah aku dekat sama AA? (Sebenarnya ini lebih ke pernyataan
daripada pertanyaan, hanya karena lewat pesan teks tak bernada).
MM:
Biasa aja. (Nada datar, muka datar). Kenapa kamu bisa berpikir gitu?
AKu:
errr, itu…
MM:
Kamu PIKIR saya itu suka sama AA jadi saya nggak mengijinkan kamu dekat-dekat
dia?! (Nada sudah mulai naik dan alis terangkat-angkat, kalau sinetron ada
adegan zoom in-zoom out kameranya,
biar greget)
Sebenarnya
kenapa aku tanya seperti itu ada tiga alasan:
1.
Aku curiga, mas MM ini memang suka sama AA. Sebenarnya
aku mau coba kalau punya teman guy
walau aku nggak suka sih seseorang melawan kodratnya semisal laki-laki yah
jadilah laki-laki, kalau ditentukan Tuhan buat jadi perempuan yah jadilah
perempuan yang sebenarnya bukan yang jejadian. Oh yah, AA itu cowok, mas MM
juga cowok. Jadi…
2.
Aku curiga, mas MM itu utusan pacarku buat
mata-matain aku selama aku kuliah (lagi) di sini, apakah aku nakal, setia, main
serong ke kiri, serong kekanan lalu berputar-putar (dansa kali), atau memang
aku tulus niatnya buat fokus kuliah. Terus, buat menghalau pria-pria nakal yang
mendekat. Aku curiga banget yang ini bener.
3.
Aku curiga, mas MM ini utusan bapakku buat
jagain putri-nya yang sangat disayangi, melindungi aku dari topan dan badai
yang menghadang, jiah… alasan yang ini paling bisa diterima.
Tapi
kan, nggak mungkin aku bales kaya gitu ke mas MM, jadilah…
Aku:
nggak sih mas, saya Cuma takutnya begitu sih (nada takut, muka tertunduk, tidak
berani menatap mata mas MM yang melotot, eh ini kan chat yah…)
MM:
Singkirkan pemikiran najis seperti itu! Saya bukan orang seperti yang kamu
pikirkan. Jangan mengada-ada suatu kejadian. Kalau perkara ini naik ke
pengadilan, bisa dikenakan pasal pencemaran nama baik! (dada naik turun karena
mengatur nafas, satu tarikan nafas untuk mengatakan semua kata-kata di atas,
mata mulai memerah dan hidung mengeluarkan dengusan asap) #eh
Aku:
makasih mas, eh maaf mas, punten, punten, saya ijin tulis blog dulu ini.
MM:
(tidak ada balasan, aku curiga dia emosi dan langsung naik angkot ke rumahku
untuk menghentikan aku menulis semua reka adegan ini di blog).
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar