Suatu saat nanti kalau kamu baca ini, semoga apa yang selama ini aku simpan
bisa kau ketahui, walau hanya sedikit...
Waktu itu aku inget banget,
nggak akan lupa untuk yang saat ini.
Stress, saat ujian datang
bertubi-tubi dan sebuah harapan ditaruh di kedua pundak, aku harus masuk ke
Institut di Bandung itu, atau setidaknya di PTN Favorit bangsa. Aku bingung,
aku kalut, dan aku takut. Akhirnya, ketika hari itu aku datang ke sebuah ruang
yang bernama kelas, aku terdiam, tak seperti biasa. Beberapa orang yang berada
di sana menanyakan keadaanku.
Aku hanya terdiam dan
tersenyum, memaksa.
Lalu setelah kegiatan itu
selesai dan menyisakan aku dan kamu, kamu mengatakan satu kalimat, satu saja
tapi dapat membuat aku seperti ini.
“Kalau lagi nggak tenang,
lagi sedih, jangan diperlihatkan pada saudara-saudara yang lain.”
Aku harus tegar! Aku harus
kuat!
Kata-kata itu yang
menyemangati diriku sendiri.
Lalu, salahkah aku kalau
sekarang aku tetap tertawa walau tak seperti itu yang sesungguhnya aku rasakan?
Salahkah aku ketika aku mencoba membuat orang lain tenang?
Oopps...
Yah tentu saja aku tak
setenang itu yah, tak sekuat itu yah. Maaf yah, tapi aku tidak berpura-pura
sukacita, aku hanya mencoba kuat. Aku hanya berusaha tegar.
Dan itu salah-kah?
Maaf yah, tadinya mau aku
ceritakan langsung. Dua kali aku ingin mengatakannya, tapi tampaknya tak ada
bagiku kesempatan untuk mengatakan ini. Maaf yah, tapi aku selalu berusaha
jujur dan nggak mau berpura-pura. Kalau aku bisa nangis, bisa marah, bisa
meraung-raung di depan yang lain, mungkin aku akan lakukan, mungkin...
Tapi kalimatmu itu...
Aduh, maaf yah. Bukan kamu
yang salah.
Aku hanya berusaha untuk
mencoba menjadi orang yang kuat.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar