Langsung ke konten utama

Ada apa sih dengan tanggal ini?


Sebenarnya, cuma mau spam aja sih.
Udah bertahun-tahun, entah sejak dari kapan, tapi tanggal ini selalu menjadi hari memperingati ulang tahun seseorang.
Tahun ini, dia umurnya udah 19 tahun. Nggak tahu deh rupanya sekarang gimana, udah tambah tinggi atau masih pendek, udah kurus atau masih gemuk, atau udah putihan atau masih item.
Di suatu tempat di ujung sana, entah di mana, tapi pastinya di belahan Bumi bagian Barat, di sebuah benua Amerika di suatu negara yang punya Presiden Barack Obama saat ini, di suatu kota yang memiliki gedung-gedung pencakar langit, kota kelahiran Benjamin Franklin, oke-lah sebut saja Philadelphia.
Memang nggak jelas di mana dia sekarang, pokoknya ada di situ. Seorang pria Indonesia yang hijrah ke sana untuk mengenyam pendidikan. Bahasa Inggrisnya oke tapi lupa sama bahasa ibu sendiri, bahasa Indonesia.
Setiap tanggal ini, kita, atau lebih tepatnya, aku seorang, selalu ingat dan selalu berusaha mengucapkan, “Happy birthday yah.” Meski lewat sms mahal (pernah nggak nyambung gara-gara ganti nomor hp nggak bilang-bilang) sampai lewat jejaring sosial yaitu friendster (zaman dahulu...!) dan sekarang facebook, tetap aja nggak ada balasan sama sekali.
Padahal umur kita berbeda 1 lusin hari saja, tapi dia nggak pernah inget tentang aku. Sedihnya L
Well, happy birthday yah. Meski aku tahu banget, kamu membaca tulisan ini adalah hal yang hampir mustahil terjadi, setidaknya waktu kamu baca ini suatu saat nanti, kelak, kamu tahu, aku masih inget dan kita tetap temen yah. Dan setidaknya lagi, kamu masih baik-baik saja.
Selamat ulang tahun ke-19 buat seseorang di Philadelphia. J
ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...