Langsung ke konten utama

Pantai


Aku suka pemandangan pantai. Entah kenapa rasanya ada kebebasan di sana. Coba lihat, kita tak dapat memastikan di mana ujung horizon itu, lengkung cakrawala yang seolah tanpa batasan. Luas dan lapang, seolah tak tersentuh. Ketika langit serasa hanya gantungan dan kita bisa meraihnya, padahal jauh di atas sana dan tak tersentuh.
Coba lihat, pantai adalah tempat di mana daratan dan lautan berbatasan. Darat tempat di mana kita berpijak, sementara lautan adalah sesuatu yang tak pernah bisa kita genggam. Sesuatu yang kontras menjadi perbandingan, sesuatu yang sangat berbeda. Namun mereka berusaha bertemu walau masih ada batas yang terlihat.
Di pantai, kita bisa melihat karang yang kokoh. Mereka menantang sang ombak, mereka memecahkan terjangannya. Karang berdiri kokoh, ia tak takut badai. Baginya, gelung ombak adalah teman sepermainannya. Karang dan ombak tak bisa saling menyombongkan diri. Mereka hanyalah sepasang keharmonisan yang sering orang abaikan.
Pantai tempat di mana kapal berlabuh dan dari sana pula kita melepas kepergian sang kapal. Burung-burung di langit mendapat makan dari laut, sementara manusia mendapat suatu santapan pemandangan yang alami. Entahlah bagaimana seharusnya kuceritakan pantai. Di sana ketika suara-suara manusia ditelan deru ombak. Di sana ketika suara-suara hanyalah sebuah gaung yang dipecah di udara. Ketika suara gelak tawa dan tapak-tapak manusia berlarian tercetak di atas pasir lalu kemudian tersapu ombak dan hilang. Di sana terkisah suatu pengalaman yang menjadi rahasia yang orang lain tak tahu. Tiap orang, tiap waktu, tiap zaman dan masa, tiap hal berbeda, terjadi di atas pasir pantai. Di sanalah tempat harapan dilabuhkan. Di pantai, ketika senja hari. Ketika matahari menjadi pertunjukan utama di layar langit yang biru. Ketika semua mata tertuju pada satu hal. Langit, pasir, dan laut. Ketika hal yang dipersatukan dalam satu pemandangan, PANTAI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...