Oke, kalau soal modus memoduskan orang, ini udah jadi gaya hidup.
Ketika kanan kiri menggandeng orang lain yang dinamakan ‘pacar’ sambil melotot matanya seolah bilang, ‘Terlarang, udah gue tag nih orang!’
Wush... oke, diakui kalau itu menggiurkan.
Ibarat ilustrasi ini, ketika yang lain punya gandengan dan kita cuma duduk diem aja sendiri sambil bertanya-tanya, “Pasangan aku kapan dateng yah?”
Hem, modusan itulah muncul.
Ketika modusan itu ada karena dibuat-buat sendiri dan menghasilkan benih-benih perasaan yang semu, lalu si modusan akan dinamakan PHP alias Pemberi Harapan Palsu.
Sadis memang. Padahal pencari modusan itulah yang membuat diri mereka sendiri terjebak dalam kasus-kasus fishing dan seeding yang membuat endapan larutan (loh?) yang akhirnya jadi kekesalan dan jadilah kasus-kasus PHP itu.
Terus ketika masalah itu terjadi, muncul lagi kasus pada diri sendiri tentang galau.
“Aku galau.”
“Aku galau.”
“Aku galau.”
Cuma itu kata-kata yang paling sering terdengar oleh orang yang terkena sindrom galau.
Bagi saya sebagai pengamat, galau itu adalah ketika mata anda silau dengan cahaya yang diarahkan langsung ke mata anda sehingga anda kesulitan melihat dan kebingungan. Begitulah kira-kira ilustrasinya. Galau adalah ketika anda merasa gamang karena tidak bisa memegang sesuatu yang teguh dan kokoh, anda hampir-hampir kehilangan pegangan hidup. Galau adalah titik dimana anda menemukan suatu titik jalan keluar yang sebenarnya masih jauh, namun dipaksakan untuk ditembus lewat jalan pintas. Galau adalah kamu.
Remaja-remaja labil akan mudah galau.
Galau karena pacar.
Galau karena gebetan.
Galau karena modusan.
Galau karena PHP.
Galau karena pelajaran.
Galau karena tugas.
Galau karena temen.
Galau karena berbagai macam hal bahkan lagu-lagu galau dipasaran saat ini sangat mempengaruhi proses terjadinya galau.
Anda galau saat ini?
Membaca artikel ini membuat anda tambah galau.
Jadi daripada anda bergalau-ria semakin dalam, lebih baik saya hentikan sampai di sini.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar