Mungkin benar cuaca mendung seperti ini membuat mood jadi unmood. Sudah lima orang yang kutemui awal bulan Juli ini sedikit
menjadi lebih sensitif. Seharusnya aku yang sensitif. Atau aku yang terlalu merasa
lima orang ini menjadi sensitif? Apapun itu...
Jadi pernah suatu kali koko lagi unmood, terus aku ketularan, jadi diem
juga. Tadinya udah dibujuk-bujuk supaya terhibur, ternyata malah tetap diam. Jadinya
aku yang tertular virus unmood itu.
Pernah juga nyapa seseorang, terus tanggapannya
negatif gitu. Orang itu langsung aku masukin ke daftar checklist (kalau blacklist
kesannya terlalu gimana gitu...) yang perlu diwanti-wanti untuk tidak disapa
lebih dulu. Sekali ketemu, kalau dia nyapa duluan, dua kali nyapa duluan, baru
ketiga akan aku hapus dari checklist
dan gantian aku nyapa duluan. Suasana kaya gitu nggak sampai bikin unmood sih...
Nah, pas lagi nyuci tadi, kepikiran, unmood itu nggak keren, menimbulkan
kejadian yang awkward dan orang-orang
yang sedang unmood akan diberi dua
pilihan perlakuan, pertama menjauh dari pelaku, kedua sama-sama diam sampai mood kembali fit.
Aku kepikiran, berimajinasi sih, kalau keadaan unmood itu sedikit merugikan. Alay sih, cuma
ya udah mau share aja. Nih contohnya:
Aku lagi nunggu bikun nih, sendiri, di halte MIPA
yang di seberang itu. Cuacanya lagi mendung, jadi nggak perlu pakai payung. Karena
masa SP gini bikunnya lama, ya udah, nunggu bikun sambil baca novel Sidney Sheldon tentang misteri UFO gitu.
Jadi seorang tentara sedang bertugas menyelidiki UFO yang jatuh ke bumi...
Tiba-tiba di sebelah aku, duduklah sepasang
kekasih, mereka rupanya lagi terlibat perdebatan. Tiba-tiba hujan turun, lama
kelamaan menjadi deras, suaranya berisik, tapi rupanya muda-mudi itu semakin
mengeraskan suaranya, bentak-bentakan. Akhirnya, si cowok pergi hujan-hujanan
balik ke MIPA, terus ceweknya nangis bombay. Nah, pas hujan gini kan biasanya
banyak tukang ojek berteduh di halte MIPA seberang tempat aku nunggu bikun,
diliatin deh tuh cewek. Karena kebetulan di halte yang lagi nunggu bikun itu cuma
aku dan si cewek, jadi aku bingung, apa harus aku samperin terus nyediain bahu
buat nangis, atau aku tetap diam. Akhirnya, aku lebih milih berharap bikun
cepetan dateng karena situasi yang begitu-itu, mana ada tukang ojek bisik-bisik
lagi. Kemudian aku melanjutkan membaca novel sambil berharap bikun cepat
datang.
Tentara
itu akhirnya menemukan UFO jatuh yang di dalamnya terdapat sepasang alien yang
sedang bertengkar, yang betina menangis karena sang jantan pergi
meninggalkannya. Suasana sedang gelap, hujan deras, lalu tentara itu melapor ke
atasannya, “Pak, para alien berhasil ditemukan, tapi salah satunya kabur. UFO
mereka kecelakaan karena pengemudinya bertengkar dengan pasangannya.” Haduh, ceritanya jadi kacau gara-gara kebayang-bayang
pasangan yang baru saja bertengkar tadi.
Akhirnya bikun dateng. Karena buru-buru, lupa
pakai payung. Hujannya kan deras, jadi kena basah bajunya, rambutnya jadi
lepek, klimis-klimis gimana gitu. Terus bikun kan naiknya dari depan turun dari
belakang, nah cewek tadi juga naik akhirnya tuh setelah nunggu agak lama. Terus
si cewek geser-geser gitu sampai aku bergeser dan nyenggol seorang cowok. Ternyata
cowok itu seorang bule latin, berkulit sawo mateng, macho, badan atletis, pakai kaos oblong dan celana jeans tapi bukan
skinny pants loh yah. Weits, mantap,
matanya warna coklat euy.
Tiba-tiba cewek nangis bombay sedikit terisak
terus curhat ke aku kalau tadi dia berantem sama cowoknya, suaranya agak keras
karena kesal dan lagi unmood itu. Aduh,
malu dong. Mana nggak kenal lagi. Nah, si bule latin ganteng macho oke itu
nengok, liatin kita yang berisik dan heboh. Yang satu lebay bombay, yang satu
lepek basah kucel karena udah sore habis kuliah. Pasangan paling aneh deh tuh.
“Maaf mbak, saya nggak ngerti cerita mbak.” Aku
berusaha menyingkir, tapi si mbak malah bergeser mendekat terus me-reka ulang
kejadian dan menceritakan kembali.
“Jadi gini loh mbak...”
“Tapi saya nggak kenal mbak, kita nggak saling
kenal!” Aku berusaha mengelak.
Tiba-tiba ada suara motor berisik, menerobos hujan
dan setengah ngebut, mencipratkan air kubangan kemana-mana sampai kena orang
yang nunggu di halte. Bikun berhenti. Motor vespa yang dinaiki seorang pria
ber-helm kupluk cap SNI abal berteriak-teriak minta si mbak yang di samping aku
turun. Terus, turunlah mbak-mbak itu disaksikan sejumlah pasang mata, termasuk
si bule ganteng.
“Say, aku minta maaf yah udah marah-marah dan
ninggalin kamu di halte.” Hujan seketika berhenti. Bikun berhenti. Orang-orang
berhenti. Ngeliatin.
Terus pas mereka pelukan tanda baikan, semuanya
tepuk tangan... horey. Oke. Aneh...
Ketika aku nengok, ternyata si bule udah
menghilang, turun dari bikun, naik ojek karena kelamaan nungguin adegan sinetron
kelas teri macam ini.
Ah... sudahlah...
Ini semua toh
hanya imajinasi saja. Cuma, bener-bener lah, kalau lagi unmood jaga jarak 3 meter, kalau kejauhan, ya udah 30 cm aja deh. Hujan
nggak hujan, please, jangan unmood
tiba-tiba...
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar