Langsung ke konten utama

Review Buku #1

Ada satu judul lagi yang belum dibahas di blog ini yang menjadi salah satu favorit aku yaitu, BUKU.
Ini ada beberapa referensi (+curhat) seputar buku dan review yang udah pernah aku baca.

Ini tentang Sidney Sheldon, seorang penulis yang sangat berbakat dan jenius. Ada beberapa seri bukunya yang udah aku baca, tentunya meminjam di salah satu perpustakaan di suatu universitas yang menyandang nama bangsa, hem...
Kalau judul yang ini mengisahkan seorang pasukan ONI, suatu lembaga, apa yah, tentara, polisi gitu deh, agen khusus, buat menyelidiki semua saksi mata yang melihat jatuhnya UFO di Sweden. Tapi ternyata setelah semua saksi ditemukan, mereka dibunuh secara diam-diam hingga nyawa tentara itu yang akhirnya menjadi target. UFO itu benar-benar ada, tapi dia tidak bermaksud menyerang bumi, hanya ingin menyelamatkan bumi agar tidak semakin tercemar.
Bagian yang paling seru dan cerdas adalah ketika tentara tersebut harus bersembunyi dan lari disaat tidak ada tempat untuk lari dan bersembunyi. Menegangkan dan membuat tercengang bagaimana penulis membuat kita berpikir bahwa tidak ada yang bisa dipercaya. Seorang kawan yang menjadi musuh diam-diam, atau penyamaran seorang musuh yang ternyata seorang kawan.
Isinya menarik dan tidak pernah membosankan, walaupun kesannya berat dan lebih diperuntukkan untuk golongan dewasa muda dan dewasa, tetap dikemas dengan menarik. Nggak akan berhenti baca sampai akhir karena penasaran. Ini salah satu judul dari karya Sidney Sheldon.

Ini salah satu judul dari 4 season Ilana Tan, ada Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London. Baru baca edisi summer sampai winter, yang spring akan dibaca, udah dibeli, tinggal mencari waktu yang tepat untuk membaca. Edisi yang ini dipinjam di perpus pusat. Cari di rak bagian FIB. Kalau Autumn in Paris ini ceritanya tentang cewek dan cowok yang saling suka tapi mendapati bahwa mereka nggak bisa bersatu, lebih tepatnya nggak boleh bersatu karena mereka mempunyai ayah yang sama, meskipun dari ibu yang berbeda. Sedih di bagian akhir dan sempat membuat terharu. Walau bisa ketebak alur ceritanya, tetap saja, penggambaran kota Paris oleh penulis cukup menarik.

Ini adalah tumpukan buku dari empat mata kuliah kilat instan ngebut di semester pendek kali ini. Seperti inilah keadaan ketika menjelang ujian, terlepas buku-buku itu dibaca atau nggak, yang penting ada-lah niat buat minjem buku.

Kalau buku Atkins, nah dia pengarang yang cerdas, bisa menulis dua buku mengenai kimia fisik dan kimia anorganik. Kedua bukunya dipakai, dengan penyajian yang mudah dipahami walaupun dalam bahasa inggris, lebih baik, daripada yang sudah diterjemahkan. Bahkan kimia kuantum juga dibahas dalam buku ini loh.

Salah satu buku tentang Principle of Instrumental Analysis yang aku pinjam khusus buat satu mata kuliah yang katanya ujian boleh open sources, ternyata tidak dipergunakan karena peraturan buka sumber dibatalkan.




Ini, mungkin agak terlambat, tapi ini benar-benar keadaan ujian maraton seminggu pas UAS semester 4 lalu. Luar biasa. 
Sekarang, kamarku sudah rapi. Sudah dikemas secara apik menjadi tumpukan kardus-kardus di atas lemari.

ADIOS.

Komentar

  1. Permisi kak. Buku Atkins nya masih dipake tidak? dan masih ada kah? saya tertarik dengan buku atkins nya. itu yg impor kan? dulu beli dimana ya? terus kisaran harganya brp?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Atkins nya aku pinjam dari senior, jadi sudah kukembalikan. Ada jual di dekat kampus dan sepertinya bukan asli. Atau coba cari soft file-nya saja

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...