It’s June. I don’t know I will like this June or just dislike
it. Started from 8 years ago... June is the most random month of the year...
Entah, Juni
terulang lagi yah setiap tahun. Kadang berpikir, apa bisa Juni di skip aja?
Kejadiannya dimulai
dari tahun lalu. Waktu itu ada suatu kejadian yang patut dicatat dalam sejarah
(mungkin). Hal itu karena...
Sebelumnya,
Juni memang bulan penuh ujian, mulai dari ujian SD, SMP, SMA, bahkan sampai di
perkuliahan pun, Juni tetap menjadi bulan pas sibuk-sibuknya kuliah. Tapi ini
jadi alasan lain, bukan alasan utama.
Balik lagi
karena kejadian setahun kemarin. Aneh! You
must accept the wrong one to be a rightness one. It is stupid but the real one.
People say ‘no’ and we must say ‘yes!’ Intinya, terjadi suatu tragedi yang
nggak menyenangkan (mungkin). Jadi aku menangis dan menangis.
Suatu ketika,
aku menemui seseorang yang terlibat dalam masalah itu. Awalnya, aku labil tapi
pas udah bisa menguasai diri, akhirnya aku di sana, bertatap muka dengan dia. Aku
kira semuanya dianggap ‘udahan’ aja jalan ceritanya, ternyata dia bahas lagi. Yang
tadinya adem ayem, jadinya nangis lagi. Aku lari ke WC terus nangis. Tiba-tiba
pintu WC diketuk, “Mule, jangan lama-lama di WC, ada yang mau masuk.” Padahal aku
tahu, itu bohong.
Tapi aku
keluar juga.
“Duduk,”
katanya setengah memerintah. Aku menurut.
“Kenapa itu
dibahas lagi? Itu membuat aku sedih,” kataku sambil berusaha mengatur nada
suaraku agar tidak terlalu terdengar gemetar.
“Semakin kamu
sedih, akan semakin saya tusuk dan bahas, berulang-ulang. Sebab bukan sedih
itu, tapi takut. Dan itu yang harus kamu lawan.”
Aku terdiam. Mulai
hari itu aku banyak belajar bagaimana melawan rasa takut. Sebab rasa takut itu
bukan dibiarkan untuk bertumbuh, tapi bagaimana harus kita hadapi. Aku belajar
dari seseorang dan seseorang itu belajar dari Seseorang Yang Lain.
Tiga tahun
yang lalu waktu aku berumur 17 tahun, usia yang dianggap dewasa dan boleh
memiliki kartu tanda penduduk sebagai warga negara Indonesia, waktu warga
negara Indonesia berhak menyuarakan hak pilihnya untuk ikut andil dalam memilih
pemimpin bangsa... Tiga tahun yang lampau, seharusnya jadi momen yang aku
senangi, kue ulang tahun, pesta, gaun, hotel mewah, dan tamu undangan yang
ramai memberikan ucapan selamat, kado ulang tahun, dan tepukan serta nyanyian ‘Selamat
ulang tahun.’ Seharusnya demikian, tapi...
Waktu itu aku
mengundang seseorang, seseorang yang aku harapkan dia bisa hadir di sana, saat
itu. Tapi sampai acara selesai, dia tidak juga datang. Nggak ada respon dan
tanggapan. Akhirnya, besoknya baru diberi kabar, ucapan minta maaf absen hadir
dan ucapan selamat ulang tahun. “Basi!” pikirku saat itu. Well, ulangtahun jadi terasa tidak penting lagi kan saat orang lain
(yang sangat kita harapkan) menganggap itu sesuatu yang remeh.
Delapan tahun
yang lalu, saat rok merah akan digantikan dengan rok biru tua, itu pertemuan
terakhir, di bulan Juni. Saat itu ulang tahun aku, seorang teman, sebut saja
namanya Yudha Dharma Lingga Duo Nugroho (dia nggak akan pernah baca blog ini),
memberikan aku sebuah boneka beruang ‘Forever Friends’ warna pink-keunguan,
dengan lambang hati pada bagian kaki kanannya, harum baunya, itu adalah
kesukaanku saat itu dan aku mendapatkannya.
15 Juni, kita
jalan bareng, hari itu yang aku cuma inget dia bilang, “Selamat ulang tahun.” Dan
Aku tersenyum. Kita janji akan pergi bareng lagi pas ulang tahun dia, 24 Juni
nanti. Dia mengiyakan.
23 Juni aku udah
nyiapin kado, aku hubung-hubungi dia, nggak ada jawaban.
Akhirnya 24
Juni kita batal pergi dan aku cuma bisa SMS dia aja. Masih nggak ada tanggapan.
25 Juni, aku
dapat kabar bahwa dia sudah pergi, tanpa ngucapin selamat tinggal atau bahkan memberitahu
aku sebelumnya. Ucapan dia yang terakhir yang aku ingat cuma, “Selamat ulang
tahun.”
Balik lagi
pada soal bulan Juni yang penuh ujian, ujian tulis masuk perguruan tinggi negri
juga dilakukan pada bulan Juni. Jadi bener-bener mesti fight yah di bulan ini.
Tapi satu hal
yang aku tahu, kalau bulan Juni datang, menandakan bahwa waktu liburan juga
akan segera tiba. So, no pain no gain.
Setelah sedih ada penghiburan, sama seperti pelangi sehabis hujan.
Those are some reasons why June is so absurd month
that I have to trying hard to enjoy it. J
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar