Langsung ke konten utama

Pelajaran Menjadi Anak Kos




Ini lebih ke curhat.
Sebenarnya pas awal jadi anak kos, waktu teman-teman dianter sama mama-papanya, aku dianter sama mbak. Beresin kamar bareng mbak, dan tinggal bareng mbak 3 hari, terus pulang, terus minggu depannya sudah mulai jadi anak kos yang benar-benar semuanya serba dikerjakan sendiri.
Untuk nyapu, ngepel, beres-beres, masih bisa-lah. Untuk cuci dan setrika? Ini ada pengalaman lain.
Jadi waktu itu masih pakai jasa laundry kan, tapi karena boros dan nggak bersih, akhirnya diputuskan cuci sendiri. Mama waktu itu datang, buat mantekin paku bikin jemuran sendiri di kamar. Kata mama, cuci bajuku yang nggak terlalu kotor itu, cukup direndam aja pakai rinso yang mahal, ada kristal birunya, terus tinggal kucek-kucek, bilas, peres, jemur, kering, angkat, setrika.
Gampang sih. Cuma karena belom terbiasa, jadi sering kecapekan sendiri. Terus sesi setrika. Di rumah aku hampir nggak pernah setrika, terus bingung gimana setrika, nggak ada setrikaan (itu masalahnya), akhirnya minjem teman. Terus minta di-demo-in gimana cara setrika, sampai dibuat video, terus keterusan, sampai semua baju aku disetrika-in. Kesempatan selanjutnya, cuma dikasih pinjem setrika, katanya kalau nggak aku mulai belajar, kapan bisanya, jadi aku mulai mencoba.
Selama belajar setrika, sudah ada dua pasang kaos kaki gosong dan lengket ke setrika, sebuah baju juga jadi korban, udah itu aja J
Terus, kan ventilasi belakang kamar kebuka, suka banyak orang bakar sampah terus masuk lewat sana jadi bau, akhirnya, mama datang buat nutupin ventilasi dengan karpet. Mantekin juga paku-paku buat jemur handuk dan jaket. Kayanya mama ke kosan buat mantekin paku doang.

Pelajaran jadi anak kos, masak sendiri masih jarang. Pernah masak, selalu gosong, kecuali mie instan dan air, nugget baru sekali nggak gosong (bangga).
Goreng pakai mentega


Jadi anak kos memang begitu, harus mandiri, bisa atur waktu, atur keuangan, atur sikap, atur penampilan, atur tata letak kamar, atur ini dan itu, atur-atur orang, eh.
Jadi anak kos memang begitu, kadang kelaperan sendiri, bisa tidur malem sendiri, bisa nonton film sendiri, baca buku sendiri, nangis ketawa sendiri.
Jadi anak kos memang begitu, bisa nyanyi-nyayi keras-keras sendiri.
Yah pokoknya, jadi anak kos mengajarkan aku buat lebih mandiri, tertib, cekatan, nggak gampang ngeluh, lebih kuat, berani, nggak gampang menyerah, kreatif, inisiatif, dan selalu bersyukur. J
ADIOS.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...