Langsung ke konten utama

Tobacco's Day

Tobacco’s day...
Yang terbanyang di benak aku, kalau semua perokok berhenti merokok hari ini, berapa kerugian yang dialami oleh berbagai perusahaan rokok di seluruh dunia?
Aku bukan orang yang anti rokok, walau sama sekali tidak mendukung rokok itu sendiri. Yang aku nggak suka dari rokok adalah karena asapnya yang bau dan bisa buat rambut dan baju bau. Itu aja alasannya. Sampai aku berpikir, apa ke dalam rokok dimasukan parfum aja biar asapnya nggak bau. Makin beracun aja rokok itu.
Karena di sekelliling aku banyak perokok membuat aku menjadi perokok juga, perokok pasif tentu saja.
Agak kurang setuju dengan judgement sekelompok orang yang bilang bahwa perokok itu nggak ada otaknya. Emang sih sel tubuh jadi rusak, sebagian, belum seluruhnya, secara sains-nya begitu. Tapi beberapa orang menunjukkan anomali, bahwa dengan rokok dalam kehidupan mereka, mereka tetap dapat berkarya dan berprestasi. Bukan berarti aku bilang kalau merokok itu bikin kita makin kreatif, hanya mau menekankan di sini, nggak semua perokok itu bodoh, ada sebagian kecil, kecil banget, bahwa ada perokok juga yang pinter. Sebut saja salah seorang senior di jurusan yang kreatif banget walaupun dia merokok. Ada juga salah satu sarjana Geologi jurusan ITB, atau mahasiswa jurusan pertambangan di Trisakti yang IP-nya lebih dari 3 koma sekian.
Bukan berarti perokok itu mesti dimusuhin, walau yang belom merokok jangan ikutan jadi perokok juga. Palingan kalau lagi ngobrol dan mereka mulai merokok, aku kibas-kibas tangan terus bilang, “Bau!” terus mereka bakalan (sedikit) menjauhkan putung rokoknya supaya arah asapnya ke arah yang (agak) jauh dari aku. Haha.
That’s my comment about tobacco’s day, today.
ADIOS.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...