Kenapa setiap karya yang dianggap sastra banget lalu dianggap sebuah seni itu adalah karya yang menggunakan banyak bahasa berat yang bahkan kadang penulisnya saja tak tahu maknanya apa. Seringkali, pemilihan kata Indonesia yang asing ditelinga orang awam itulah yang dianggap bagus.
Pernahkah kita memposisikan diri sebagai pembaca dari kalangan orang awam yang pada umumnya dikelompokan 'bisa membaca saja sudah bersyukur', bagaimana harus menterjemahkan lagi 'segepok' kata-kata sulit.
Bukankah lebih asyik ketika tulisan kita dapat dibaca dan DIMENGERTI oleh banyak orang sehingga memberikan suatu manfaat yang berguna bagi mereka yang membaca?
Okelah kalau beberapa kesusastraan Indonesia memiliki kualitas tatanan bahasa dan kata-kata tingkat tinggi, tapi tidak melulu itu saja yang menjadi penilaian tentang suatu estetika, suatu keindahan dalam sebuah sastra.
Bayangkan, cerita Hansel dan Gratel, Cinderella, Snow White, dan beberapa cerita anak lainnya milik Hans C. Andersen bisa menjadi terkenal karena kerangka berpikir dan pola bahasa yang sederhana, bisa dimengerti oleh anak-anak dan tetap teringat di otak mereka lalu membuat fantasi sendiri sampai mereka dewasa. Bahkan pembuatan film kartun Disney dilakukan oleh orang dewasa yang menikmati cerita sederhana itu.
Bahwa kesederhanaan memberikan suatu efek yang luar biasa. Sesuatu yang telah ada, apa yang terjadi di sekitar kita, dengan sedikit imajinasi dan polesan di sana-sini, maka bisa saja terbentuk suatu alur yang menakjubkan dan dapat dicerna oleh berbagai kalangan masyarakat.
Yuk, jangan takut dan malu berkarya. Mengungkapkan apa yang menjadi bahan pemikiran kita dalam suatu tulisan adalah hak manusia, saya rasa… :) Karena menurut saya, tidak ada karya yang bagus dan jelek, yang ada hanyalah menarik dan kurang menarik. Asal terus diasah, tanpa bakat yang sering dijunjung sebagai faktor utama, orang dapat tetap menjadi penulis.
Berani berkarya itu, keren!
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar