Pertemuan itu bukan untuk disesalkan, perpisahan itu
juga bukan untuk ditangisi.
Lalu, aku
mulai cerita ini dalam balutan kalimat emas, kaya motivator di channel elang tv
itu. Hem… pada kenyataannya, siapa yang nggak menyesalkan sebuah pertemuan,
kenapa datangnya terlalu cepat dan berlalunya begitu saja.
Sedih adalah
bagian dari emosi yang tak bisa dihindari dan perlu disadari, berbagai macam
rupa emosi jiwa adalah sebuah seni bagaimana manusia mengekspresikan
kreativitas. Orang yang penuh dengan berbagai emosi jiwa dalam dirinya
merupakan orang yang kreatif dan inovatif. Contohnya, para pemain teater.
Pemain teater
adalah sosok yang harus memerankan suatu tokoh walaupun itu bukan karakter dia
secara alamiah. Mereka harus jump ke
dalam suatu dunia yang diimajinasikan sendiri dan diadaptasi seolah dunia itu
nyata dan menjadi bagian dalam diri mereka. Meresapi dan merasakan nadi setiap
kata teks adalah bermakna, bukan sekedar dialog yang dihafalkan dan diucapkan
secara terbata.
Kebetulan aku
dulu bergabung dalam grup teater. Jangan sangka dalam teaterikal tidak
melibatkan banyak emosi jiwa. Perilaku kekerasan secara halus untuk mendapatkan
peran utama, bukan hal yang tabu. Setiap orang berhak mendapatkan suatu posisi
secara merata, asalkan diiringi bakat dan kemampuan yang mumpuni.
Latihan suara
perut, latihan mimic, dan yang penting adalah latihan menenangkan jiwa dengan
meditasi dan yoga. Waktu pertama kali ikut latihan, aku kira ini grup gila yang
terdiri dari orang-orang pemimpi yang bergerak mengikuti naluri mereka, karena
pada dasarnya mereka memang para pemimpi.
Menutup mata,
kemudian membiarkan angin mengalir di sekujur kulit dan membiarkan gaya
gravitasi hilang dan muncul, menaik turunkan tangan seperti burung, atau
meringankan langkah bak seorang
penari balet yang luwes. Aku kaget. Ketika energy di sekitar itu bisa kita
kendalikan, mereka membawa kita kepada imajinasi yang kita inginkan, dan
jadilah kita suatu pribadi yang bahkan orang lain akan berkata, “Itu dia?”
Suatu hal
menarik dari sebuah teaterikal adalah kompetisi yang sehat dan terbuka. Semua orang
menjadi juri bagi lainnya untuk menjadi pembelajaran diri mengeksplorasi
kemampuan diri yang terdalam dan menjewantahkannya dalam peran yang kemudian
ditanggungkan kepada tiap pribadi.
Yang jelas,
jangan sampai kehilangan jati diri yang sebenarnya dari sebuah, aku.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar