Langsung ke konten utama

Orang Ini


Ada beberapa hal yang setidaknya bisa aku contoh dari orang ini. Walau hanya dari pengalaman pribadi dan sepengamatan aku artinya apa yang aku ingat (agak diragukan berhubung ingatan aku yang ...), yah jadi kesimpulan mini tentang orang itu.
Gimana yah bilangnya.
Orang itu tampak biasa, seringkali diacuhkan, bahkan seringkali diremehkan atau menjadi bulan-bulanan teman sejawatnya. Mungkin karena mukanya yang ‘lempeng’ (meminjam salah satu istilah senior) jadi dipandang mudah di’bully’.
Tapi dia tulus...
Dia nggak ngeluh kalau ada yang marahin. Jarang banget mukanya kusem. Palingan diem. Kalau kondisinya udah akut.
Dia itu entah kenapa sabar banget. Mungkin udah terbiasa pasrah. Entah kenapa, juga jarang mengeluh, atau pernah tapi aku nggak inget kapan, berarti jarang-lah yah.
Selalu aja senyum-senyum jelek gitu, nggak deh cakep. Soalnya senyum itu lebih bagus daripada mesem-mesem nggak jelas. Orang ini, entah jenis langka yang akan ditemukan sejuta tahun lagi. Pokoknya, aneh (+) yang bikin sedikit gemes. Minta ditabok, giliran ditabok jadi ga tega. Mukanya juga, minta dimarahin, giliran dimarahin jadi kasihan.
Pokoknya, mau marah ke dia, dengan muka ‘lempeng’nya itu, yah nggak jadi marah, tiba-tiba aja nguap. Niat jauh-jauh kalau ketemu mau di rewel-in jadi nggak jadi.
Ya udah, sekian dulu tentang orang ini. Nanti kalau ada tambahan, baru disambung deh.
ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...