Aku nggak tahu apa salah aku sampai kamu tega mutusin
secara sepihak hubungan ini.
Waktu pertama kali aku minta nomor kamu, kamu
seneng-seneng aja, malah kamu yang misscalled
duluan, dan aku tahu kamu berharap banget aku sms.
Aku cuma minta kamu kok buat jemput aku dari Depok ke
Jakarta dan anterin aku balik dari Jakarta ke Depok.
Satu dua kali, kamu mau. Bahkan kamu yang bilang, “Tunggu
saya.” Alhasil, aku nungguin kamu dari jam 3 sore sampai jam 6 malem. Tapi aku
nggak marah walau udah lama banget nunggunya. Akhirnya, bisa juga aku dianter
pulang.
Waktu aku sms kamu, kamu nggak bales. Waktu aku telepon,
kamu nggak angkat. Akhirnya, aku telepon temen kamu karena panik kamu nggak
dateng-dateng. Akhirnya, temen kamu yang mesti jemput aku buat balik ke Depok.
Setelah beberapa minggu, ternyata nomor kamu malah nggak
bisa dihubungi sekarang. Dan temen kamu itu, juga nggak bisa dihubungin. Apa-apaan
ini?
Aku salah apa?
Aku nggak komentar waktu kamu ngebut di jalan, nggak
teriak bilang takut kalau kamu nembus pembatas busway, juga nggak marah waktu kamu minta uang, dari 7ribu jadi
8ribu, aku ikhlas.
Untuk sementara, aku nggak nunggu kamu dulu yah, aku
bareng sama yang lain yang duluan bisa anter aku ke Jakarta sampai kamu nggak
marah lagi sama aku.
Ya udah, itu aja pesen aku.
Buat Mas Danny dengan Debora-nya.
Dari Penumpangmu yang paling okeh.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar