Langsung ke konten utama

AYAH

Hasil gambar untuk father in siluet picture



Ayah
Pasti Kau sudah merencanakan akan hadirnya diriku dalam hidupMu, menjadi bagian pemanis yang indah dalam hari-hari yang kelak akan Kau habiskan bersamaku

Ayah
Pasti indah yah ketika mendengar tangis pertamaku, menyadari aku telah menjadi nyata adanya di dunia ini dan Engkau pasti menaruh berbagai harapan dalam doaMu untukku

Ayah
Kau pasti pria yang beruntung dan teman-temanMu pasti iri padaMu bahwa Kau telah menghadirkanku di dalam dunia ini, meskipun cela dan hina tak juga terhindar Kau dapat

Ayah
Setiap tetes peluh dan darahMu yang membasuh aku, dalam kenakalan dan perbantahan yang terjadi diantara kita, tapi Kau tetap memperjuangkan hidupku

Ayah
Terimakasih, karena Kau aku ada. Karena Kau aku hidup. Karena Kau aku hadir. Karena Kau aku mengerti akan arti cinta yang murni, bahwa tak kau pandang parasku, tingkahku, atau apa yang orang-orang lihat.

Ayah
Terimakasih telah mengenalkan aku tentang apa yang benar, mengajarkanku mengerti dan memahami kasih, memberikan aku harapan dan belajar rasa syukur

Ayah
Sejujurnya, akulah yang paling beruntung karena memiliki pahlawan tangguh seperti diriMu. DariMu lah kuterima segala sesuatu yang terbaik.

Ayah
Terimakasih untuk segala sesuatu yang kudapat. Aku mencintaiMu karena aku tahu Kau mencintaiku lebih dulu, lebih dari apapun dan siapapun di dunia ini.


ADIOS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...

Mengeluh

Seandainya aku punya kesempatan untuk memilih untuk mengeluh, pasti aku akan mengeluh terus. Sayangnya, aku nggak pernah dikasih pilihan untuk mengeluh, malahan aku digenjot untuk selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur dalam segala keadaan. Dan itu sangat MENYENANGKAN! Setiap orang selalu ingin mengeluh, boleh mengeluh. Hampir tiap hari aku bisa dengar orang  lain mengeluh. “Aduh capek.” “Aduh ujian tadi nggak bisa L ” “Aduh! Nggak ngerti pelajarannya...”  “Aduh, badan sakit.” Dan segala macam aduh dan aduh dan aduh. Sepertinya mengeluh itu enak. Aku yakin, sekali dua kali pasti ada kata aduh terlontar dari bibirku, tapi untuk full   mencurahkan segala keluh kesah, mulut ini seperti dibekap. “DIAM KAMU!” Waktu itu pernah jalan jauh, tentulah capek dan spontan aku bilang, “Aduh, capek.” Langsung saja pernyataan itu ditanggapi dengan tegas, “Jangan ngeluh!” Pernah aku bilang, “Aduh, nggak ngerti pelajaran ini.” Dan orang akan menatap dengan ta...