Hidup
tuh sia-sia banget yah.
Bukan,
ini bukan bentuk keputus-asa-an, aku tidak sedang depresi.
Tapi
benar, sulit banget untuk menemukan sesuatu yang benar. Kadang, kebenaran itu
sebenarnya sudah di depan mata, selangkah lagi menuju zona aman (walau zona
aman yang sesungguhnya tidak ada di Bumi ini), tapi begitu mudahnya orang
mengabaikan dan berbelok ke jalan yang salah, atau putar balik mengulang
kesalahan yang sama berulang kali.
Betapa
sia-sia-nya hidup ini.
Mungkin
beberapa kenalanku, baik teman atau saudara atau siapapun yang tahu aku di
dunia nyata menganggap aku aneh, abnormal.
Kenapa
aku harus berada di tingkat normalitas yang dibuat orang? Padahal normal pada
anggapanku, belum tentu standar normal yang dipakai orang lain. Tidak ada
sesuatu yang baku dan mutlak dalam hal itu. Tergantung, dasar mana kita
berpegang untuk memenuhi kriteria standar yang harus dicapai.
Dosen
yang kebanyakan dianggap aneh oleh mahasiswa justru merupakan dosen yang
memiliki eksistensi dan pengaruh yang besar. Dia punya caranya sendiri buat
menuangkan idenya dan memberikan standar normal. Baginya, menjadi orang yang
tidak biasa adalah batas normal yang harus dicapai.
Ya
sudah, itu saja tulisan malam ini.
ADIOS.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
BalasHapusSia-sia adalah soal sikap dan pandangan, kenyataannya tidak pernah ada yang sia-sia. Aku membuat blog berjudul Life, membahas berbagai aspek kehidupan, alasannya sederhana agar hidup ini tidak sia-sia. :)
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
So, Ron, you started your blog on October, 2014? Your blog contain similar post like me. I'm B blood type and semi-dyslexia, too. Thanks for your comment.
Hapus