Seandainya menulis
skripsi itu bisa sebebas menulis tulisan di blog ini, atau sebebas ngobrol ngalor-ngidul, atau sejelas sharing atau sekedar diskusi tukar
pendapat, pasti skripsi itu bakalan lebih mudah untuk diketik tanpa terikat
oleh peraturan macam apapun. Ditambah, nggak perlu detail untuk memberi
penjelasan dengan alasan dibalik alasan atau memikirkan apa jawaban dibalik jawaban
yang sudah diberikan.
Entah merasa ngeri
atau ngilu, sidang yang sebentar lagi bakal dihadapi dan nggak ada alasan buat
bilang nggak siap, aku harus siap.
Setelah berbulan-bulan
bergulat dengan penelitian, penulisan skripsi, rasa suka dan duka, keki ataupun kesal dalam perjalanan
panjang penuh peluh ini, dimana harus menghadapi dan mengontrol begitu banyak
perasaan yang emosional dengan tingkat kehati-hatian dan kewaspadaan akut,
akhirnya bisa menemukan jalan yang hampir bisa dikatakan, akan segera diakhiri.
Rasanya seperti
terlepas dari lilitan karet sayur yang dipakai buat main karet-karetan sewaktu
SD dulu…
Rasanya itu…seperti
makin mendekati…kepada satu kata…pengangguran.
Yap, setelah lulus sidang,
resmi sudah aku menjadi pengangguran sementara, dimana mencari pekerjaan akan
sangat dituntut, dan usia yang kian beranjak tua kembali dibahas, dalam penitian
karier maupun masalah pendamping hidup.
Entah mengapa,
hari-hari yang jahat kian mendekat membuat aku bertanya-tanya, se-absurd apa lagi
kata-kata orang buat aku dengar, mengenai masalah sensitive dalam hidupku yang
semestinya nggak perlu diikut-campur-adukkan dalam kehidupan rumah tangga orang
lain, tapi yah sudahlah. Anggap saja itu bentuk caring mereka padaku.
Dan sekali lagi,
dalam ke-abstrak-an yang terlintas sekejab setelah melihat blog sendiri dan
rasa menggelitik untuk mengisi barang satu post
saja, yang mungkin setelah ini nanti akan aku hide, yah sudah-lah, aku lagi pingin ketik sesuatu yang walau
isinya nggak jelas, tetap jadi satu halaman di word buat di posting di
blog ini.
Akhir kata,
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar