Coba lihat semilir angin, yang datang entah
dari mana dan pergi entah ke mana. Yang datang tanpa permisi dan pergi tanpa
pamit. Angin menghembuskan nafasnya, tak terlihat namun bisa kurasa. Angin
lembut mempermainkan rambutku, seolah belaiannya adalah bukti sayangnya pada
setiap anak manusia.
Ia tak bermaksud menggugurkan daun-daun
hijau, ia hanya membantu dedauanan kering mewarnai tanah, menyuburkannya
menjadi nutrisi kembali bagi sang pohon. Angin bermain-main menggericikkan
perairan tenang, ia tak suka keheningan mencekam, tapi menciptakan musik dari
setiap gerak liuk tubuhnya.
Angin mencintai keadilan, ia hadir membantu
penyerbukan, ia menggoyangkan suluh dan membuatnya melambai ramah pada elok
padi menguning yang terhampar di sawah sana yang balas melambai. Ia membuat
semua berada pada pengawasan Sang Ilahi. Ia menjatuhkan hukuman pada mereka
yang melanggar hukum. Angin tak bermaksud merusak ketika pusarannya bergerak
cepat, semakin membumbung tinggi ke angkasa raya. Ia tak sedang bermegah, ia
hanya ingin semua bernaung pada Penguasa Jagat Raya.
Angin punya rindu, ia ingin setiap insan
manusia tahu bahwa masih ada cinta kasih di bumi. Kemarin angin berbisik
padaku, katanya kekasihku titip rindu padanya. Kemarin angin bilang, rindu
kekasihku adalah ekspresi cinta yang bahkan tak bisa terucapkan. Angin menjadi
saksi bahwa kami sama-sama memiliki nafas kehidupan di bumi ini. Dia seumpama
penyambung tali tak tampak antara aku dan kekasihku.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar