Langsung ke konten utama

Jadi Bagaimana

Nggak peduli seberapa keras kita berusaha untuk berbuat semaksimal mungkin untuk menyenangkan orang lain atau setidaknya membuat keberadaan kita tidak merisihkan orang lain sehingga membuat mereka terganggu atau tidak nyaman means tidak sampai disebelin, tetap saja ada celah yang terjadi, satu-dua orang yang bakalan nggak suka. Bahkan TUHAN yang Sempurna aja, masih nggak disukai oleh manusia yang tidak tahu diri.
Jadi seberapapun besarnya usaha seseorang agar tidak menyakiti, tidak melukai, tidak menyinggung perasaan orang lain, tetap saja akan terjadi hal sebaliknya yang tidak diinginkan, seberapapun kita berusaha untuk menghindari dan mencegah hal itu terjadi.
Ditilik dan direnungkan, apa masalahnya? Apa mungkin itu berasal dari orang yang bersangkutan? Apa karena ada hal yang si A lakukan sekali saja salah di mata si B, lantas sepanjang usia si B jadi tidak menyukai si A? Lantas, pertanyaannya bukan lagi, “Siapa yang salah?” melainkan, “Di mana bagian yang harus dibenarkan dan bagaimana cara membenarkan yang tidak benar tersebut?”
Kedewasaan itu menjadi suatu tanda tanya pada orang dewasa yang seringkali menggunakan otak mereka tanpa memikirkan perasaan orang lain, tanpa punya hati. Lantas, apakah hal itu dapat dikatakan dewasa? Orang dewasa yang kerap-kali menyalahkan anak kecil, orang dewasa yang kerap-kali disalahkan anak kecil?
Bagaimana menjadi jembatan penghubung? Atau bagaimana menyeberangi suatu jurang pemisah agar sampai di ujung penantian yang melelahkan? Apa ini semua hanyalah fatamorgana yang kemudian hilang lenyap seperti asap?
Jadi kembali ke bagian awal, bagaimana berusaha untuk berhenti berusaha menyenangkan orang yang tidak menyenangkan?

ADIOS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pita Hijau, Kuning, dan Merah

Ini pengalaman ospek yang lucu, menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pasalnya, aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini terjadi pagi hari saat hari pertama OKK, ospek untuk Universitas di Depok berlangsung. Jam 7 pagi kami semua harus berkumpul, tapi aku dan teman-temanku malah berjalan santai berlenggang kangkung bak putri solo yang memakai kebaya rapat jaman dahulu. Jadi pada intinya, kita jalannya santai aja padahal ada kakak senior berjakun yang jagain dan ternyata kita nggak boleh naik bikun(alat transport)ke balairung, tempat berkumpul dan acara berlangsung. Otomatis, kita mesti lari-larian dari teknik melewati ekonomi, melewati jalan diantara FIB dan FISIP. Ngos, ngos. Pemeriksaan. Cek list, pass... Jalan santai lagi sambil menikmati hawa sejuk yang agak menusuk kulit tapi pemandangan hijaunya daun menyegarkan sekali. Kami seperti menganggap ini adalah jalan santai, jalan pagi bagi para manula untuk menghindari osteoporosis. Sementara, senior-senior berjakun sudah ber...

Lagu Penuntun Malam (yang Dingin) #4

Malem ini dingin banget dan saya kedinginan, bukan maksud ambigu yang lain loh, cuma emang tubuh menggigil. Mungkin karena hujan terus sepanjang hari, mungkin juga karena tubuh yang lagi nggak fit. Bukti kedinginan ( lebay ): Udah pake syal, selimut, sweater ... dan oh, kaos kaki juga. Tapi di malam yang dingin ini ditemani lagu-lagu yang sedikit banyak menghibur. You’ll Be in My Heart-Phill Collins ost. Tarzan (Disney) Come stop your crying It will be all right Just take my hand Hold it tight I will protect you from all around you I will be here Don't you cry For one so small, you seem so strong My arms will hold you, keep you safe and warm This bond between us Can't be broken I will be here Don't you cry 'Cause you'll be in my heart Yes, you'll be in my heart From this day on Now and forever more You'll be in my heart No matter what they say You'll be here in my heart, always Why can't they understand the wa...

Jadi Anak Kecil

Sebenarnya kepikiran aja tadi di jalan, enak yah kalau jadi anak kecil. Minta ini itu seenaknya, berasa nggak punya beban kalau orang yang diminta bisa aja kelimpungan buat memenuhi permintaan itu. Tinggal ngambek aja kalau ga dikasih, bisa marah-marah seenaknya, paling ditabok dikit. Bisa merengek dan melakukan kesalahan tanpa benar-benar disalahkan. Enak yah kalau jadi anak kecil yang punya orangtua yang sayang dan care gitu, yang protective dan selalu bisa diajak komunikasi. Enak banget, nggak perlu pusing mikirin besok makan apa, laporan udah selesai atau belum, ketemu rival nyebelin, atau mikirin besok mau pakai baju apa dan godain mas-mas mana lagi. (eh) Jadi anak kecil itu gampang-gampang susah, tinggal minta, tinggal nangis buat nyari perhatian. Buktinya aja baby , pipis, pup, laper, apa-apa semua tinggal nangis. Digigit nyamuk, gatel, nangis. Ga bisa tidur, nangis. Sakit, nangis. Nah, giliran orangtua yang rempong, mengartikan semua ketidakjelasan dari anak kecil. Bi...