Kamu tahu bahwa tidaklah mudah bagiku pada awalnya untuk menerima dan
menjalankan ini semua, tapi akhirnya ketulusan dan kepasrahan pada TUHAN-ku
yang membuat aku sanggup berada di dalam rencana-NYA. Kamu dan aku, kita
sama-sama tahu bahwa kita sama-sama mencintainya. Jagalah hatinya, bukankah itu
yang kau janjikan pada awalnya? Tolong, jangan sakiti dia.
Kamu pasti mengerti tiap tetes air mata kesakitan dan kesedihan, atau
teriakan dalam hati namun tak bersuara. Dan ketahuilah, itu yang aku rasakan
sampai saat ini. Kekuatanku tak seberapa Dik, atau harus kupanggil kau Bunda? Mengapa
kau uji aku sampai sejauh ini untuk mengukur seberapa lama lagi aku bertahan
dalam kondisi seperti ini, dengan menyakiti dirinya?
Kau beruntung Dik, kau beruntung Bunda, bisa berada di posisimu saat ini.
hargailah, tolong, hargailah! Seberapa banyak lagi harus kau buat kesalahan
yang sama? Seberapa lama lagi kau mau berdiri di atas sikapmu yang seperti itu?
Tolong, mengertilah perasaanku.
Atau bila kau tak peduli, bila kau tak mau tahu tentang betapa sakitnya
aku, tak mengapa Adik, tak mengapa Bunda. Hanya pesanku, jagalah dia, jagalah
hatinya. Bukankah kau mencintainya juga? Tolong, jangan sakiti dia.
ADIOS
ADIOS
Komentar
Posting Komentar