Rasanya akhir-akhir ini jarang
sekali membuka Ms. Word untuk sekedar mengetik barang sepatah-dua patah-dan
berpatah-patah kata lainnya. Begitu melihat jam dinding, ah, sudah tengah
malam, sudah jam 12 dini hari, besok harus masuk pagi untuk kuliah atau terkadang
bahkan tugas di depan mata belum juga usai. Lantas, bagaimana menyediakan waktu
untuk mengetik?
Perenungan? Ide? Banyak bung! Saking
banyaknya, buah pikir ini melakukan ekspansi otak lalu karena volume yang
konstan namun suhu dinaikan, terjadilah kebocoran ide karena tekanan yang terus
menerus bertambah namun kapasitas tempat tak memenuhi. Bahasanya saya
sederhanakan dengan LUPA.
Jadi mau bahas apa kita malam
ini dibulan yang kesepuluh namun kedelapan ini?
Ya sudah, saya mau curhat aja. Bukan
curhatan galau kok jadi tenang. Pasang posisi duduk yang oke kemudian mata yang
fokus namun bahumu sedikit di relaksasikan. Mari kita mulai bercerita, atau
lebih tepatnya saya yang memulai cerita.
Pada dasarnya, saya tahu saya
ini bukanlah si jenius yang langsung menyerap pelajaran yang disampaikan bak
sponge yang mudah menyerap air namun mudah juga melupakannya. Saya ini juga
bukan penyair atau pemantun atau si pencerita ulung. Namun, seseorang
menyadarkan saya mengenai bakat yang saya punya dengan menyebut saya, “Bahasa
tingkat tinggi.”
Sebenarnya, pujian itu terlalu
tinggi untuk saya. #jujur
Saya suka membaca, itu kuncinya.
Saya suka ketika mengetahui untuk pertama kalinya bahwa air mengalir ke bawah,
bulan itu tidak bersinar, ia hanya memantulkan cahaya matahari, saya suka
mengenai perbintangan dan juga dongeng Yunani, saya suka dengan novel-novel
picisan yang sangat menghibur saya sampai saat ini dan berharap suatu saat
mempunyai kisah sendiri yang dapat saya bukukan. Saya suka ketika pertama kali
mengetahui dari mana seorang bayi lahir dan bagaimana proses terbentuknya, saya
senang ketika mengetahui bahwa mahkluk hidup itu terdiri dari berjuta-juta sel
kecil yang menyusunnya membentuk jaringan, organ, sistem, individu, populasi,
komunitas, ekosistem, bioma, biosfer. Saya senang menghitung jual, beli,
untung, neto, bruto, KPK, FPB, logaritma, sin, cos, tan, dan deret, limit,
integral, serta turunan.
Atau senang sekali mempelajari
hukum Newton dengan menghitung gaya tak tampak, gas ideal dan aplikasinya, dan juga senang dengan fisika modern. Saya juga suka saat mempelajari kimia,
sesuatu yang tidak nampak mata, namun nyata, sesuatu yang tak terlihat namun
terukur, sesuatu yang tak dapat dipegang namun dipercaya ada keberadaannya.
Nah, jadi banyak kan tulisannya,
padahal belum cerita apa-apa.
Jadi, dari senang membaca, entah
itu koran, kamus, novel, buku pelajaran, buku sastra, komik, majalah, e-book,
semua yang dapat memberi faedah dan menarik bagi saya, seolah terlahap
semuanya.
Satu hal yang paling menarik
dari kesemuaannya itu adalah saya sangat senang begitu mengetahui keberadaan
Tuhan untuk pertama kalinya, bahwa IA yang tak tampak namun terasa, IA yang tak
tahu entah di mana, ternyata dekat. Itulah yang menarik untuk ditelaah lebih
lanjut.
Dari spesialisasi yang saya
tekuni saat ini, yaitu mengenai kimia, seperti yang sudah saya paparkan di atas
tadi bahwa ada suatu kemiripan yang unik mempelajari kimia ini dengan bagaimana
pemahaman dalam mengenal Sang Pencipta.
Benar-lah...
Saya beri suatu contoh....
Dalam suatu praktikum analisis
(walau saya masih awam), saya, selaku praktikan, diberi suatu larutan sampel
berwarna-warni. Waktu itu saya mendapat sampel berwarna kuning. Setelah melakukan
berbagai prosedur kegiatan untuk menentukan kandungan dalam sampel, di dapatlah
kalau larutan tersebut mengandung kation Kalium dan anion kromat dan terbukti
dalam bentuk solid atau padatan (endapan/bubuk/zat padat). Secara kasat mata,
larutan itu bening kuning. Tidak ditemukan adanya serbuk, atau partikel
mengapung atau melayang atau bahkan tenggelam di dalam gelas kaca bening.
Ternyata, apa yang terlihat mata
itu tidaklah dapat membuktikan suatu keberadaan zat atau materi tertentu dalam
suatu ruang fokus atau sistem. Bahwa secara eksperimen pun dapat dibuktikan
adanya suatu zat, suatu materi yang tak diperhitungkan pada awalnya, namun
nyata, namun ada, namun terjadi.
Lantas, apa hubungannya dengan
pengenalan dari Yang Maha Tinggi?
Anda butuh perenungan dalam mengenai hal ini dan perlu membacanya kembali dari awal.
Saya tutup tulisan ini untuk
judul ini untuk artikel ini sampai di sini karena waktu di laptop saya sudah
menunjukkan pukul 11.24 PM.
ADIOS.
Aku suka gaya tulisan si mule ini....wkwkwkwk dimulai dari tidung
BalasHapusthanks to our FATHER :)
BalasHapus