Rasanya seperti lahir baru kembali, mengingat lupa yang sempat ditinggal dan menemukan kembali apa itu bahagia yang ternyata kesemuaannya sederhana. Seperti, laptop yang baru aja di- install dan sukses lancar jaya tinggal beberapa aplikasi dimasukan kembali, bahagia. Bisa menyelesaikan tugas baca jurnal, bahagia. Nggak mikir aneh, nggak ada beban, sensitive, menghalau pikiran buruk, bahagia. Nggak cepat marah dan tersinggung, tetap bertahan dalam kesedihan yang segera ditepis, dan nggak perlu terlalu perduli dengan pelecehan karakter yang dilakukan orang, bahagia. Sesederhana itu bahagia, bahwa bukan perkataan orang, bahkan bukan pemikiran diri sendiri yang mesti dipikirkan, itu sudah meningkatkan kebahagiaan aku 300%. Semua itu berawal dari keterpurukan aku pada tanggal 18 Februari 2017, aku merasa di ujung kematian, tidak diinginkan, ditinggalkan dalam kesendirian, mencoba bertahan pada kaki yang rapuh dan pijakan yang seolah goyah karena diguncang sebegitu hebatnya. A...