Morning Idea! Segar!
Jadi ceritanya,
kemarin itu sempat ada diskusi dengan seseorang berinisial AD. Dia bilang aku
ini introvert nggak, ekstrovert juga nggak, bahkan awal kenal aku disangka
introvert, aneh, dan faking good. Gile
yeh, jelek semua penilaiannya.
Seiring berjalannya
waktu, AD bilang kalau aku ini balance
tapi sedikit dominan introvert, sekitar 51:49 gitu lah sama ekstrovert. Kalau istilah
yang aku googling itu namanya
Ambivert dan hanya 3-7% penduduk Indonesia yang punya kepribadian Ambivert. Nice! I’m unique!
Jadi balik
lagi, klarifikasi introvert sudah beres, aneh aku adalah unik, dan faking good aku karena nggak bisa
ditebak (asik, jadi misterius lagi, as
always).
Mari aku
jelaskan yang sebenarnya juga baru aku ketahui setelah diberi ‘pencerahan’ dari
AD dan hasil searching and matching
mengenai fakta yang sebenarnya terjadi.
Introvert maupun
ekstrovert, semua dimiliki oleh setiap orang, tergantung dominan yang mana yang
lebih menonjol dan terlihat. Yang tidak langsung terlihat, yah seperti aku ini,
ambivert (setelah setahun, AD baru menyadari hal ini). Kenapa bisa ada dua hal
dalam satu kepribadian? Karena alam selalu mengarah pada keseimbangan, seperti
halnya reaksi kimia. Semua yang ada di alam semesta ini, menuntut kesetimbangan.
Se-ekstro-ektrovertnya
seseorang, must be something they hide
about their privacy. Se-intro-introvertnya seseorang pasti ada sisi yang, “Saya
mau cerita, saya butuh orang lain untuk tahu mengenai ini.” Dan selalu ada yang
bisa disembunyikan dan selalu ada yang bisa digali. Se-ekstrim apapun hal itu
terjadi. Tinggal ‘bersaing’ kuat-kuatan dengan waktu, seberapa tahan dalam hal
berjuang mengenai sesuatu yang ingin didapatkan.
Oke, aku
semakin mirip motivator.
Balik lagi
ke aku (kan ini blog aku, jadi cerita tentang aku, aku, dan aku (seems so boring and egois).
Nah, kalau
aku kenapa dibilang ambivert karena…
Sometime I need my time, I mean really my only time
with me myself to think or think and think without any disruption from the surrounding.
Selepas dari
waktu itu, silahkan berkomunikasi aktif dengan aku dan aku membaurkan diri
dengan yang lain.
Aku bisa saat aku mau.
Selain itu,
aku juga memilah informasi apa yang mau aku sampaikan. Semisal masalah pribadi
yang benar-benar rahasia, aku nggak akan sampaikan. Aku share hanya ke beberapa orang yang bisa dipercaya, baik menjaga
maupun memberi respon. Semisal informasi penting yang memang perlu disampaikan,
buat apa menahan info tersebut?
Tergantung pada
situasi apa yang sedang aku prioritaskan. Dengan tahu prioritas, aku jadi tahu
apa yang harus aku lakukan, apa yang menjadi focus yang perlu aku lihat, dan keputusan
apa yang harus aku ambil. Hal ini bisa kita latih sehingga terbiasa.
Tapi sayangnya,
ketika ujian aku belum lulus untuk berpikir terintegrasi (yang akan aku bahas
di tulisan lainnya).
Itu aja dulu
yang mau aku sampaikan pada morning idea
kali ini.
ADIOS.
Komentar
Posting Komentar